SATU

16 5 0
                                    

Pagi itu suasana halaman masih ramai. Masa Orientasi Siswa SMA Garuda Kencana sudah berakhir hari ini. Masih terlihat beberapa anak osis berkeliaran di tengah lapangan, membereskan peralatan upacara yang pagi tadi digunakan.

Seorang gadis tampak celingukan mencari keberadaan seseorang. Ini sudah hari kelimanya berada di sekolah ini dan mengikuti MOS, tapi tidak tampak seorang teman pun disebelahnya.

"Heh! Ngapain lo celingukan kayak maling! Cepat masuk kelas!"

Gadis itu hanya berdecih, merasa kesal dengan perempuan di hadapannya sekarang ini.

"Murid baru! Lo dengerin gue gak? Berani jadi pembangkang ya lo!"

"Kenapa sih! Ganggu aja." gadis itu lalu beranjak pergi tanpa memperdulikan perempuan disampingnya yang kini tengah mendesis kesal. Si perempuan jelas kesal. Sebagai kakak kelas dirinya merasa tidak dihargai.

"Awas aja lo! Ketemu sekali lagi sama gua, habis lo!"

Akila berjalan santai menyusuri lorong sekolah. Masih mencari keberadaan seseorang. Satu tangannya dimasukkan kedalam saku rok, satunya lagi memegang ponsel mahal keluaran terbaru. Sesekali dia melihat ponselnya. Siapa tahu ada update terbaru dari instagram lelaki itu. Tapi hasilnya nihil. Dia menghentakkan kakinya kesal. Lelaki ini, pagi-pagi sudah membuat moodnya berantakan.

Tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya. Refleks Akila melayangkan tendangannya.

"Woi! Kenapa lo tendang gue!"

Akila hendak melayangkan satu pukulan lagi, tapi tubuhnya langsung di kunci dari belakang oleh lelaki ini.

"Lepasin, bangsat!"

"Diem lo! Ada masalah apa sampe nendang gue!"

"Lo yang kenapa ngagetin gue! Lepasin!" Akila memberontak, mengerahkan seluruh tenaganya. Tapi sayangnya tidak sebanding dengan tenaga lelaki dibelakangnya ini.

"Gue cuma mau nyapa lo! Lagian lo ngapain celingukan depan ruang guru? Bukannya masuk kelas, mau di hukum lo?"

"Bukan urusan lo!" Akila mencoba menggigit lengan lelaki itu.

"Arggh! Gila lo ya!"

Begitu berhasil Akila segera lari menjauh. Sesekali dia menoleh ke belakang dan mengacungkan kedua jari tengahnya tinggi-tinggi.

"Bye, bitch!"

Leon menggeleng heran melihat kelakuan gadis itu. Tapi sayangnya, gadis tadi wajahnya cantik sekali. Dan Leon selalu lemah dengan gadis cantik.

"Untung lo cantik." Leon terkekeh. Dia menyentuh perutnya yang terkena tendangan gadis tadi. Cukup keras juga ternyata.




Lelah mencari, Akila memutuskan pergi ke kantin. Suasana masih sepi. Tentu saja, semua orang kan sedang ada di dalam kelas sekarang. Memilih acuh, Akila duduk di sebuah kursi setelah memesan minuman favoritnya, jus strawberry. Dia kembali membuka ponselnya, mencari instagram seseorang. Tangannya bergerak cepat menggulir galeri instagram lelaki itu. Kadang Akila tersenyum sendiri, kadang tertawa. Sekarang dia sudah sibuk dengan dunianya sendiri.

Sebuah tangan kembali menepuk pundaknya pelan. Akila menggeram kesal. Kenapa sih sekolah ini isinya pengganggu semua? Malas, dia mencoba mengacuhkan sosok ini. Entah siapa, untuk menoleh saja Akila sangat malas.

"Eh, lo beneran gak masuk kelas?"

Suara ini. Akila benar-benar kesal. Ini kan suara lelaki di koridor tadi.

"Mau lo apa? Kenapa ngikutin gue? Kurang kerjaan lo?"

Lelaki tu malah tertawa. Akila mengernyit heran.

"Lo ge-er banget ya? Gue ke kantin mau makan. Emang yang boleh duduk disini cuma elo?"

Muka Akila memerah. Laki-laki ini, menyebalkan sekali bukan? Berani-beraninya mempermalukan Akila.

"Dengar ya, tuan menyebalkan! Kantin ini luas! Lo gak harus duduk di samping gue!"

Leon tampak berfikir, lalu menyinggungkan sebuah senyum manis ke hadapan Akila.

"Tapi gue gak bisa ngebiarin cewek cantik duduk sendirian."

WHEN YOU PROMISE TO STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang