A Story Called Agony

753 51 31
                                    

.
.
.
.

*tulisan miring : Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
*tulisan miring : Flashback

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Langkah ini akhirnya tetap membawaku kembali, kemari.
Ketempat yang dulu sudah ku-kata tak akan kuinjak lagi.

Dan ironisnya, tempat ini tak berubah sedikitpun.
Pohon sakura itu masih disana, menjadi latar indah di depan gereja dekat sekolah kita dulu.

Dalam pandanganku kini bahkan terlihat kita semua yang berlarian saat lonceng gereja berbunyi nyaring, karena lonceng itu juga sebagai penanda gerbang akan ditutup.

Suara sepatu pantofel yang beradu nyaring dengan kerasnya aspal hitam, juga sumpah serapah yang kita semua ucapkan karena penjaga gerbang tak mau hanya sekedar menunggu dua menit lebih lama, padahal kita hanya keluar sebentar untuk cari sarapan.
Juga bagaimana pendeta Seo tertawa melihat tingkah kita berlarian, beliau menatap dari pintu gereja yang baru ia buka.
Begitupula beberapa manula yang akan masuk ke dalam gedung paroki untuk memulai ibadah pagi menggelengkan kepala seolah mereka maklum.
Semua itu terpatri jelas di ingatanku, seperti film yang baru diputar.

Langkahku terhenti tepat di bawah sang pohon yang masih berdiri dengan anggunnya, dahannya yang rimbun bergoyang pelan ditiup angin, seolah menyambutku setelah sekian waktu. Apa ia mengingatku seperti aku mengingatnya?

Teman lama....,

Angin hangat membelai wajahku pelan, delapan tahun adalah waktu yang cukup lama untuk sebuah perpisahan.

Senyumku terkembang saat beberapa orang keluar dari dalam gereja.
Kalian, tiga orang lelaki dewasa yang masih nampak kekanakan dimataku. Senyuman ini tak dapat kutahan saat salah satu dari kalian tertegun, menatap terkejut kearahku berdiri saat ini.

Kemudian seperti adegan slow motion kalian bertiga berlari ke arahku seolah tak ada lagi hari esok.

Apa aku benar-benar pergi begitu lama? Melihat dari eratnya pelukan kalian nampaknya __iya.

"Kau pulang..."

"Nee...Aku datang lagi"

"Kami tak akan memaafkanmu jika kau pergi lagi"
Suara yang sangat lama tak kudengar, masih sehangat dulu.

"Aku tak bisa menjanjikan apapun, Siwon"

"Kami sangat sangat merindukanmu___Donghae"

"Akupun sama "
Aku pun sangat merindukan kalian semua.

Hatiku menghangat saat aku merasakan tanganku di genggam erat oleh seorang, hingga pandanganku terarah kepadamu.
Sekali lagi ___walau setelah delapan tahun, Sepertinya pelarianku hanya menjadi sia-sia karena rasa itu masih menjeratku begitu erat hanya dengan genggaman tangan.

Donghae's Love StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang