Chapter 《03》

15 4 28
                                    

Happy Reading guyss❤

.
.
.

BRUKK!!

Aku pun terjatuh dengan motorku, untung saja, saat itu jalanan masih sunyi dan hanya ada mobil sedan berwarna putih yg berhenti ketika aku jatuh.

Terlihat seorang lelaki turun dari mobil tersebut sembari berlari kecil menghampiriku.

"Kamu tidak apa-apa?," tanya nya terlihat cemas kala ia berada di dekatku.

Aku pun bangkit, yah karena kurasa kecelakaan yg ku alami ini tak cukup parah, hanya saja motor ku banyak yg lecet.

"Aku tidak apa-apa" ujarku berusaha menstabilkan keadaanku, aku pun mulai menatapnya dengan jelas.

DEG(?)

Aku merasakan suatu desiran yg tak dapat kuartikan, dengan cepat ku tangkis semua itu dengan mengalihkan tatapan ku.

"Kamu yakin?," tanya nya kembali.

"Iya, kamu tidak usah khawatir begitu" ucapku cuek, aku pun mulai melangkah menuju motorku, dan menyalakannya. Alhamdulillah motorku bisa menyala, lalu aku pun beranjak pergi tanpa berpamitan dengan lelaki tersebut.

****

Setibanya di rumah, aku melihat Ibu ku tengah menyiram kembang-kembangnya yang menghiasi pekarangan rumah.

"Assalamualaikum Bu," sapaku ketika masuk di pekarangan rumah

"Waalaikumussalam, Astagfirullah, kamu kenapa nak?" tanya Ibu khawatir sembari menghampiriku.

"Kerudung kamu ini kenapa?" Tambahnya sembari memegang kerudung dan gamis ku yg ada sedikit sobekannya.

"Tadi, waktu pulang kepala Risha sakit sekali Bu, dan aku gak bisa mengontol, yah akhirnya jatuh" jelasku sembari duduk dikursi

"Tapi kamu ngak kenapa-kenapa kan nak?, lain kali kalau kamu keluar biar kakak mu saja yg antar"

"Ibu ngak perlu cemas kok, aku baik-baik saja"

"Tapi Bu, kanapa belakangan ini aku sering sakit kepala yah?"

"Mungkin kamu tidurnya ngak teratur, kamu mau cek ke dokter?"

"Ahh, ngak usah bu, mungkin benar kata Ibu kan akhir-akhir ini aku sering begadang ngerjain tugas kuliah"

"Nak, tadi ada yg cariin kamu, katanya dia teman SMA mu dulu, kalau ngak salah sih namanya KIRANA" mendengar perkataan Ibu, aku pun tersontak kaget.

"Ah, Kirana?," lirihku tak percaya

"Iya nak, kayaknya ada yg pengen dia sampein," ucap Ibuku yg membuat ku penasaran.

"Nak bagaimana dengan Azam?, apa kamu menerimanya?" Tanya Ibu

"Tadi aja ngak dateng Bu, apalagi mau nikah sama dia, orangnya pun kagak ada perasaannya gitu, soalnya dia hanya minta maaf sama Ibu dan kakak doang" jelasku

"Jadi kamu punya harapan dong sama dia?," tanya Ibu menggodaku.

"Ihh Ibu ngak lah,"

"Makanya kamu tuh jangan ngambek-ngambek dulu, jadi tadi selepas dia menelepon kakak mu, Azam juga telepon ibu, dia minta maaf karena ngak datang, dia pun minta tolong agar permintaan maafnya ditanyakan ke kamu, katanya tadi sih dia mau bilang ke kakak kamu, tapi pas awal percakapan kakak mu tadi suaramu nyelip, jadi dia malu lah" jelas Ibuku yg membuat prasangka ku sangat salah.

"Oooo" ucapku

****

Malam pun tiba, sembari mengerjakan tugas-tugas kuliah, tiba-tiba kak Malik datang mengusikku.

"Belajarnya serius banget" ujarnya

"Haruslah kak, kalau mau mengejar cita-cita itu Full semangatnya, ngak boleh kendor" cerocosku yg membuat kak malik tertawa.

"Hehehe emang cita-cita kamu apa?"

"Jadi Dosen" jawabku singkat

"Nah pas banget" katanya yg membuatku sedikit kaget dan kebingungan.

"AZAM kan sekarang dosen, dan kamu mau jadi dosen, hmm emang jodoh ngak kemana yah"

"Ihh kakak"

"Kamu mau liat foto Azam ngak?" Tawarnya

"Ngak usah" ucapku, padahal dihatiku sangat penasaran dengannya.

"Ini" ujarnya sembari menyodorkan ponselnya dengan suata gambar, aku pun mulai melihatnya.

"HA?," lirihku.




#TBC

Terimaksih telah membaca🙏


Imam Pilihan IBU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang