Berisi kumpulan cerita one shoot Lee Donghae X Everyone
Kemungkinan besar akan berisi CERITA BERAT, NC, 18+
BUKAN RECEH
Genre : Angst, romance, gore, campur
Bahasa baku
Rate :.....?
Akan dibuat versi long story jika waktu memungkinkan.
#jika ada yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita ini diadaptasi dari lagu dan MV BigBang LOSER. (part Seungri)
Silahkan tonton agar kalian dapat gambaran dari cerita ini.
. . . . . .
At some point I started looking At the ground more than the sky It's hard even to breathe I hold out my hand But no one holds it. I am a Loser. . .
(Pada beberapa titik, aku lebih banyak melihat ke tanah daripada ke langit. Sungguh sangat berat walau hanya untuk bernafas. Aku mengulurkan tangan, namun tak ada yang menggenggamnya. Aku hanya seorang pecundang) . . . . . . . . . Hari ini dia masih sama, duduk di sudut cafe menunggu seseorang yang entah datang atau tidak.
Jika diingat , akhir-akhir ini orang yang ia tunggu jadi lebih sering ingkar janji,membiarkannya sendirian hampir empat jam, lalu pulang tanpa mendapat penjelasan apapun. Hal ini berulang hingga cukup sering.
Membuat eksistensinya di tempat ini menjadi sesuatu yang biasa.
Dia seorang pemuda yang sangat tampan, dengan fitur wajah tegas namun lembut,alis yang membingkai mata cokelatnya berjajar rapih, dipadu hidung mancungnya itu, lalu bibir plum miliknya menjadi sentuhan akhir yang amat sempurna.
Ya... Wajahnya adalah seni sempurna yang hanya bisa dipahat oleh seorang ahli ukir ternama.
Maha karya Tuhan ada di wajah dan segala yang ada di dirinya.
Bagaimana ia mengaduk kopi di cangkir kecil di atas meja.
Bagaimana matanya menatap sendu ke jendela kaca.
Bagaimana senyum samar itu hadir menambah kesan melankolis di dirinya.
Ia menyuguhkan pemandangan dramatis yang indah ,elegan namun tak tersentuh.
Seolah walau kau ada di dekatnya, kau tak akan yakin, Apakah orang itu adalah nyata atau hanya fatamorgana di tengah senja...?
Tepat pukul lima sore ia berdiri, ini adalah rutinitasnya.
Pergi setelah sekali lagi menelan kecewa.
Mengeluarkan ponsel, pemuda tadi menekan satu nomor yang entah sudah berapa kali masuk daftar panggilannya. Namun tentu saja...
Tak di jawab.
Menghela nafas, ia melangkah keluar Cafe.
Berjalan di pinggiran jalan Myeongdong,mengabaikan mobil-mobil yang nampaknya berlomba-lomba untuk segera pulang ke rumah.