Selamat membaca, maaf bila ketikan tangan ku tak mengesan dihati kalian.
"Kei, kamu pulang naik apa?" Tata dan Keina berjalan beriringan saat ini.
"Naik angkot Ta," ujarnya.
Tata tertegun beberapa saat. Bukan Tata tidak tahu Keina ini dari keluarga mana, yang jelas dari keluarga orang kaya. Sebenarnya Tata sudah mengetahui Keina dari papanya. Papa Keina dan papa Tata adalah rekan bisnis. Jadi, papa Tata pernah menunjuk-kan foto Keina. Sebenarnya ini alasan ia berkenalan dengan Keina bukan karena kakak-kan kelas itu.
Tidak kunjung sadar dari pikirannya sendiri membuatnya tidak sadar bahwa secara tidak langsung ia memberhentikan langkahnya. Keina yang menyadari itu langsung menoleh ke belakang. Keningnya berkerut, dan berjalan ke arah Tata.
"Ta," panggilnya sambil melambaikan tangannya ke depan wajah Tata.
Tata langsung mengerjapkan matanya."Eh, iya Kei?"
"Kenapa melamun?" tanyanya.
"O-h gak kok, gak melamun." ujarnya sambil memegang tengkuknya. Setelah itu mereka melanjutkan jalan mereka untuk sampai ke gerbang sekolah.
"Kei," fokus Keina menatap jalan agar mengetahui ada angkot yang lewat terputus. Tapi ngomong-ngomong Keina sering ketinggalan angkot karena sering mengobrol maka dari itu ia tidak mau itu terjadi. Alhasil ia mengabaikan Tata.
"Hm?" pandangannya kembali menatap jalan.
"Kamu gak malu naik angkot?" tanyanya yang tidak berani menatap Keina.
Keina yang melihat Tata memainkan dasinya tersenyum hangat, "sama sekali gak malu, aku mau mandiri."
"Permisi Nona Tata," panggil seorang supir yang sudah dipastikan supir pribadi yang mengatar jemputkan Tata. Keina tersenyum kepada pak supir itu.
"Bapak pulang sendiri aja. Tata mau naik angkot sama Keina,"
Keina menggelengkan kepalanya dan mengibaskan tangannya. "Gak usah Ta, aku udah terbiasa pulang sendiri."
"Ta--" ucapan Tata dipotong oleh supirnya.
"Maaf Nona, tapi Nona harus pulang cepat karena nanti kita harus ke bandara menjemput mama nona." ujar supir itu.
Tata menghela nafasnya dengan kasar dan wajah yang terlihat lesu."Kapan-kapan kita pulang sama ya?"
Keina menganggukan kepalanya. Tidak lama mobil Tata melaju dengan kecepatan sedang. Keina terus melambaikan tangannya sambil tersenyum riang.
Tin ... Tin ... Tin ...
Keina yang sudah tanda ini klakson angkot langsung membalikan tubuhnya, tanpa basa basi ia langsung masuk dan mencari tempat duduk yang nyaman. Ia duduk di samping gadis yang kepalanya ditutup oleh hoodie.
"Lo berdua jijik banget ya temanan sama gue?" tidak ada nada tengil dari gadis ini, hanya nada datar. Keina langsung membelak-kan matanya, ternyata itu Nazwa, sih, gadis gila.
Ada rasa bersalahnya saat ia mengabaikan Nazwa. Tapi, apalah daya bagi seorang Keina yang sangat susah bersosialisasi. Jika hatinya berkata tidak maka secara tidak langsung ia akan menjauhi orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Rindu Keina [ON GOING]
Teen FictionBagaimana rasanya saat ibu yang selalu menjadi penyemangat kita, senyumanmya menjadi penguat hati kita, tetapi meninggalkan kita begitu cepat? Namanya Keina, sih gadis kuat. Menahan rindunya dalam setiap tahun, bulan, hari, jam, menit untuk menahan...