"BALON KU ADA LIMA RUPA-RUPA WARNANYA, MERAH, KUNING KELABU, MERAH MUDA, DAN HIJAU
MELETUS BALON HIJAU...""DOR!"
"SELAMAT ANDA TELAH SAYA DOR-DOR, BERARTI SEKARANG KITA PACARAN." ujarnya sambil menunjuk jari telunjuknya ke arah Ghani dan jangan lupakan senyuman usilnya.
Semua yang mendengar itu terbelak kaget sehingga mata mereka ingin keluar. Hanya dua orang yang sedari tadi menatap datar ke arah cewe itu. Yaitu Ghani dan Keina. Tidak-tidak itu bukan Keina yang bernyanyi.
Melainkan Nazwa.
Gadis gila itu sekarang sudah sangat pd hingga ia tidak merasa malu sedikitpun. Keina saja yang bukan dirinya merasa malu sendiri. Ghani? Jangan tanyakan bagaimana ekspresi wajahnya sekarang. Malu dan marah. Itu yang dirasakan oleh Ghani.
Ghani menutup matanya dengan geram, "gadis ini ..." gumamnya.
Keina yang masih mendengar ucapan Ghani langsung tertawa tertahan. Sontak hal itu tidak luput dari penglihatan Ghani, ia menatap tajam Keina.
"Apa?" ucap Ghani dengan nada ketusnya sambil menatap tajam Keina.
Detik itu juga Keina langsung mengganti ekspresi datarnya seperti tadi. Bisa gawat jika ia melawan ketua osis songong ini, yang ada itu membahayakan dirinya sendiri.
"WOI BANG!" seru Nazwa yang membuat semua mata tertuju padanya.
"Jadi gimana bang? Mau gak jadi pacar neng Nazwa?" tanya sambil menaik turunkan alisnya.
***
Setelah sekian lama Keina mengikuti kegiatan MPLS kini waktunya bagi mereka diperbolehkan istirahat. Sebenarnya rasa lelah itu sudah terganti sejak Nazwa, sih, gadis gila itu kejar-kejaran dengan ketua osis. Keina masih mengingat betul bagaimana wajah merah padam Ghani. Dipikir-pikir ketua osis itu memang tampan, pantas saja siswi di sini pada tergila-gila.
Keina langsung menggeleng-gelengkan kepalanya."Apaan dah, ngapain juga Keina mikirin dia."
Saat ini Keina sedang berada di kantin sekolahnya, seharusnya saat ini ia harus mencari tempat duduknya di kelas. Tapi itu semua dihiraukan oleh Keina, baginya perut kenyang itu lebih penting.
"Keina ya?" panggil seorang siswi.
Keina yang sedang fokus makan bakso langsung menghentikan aktifitasnya itu dan menoleh ke arah sampingnya. Ia menatap datar gadis itu, ternyata gadis itu nerd.
Keina tersenyum dan menganggukan kepalanya. Ia menghiraukan cewe itu dan melanjutkan makan baksonya kembali. Jika ditanya Keina itu sombong jawabannya adalah tidak. Ia memang tidak bisa bersosialisasi begitu saja. Ia harus membuka ruang beberapa waktu untuk bisa akrab dengan orang lain.
Gadis itu langsung tersenyum masam. Kenapa semua orang selalu memandang fisik dan penampilan. Niatnya saat pergi ke kantin adalah membeli minuman. Tapi, ketika melihat Keina duduk seorang diri ia memberanikan diri untuk berkenalan. Lagian ini salah dirinya, siapa juga yang ingin berteman dengan gadis cupu seperti dirinya ini. Lebih baik ia pergi dari sini, jika ia terus menerus di sini yang ada Keina akan terganggu.
"Tau nama aku dari mana?" tanya Keina sambil mengelap tisu di bibirnya. Gadis itu lalu memberhentikan jalannya dan berbalik sambil tersenyum hangat.
"Siapa yang gak kenal kamu? Semua kakak-an kelas yang cowo pada suka sama kamu. Tuh, sepanjang aku jalan ke kantin aja cowo-cowo pada ghibahin kecantikan kamu. Kam--" ucapan gadis itu langsung dipotong oleh Keina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Rindu Keina [ON GOING]
Teen FictionBagaimana rasanya saat ibu yang selalu menjadi penyemangat kita, senyumanmya menjadi penguat hati kita, tetapi meninggalkan kita begitu cepat? Namanya Keina, sih gadis kuat. Menahan rindunya dalam setiap tahun, bulan, hari, jam, menit untuk menahan...