18 | Rumit II

106 47 19
                                    

Membuka matanya dan berfikir kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membuka matanya dan berfikir kembali. Bangkit dari duduknya dan mencari foto mendiang Bundanya itu, foto yang telah lama tak diperlihatkannya. Sembari mengusap foto sang Bunda Viral mengajaknya mengobrol.

"Bunda," lirih Viral.

"Pasti disana bunda liat aku kan?"

"Bunda sehatkan disana? Ngga sakit kan?"

"Bunda aku harus gimana sekarang?"

"Em emang bener yah aku punya sodara kembar?"

"Kalo emang punya kenapa sejak kecil ngga sama kita bun?"

"Bun!!"

"Bundaaa!!"

"Hiksss!" Ia menangis lagi.

"Aku harus gimana?"

"Ngakuin dia sebagai sodara?"

"Dan ngubur perasaan aku ke dia?"

"Bun!!"

"Hikss!"

"Ngga bisa bun!"

"Ngga bisa!!"

"Mungkin bunda disana denger tapi ngga mau jawab."

"Jawab dong bunn!!"

"Aku butuh jawaban!!"

"Hiksss!"

*kaya dia aja yang dichat ngga dibales wkwk.

Viral merasa bodoh mengobrol dengan bundanya yang telah tiada, mana bisa membalasnya.

"Apa gue harus ke rumahnya dan jelasin ke dia tentang semua ini?"

"Tapi-"

Keadaan kamar yang masih berantakan, luka yang ada di tangan dan tubuhnya ia tak pedulikan, Ia langsung bersiap untuk ke rumah Raya.

o0o

"WOY ANAK PUNGUT!!" teriak dia.

Raya tidak peduli dengan itu.

"WOY TULI LO!!" teriak dia.

Merasa ia tidak dipedulikan oleh Raya. Dengan kuatnya ia mencengkram tangan Raya, "Aishh!" rintih Raya.

"SAKIT BEGOOO!!" bentak Raya.

"Abisan dipanggil ngga nengok-nengok!!"


"HA? Lo manggil gue? Masa sih? Kayanya tadi ngga ada suara," cerocos Raya.

"Kan emang Lo tuli!!" sindir dia.

"Tuli?"

"IYA TULI!!"

ᴀʟᴜʀ ʜɪᴅᴜᴘᴋᴜ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang