EPILOG

20 1 2
                                    

“Perusahaan ini sudah maju, keuntungan yang didapat sangatlah banyak.  Masyarakat lebih percaya pada kami dibandingkan dengan perusahaan lain. Kyan mempercayakanku untuk mengatur semuanya, tapi tidak mengizinkan seorang pun memimpin perusahaan ini, bahkan ayahnya sendiri.
Ia berkata bahwa suatu hari ia akan membawa pemimpinnya ke sini. Aku tahu itu kau, hubungan kalian sangat baik lima tahun lalu sampai-sampai membuat anakku iri,” ujar seorang perempuan paruh baya yang membimbingnya masuk ruangan. Perempuan itu ramah, rambutnya pendek berwarna cokelat gelap, kulitnya tan, matanya cokelat terang, tubuhnya tinggi dan penampilannya modis. Penampilannya itu mengingatkan pada seseorang.
“Tunggu! Nama Anda adalah ....”
Perempuan  itu tersenyum lembut pada Lucy. “Natasya Ranford.”
Lucy menutup mulut dengan kedua tangannya. “Astaga! Berarti anak Anda adalah ....”
“Jessica Ranford,” jawab perempuan itu dengan santainya, “kau tidak perlu segugup itu, Sayang. Kami dulu memang menjalin hubungan yang sangat baik dengan grub Wilder, tapi kami tidak pernah ikut campur dengan masalah mereka, kami hanya sekedar pengucur dana. Orang-orang itu ... tidak pernah puas dengan harta dan tidak pernah tergerak hatinya untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Mereka hanya memikirkan diri dan perut mereka saja,” ujar Nyonya Natasya dengan tatapan menerawang.
Nyonya Natasya melanjutkan sambil tersenyum pada Lucy. “Bersyukur sejak kejadian itu, Wilder dan kekuasaannya bubar. Kami yang memang bersahabat dengan keluarga Landen masih meneruskan hubungan bisnis kami, bergerak saling menguntungkan, tapi hanya sebatas bisnis, tidak lebih. Aku profesional, Sayang. Kalau kau mengenal Jessi yang bertindak sebaliknya ....” Nyonya Natasya mendekat ke telinga Lucy. “Itu adalah gen dari ayahnya,” bisiknya, kemudian tertawa renyah. Lucy turut tersenyum, Nyonya Natasya orang yang unik dan bersahabat.
Lucy masih terdiam, melihat ke sekeliling ruangan dengan saksama. Ia ragu-ragu, dalam hati ia bertanya mengapa Kyan melakukan ini semua untuknya, padahal saat itu ia telah menguatkan hatinya untuk tidak kembali lagi ke New York, termasuk Kyan dan dunia media.
“Aku sudah menganggap Kyan seperti anakku sendiri, kuyakin kau adalah orang yang sangat tepat untuknya. Abaikan Jessi yang terus merengek karena Kyan tidak pernah mempedulikannya.”
“Apa Anda yakin ... saya bisa memimpin perusahaan ini?” tanya Lucy ragu.
Nyonya Natasya tersenyum. “Sangat yakin! Aku ada di sini dan selalu siap membantu saat kau butuh, Sayang. Lagi pula ... Kyan menerapkan prinsip pada perusahaan ini.”
“Prinsip apa itu?”
“Tidak boleh ada kebohongan untuk publik,” jawab Nyonya Natasya masih tersenyum hangat pada Lucy. “Nikmati ruanganmu, Sayang! Anggap seperti rumah sendiri. Aku akan mengumumkan pada mereka bahwa pimpinan mereka sudah tiba.”
Nyonya Natasya pergi dari ruangan, Lucy hanya sendiri di sana. Ia tersenyum. Kyan adalah sosok yang selalu memegang jajinya, kecuali satu, janji untuk menemuinya.
Sebenarnya ia tidak asing dengan ruangan ini. Ia mengenalnya walau nuansanya telah diganti dengan paduan warna ungu muda dan merah jambu. Ia bisa melihat pemandangan dari jendela kaca, ada beberapa bangunan yang berubah di luar sana.
L News nama perusahaan itu, sebuah perusahaan media cetak pemberian Kyan. Ia tidak percaya bahwa Kyan melakukan semua ini hanya untuknya! Setahun setelah ia meninggalkan Kyan, karir Kyan mulai merangkak naik, ia berani menghabiskan seluruh hasil usahanya di KnK dan menyanyi hanya untuk membeli saham milik NC Group dan mengubahnya menjadi L Group.
LTV dipimpin sendiri oleh Kyan, tapi ia mengubahnya menjadi saluran televisi yang ramah anak, jadi Hannah ikut ambil bagian dari berjalannya LTV, sedangkan L News ia buat khusus untuk Lucy, mengubah kantor dan isinya dengan hal-hal yang disukainya. Semua pegawai NC Group yang belum mendapat pekerjaan, dipekerjakan kembali di L Group. Setidaknya, itu yang dikatakan oleh Kyan pada Lucy saat perjalanan dari rumah Kyan menuju L News.
Kyan menyuruh Lucy masuk dan langsung naik ke lantai paling atas, sedangkan Kyan akan menemuinya kembali setelah pergi ke KnK. Sejenak Lucy berpikir, ia mengakui bahwa pemikiran bisnis yang dimiliki Kyan sangatlah bagus! Terbukti dengan hasil yang dicapainya selama satu tahun  mengambil alih NC Group.
Lucy masih berdiri memandang ke luar jendela kaca saat seseorang masuk ruangan, memeluknya dari belakang dan mencium lehernya.
“Kau tahu? Aku merindukanmu, Lu,” bisiknya.
Lucy tersenyum. Laki-laki yang telah menjelma menjadi sosok dewasa berusia 29 tahun ini berubah begitu banyak sejak terakhir kali pertemuan mereka lima tahun yang lalu. Ia tak lagi memakai kacamata tebal, potongan rambutnya juga dibuat sedikit panjang dan stylish, penampilannya tidak selugu dulu, kini lebih modis dengan aura bintang yang terpancar dari dirinya. Ia telah memenuhi janjinya untuk menjadi penyanyi terkenal, seperti mimpinya.
“Aku tidak tahu harus membalas semua ini dengan apa, Kyan. Aku tidak memiliki apa-apa, aku juga orang biasa yang tiba-tiba kau angkat menjadi pimpinan. Apa mereka bisa menerimaku?”
Kyan membalik tubuh Lucy dan menatap kedua matanya dalam.
“Apa kau lupa dengan kesepakatan kita?” tanya Kyan sambil mengangkat satu alisnya. “Lu, namamu sudah ditulis sebagai pimpinan sejak perusahaan ini berdiri. Nyonya Natasya kuminta untuk mengasuh perusahaan hingga kau datang karena aku tahu ... Nyonya Natasya orang yang lebih bisa kupercaya daripada Jessi. Para pegawai sudah menerimamu bahkan sebelum kau tahu bahwa perusahaan ini milikmu!”
“Bagaimana bila saat itu aku menolak tawaranmu?”
Kyan terdiam, ia menunduk. “Well, maka semua yang kulakukan menjadi sia-sia. Mungkin aku akan mengakhiri hidupku, atau hidup dalam keputusasaan." Kyan kembali menatap Lucy dengan yakin. “Tapi jauh di dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku tahu bahwa kau pasti akan kembali padaku!”
“Tapi Kyan, aku ....”
“Ayo! Aku datang ke sini untuk menjemputmu! Hari ini kau harus pergi ke butik dan memilih gaun pengantin yang cocok untukmu!” Kyan menggenggam kedua tangan Lucy.
Lucy tersipu malu. “Kyan! Kau membuatku malu ....”
Kyan tertawa kecil. “Untuk apa kau harus malu? Seminggu lagi kau akan menjadi istriku. Ayo! Aku tidak ingin berlama-lama di sini, pegawaimu bisa melihat dari CCTV.”
Lucy tertawa, Kyan merengkuhnya sepanjang perjalanan dari ruangan Lucy hingga masuk ke mobil.
“Kyan?” panggil Lucy saat mereka berdua berada di dalam mobil dan supir hendak menjalankan mobilnya.
“Ada apa?”
“Terakhir kali Nyonya Claudia Wilder mengancamku, lagi pula ... lima tahun telah berlalu, bukankah seharusnya tahun ini Gio keluar dari penjara?”
“Semua sudah kuurus. Aku tahu salah satu alasan kau pergi adalah ancaman dari keluarga Wilder. Saat aku dan ayahku bernegosisasi dengan Nyonya Claudia, dia sangat marah, seakan ingin membalas dendam, jadi kami menawarkan beberapa hal yang mungkin menarik minatnya.”
Lucy mengerutkan keningnya. “Apa itu?”
Kyan memiringkan kepalanya menatap Lucy. “Kau yakin ingin mendengarnya?”
“Ya. Apa itu?”
Kyan mengalihkan pandangannya lagi, kali ini menatap lurus ke depan.
“Nyonya Claudia berkeinginan memiliki sebuah mansion di Hawaii, jadi selain membeli sahamnya, kami mengabulkan keinginannya. Ia sendiri yang memilih lokasinya, kuakui itu cukup bagus. Kami juga memberikan jaminan agar Adrian Wilder dan Giovanni Wilder dibebaskan dari penjara, jadi mereka sudah bebas kurang lebih setahun yang lalu, bersamaan dengan diresmikannya L-News. Dengan itu juga aku membuat mereka berjanji agar tidak pernah mengganggu kehidupan keluarga Landen, itu termasuk kau, Lu. Jadi, bisa kupastikan bahwa mereka tidak akan pernah menyakitimu.”
Lucy menatapnya tak percaya, hampir saja ia membuka mulutnya lebar-lebar.
“Itu sangat mahal! Dari mana kau mendapatkan uang sebanyak itu, Kyan? Lagi pula ... bagaimana aku bisa membayarnya?”
Kyan tersenyum pada Lucy, mengusap puncak kepala Lucy lembut untuk beberapa saat.
“Kau tidak perlu repot-repot memikirkannya! Bagiku, keberadaanmu di sampingku itu sudah lebih dari cukup.”
Wajah Lucy memerah, ia tidak tahu sudah berapa kali tersipu karena kata-kata Kyan.
“Aku ... ingin bertanya satu hal lagi padamu, Kyan.”
“Apa itu?”
“Mengapa cara bicara Hannah bisa berubah?”
“Berubah?” tanya Kyan bingung.
“Sis? Bro? Lebih ....”
Kyan tertawa. “Oh ... itu? Tuntutan seorang manajer, katanya.”
“Apa?” Lucy mengerutkan keningnya.
“Aku juga pernah bertanya hal yang sama padanya,” ujar Kyan sambil mengedipkan mata pada Lucy.
Lucy tertawa kecil, ia merasa semua telah berubah, mungkin hanya dirinya saja yang tetap seperti ini, bersembunyi dalam zona nyaman yang ia buat sendiri.
Mobil masih berjalan hingga Lucy melihat sebuah mobil polisi melintas. Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu.
“Astaga! Aku lupa menghubungi Luke!”
“Luke? Dia sudah tahu bahwa aku menjemputmu. Luke kembali bergabung dengan kepolisian berkat Sandra dan kudengar ... mereka sudah menikah setahun yang lalu.”
Lucy terkejut. “Benarkah?”
Kyan mengangguk, matanya kini tertuju pada jalanan, sesekali ia akan melirik pada Lucy.
“Ya.”
“Kenapa Luke tidak memberitahuku? Padahal aku adalah kakak kandungnya.”
“Ia berkata sudah memberitahukanmu, tapi saat itu kau sibuk dengan urusan panti asuhan.”
Lucy mencoba mengingat-ingat kembali. Memang benar setahun yang lalu Luke datang di saat yang tidak tepat, saat ada acara besar di panti asuhan tempatnya menjadi relawan. Ramai sekali saat itu, semua anak berkumpul meminta perhatiannya, sedangkan Luke buru-buru kembali ke New York.
“Oh ... mungkin saat itu aku tidak begitu memperhatikan omongannya. Bisakah kita menemui mereka?”
“Tentu! Setelah kau mendapat dua gaun pengantin yang cocok.”
Lucy tersipu lagi. Selalu begitu saat Kyan menyinggung tentang pernikahan mereka.
“Syukurlah Luke menjadi polisi lagi, dengan begitu aku benar-benar bebas dari rasa bersalahku padanya.”
Kyan tersenyum. “Kami semua menyayangimu, Lu. Kami rela melakukan apa pun untuk memastikan kau aman. Jangan membebani pikiranmu dengan hal seperti itu.”
Sekali lagi, Lucy bersyukur karena dikelilingi oleh orang-orang yang begitu menyayanginya dan kembali dipertemukan dengan orang yang sangat dirindukannya.
^^^
Flashback Tiga Tahun yang Lalu.
“Aku tidak mau mengambil resiko apa pun.”
“Perusahaan ini sudah memiliki nama dan kau tinggal mengembangkannya saja. Aku sengaja membelinya setahun yang lalu untuk membuatmu kembali, Lu.”
“Kenapa kau melakukan semua ini? Aku tidak melihat adanya keuntungan untukmu.”
“Itulah yang ingin kubicarakan denganmu, karena syarat yang akan kuajukan akan sangat menguntungkan bagiku."
“Syarat apa yang kau ajukan untukku?”
Kyan terdiam, begitu pula dengan Lucy. Kyan gugup untuk mengatakannya, ia tidak pernah segugup ini saat menghadapi para penggemar, namun ia menjadi sangat gugup saat berhadapan dengan perempuan yang dicintainya. Akankah ia menolak lagi?
“Syaratnya adalah ... kau harus menikah denganku, Lu.”
Mata Lucy melebar, sudah pasti ia terkejut mendengarnya.
“Itu bukan keuntungan, Kyan.”
“Aku akan merasa sangat beruntung bila menikahimu, Lu. Kau dulu membuatku berjanji untuk menjadi penyanyi terkenal dan tidak menemuimu bila aku benar-benar mencintaimu.”
“Tapi kau melanggar janji itu.”
“Karena memang aku tidak sanggup lagi, Lu! Aku tidak bisa jauh darimu, tidak lagi! Lu, apa kau masih mencintaiku?”
Lucy terdiam, menunduk.
“Aku mencintaimu, Kyan. Selamanya seperti itu, tapi ....”
“Kalau kau benar-benar mencintaiku, kau seharusnya menerima kesepakatan ini. Kalau kau menolak, itu artinya kau memang tidak pernah mencintaiku. Jadi, untuk apa aku harus hidup?”
Lucy menatap Kyan cepat. “Aku mencintaimu, Kyan. Kesepakatan ini .... terlalu memberatkanmu.”
Kyan tersenyum. “Well, aku tidak masalah bila diberatkan olehmu, Lu. Ini bukan pilihan, tapi paksaan.”
“Tapi kau bilang ini kesepakatan?”
“Kesepakatan yang memaksa.”
Lucy tersenyum lembut pada Kyan. “Baiklah, kalau begitu ... aku menerimanya.”
Hati Kyan seakan berbunga-bunga mendengarnya. Inilah yang ingin didengarnya sejak lima tahun yang lalu! Sang kekasih akhirnya menerima lamarannya!
“Tapi izinkan aku menyelesaikan semua urusanku di sini.”
“Kau tidak harus meninggalkan Lafayette bila kau menyukainya, Lu.”
“Meski begitu, aku tidak mau meninggalkan apa pun sebelum aku kembali ke New York. Aku akan berpamitan pada anak-anak di panti asuhan dan orang-orang di panti jompo. Aku tidak mungkin merawat mereka setiap hari lagi saat aku pergi ke New York.”
“Kalau kau mau, aku bisa mengantarmu ke sini setiap hari.”
“Aku tidak mau merepotkanmu, Kyan.”
“Lu, berapa kali aku bilang bahwa aku ....”
“Oke, baiklah! Aku sudah tahu apa lanjutannya, Kyan. Beri aku dua hari untuk bertemu mereka.”
Kyan tersenyum. “Kalau begitu, aku akan di sini selama dua hari dan kembali ke New York bersamamu.”
“Terima kasih, Kyan. Aku mencintaimu, tidak pernah berubah walau lima tahun sudah berlalu.”
“Kau tidak tahu seberapa besar aku mencintaimu, Lu.”
Kesepakatan yang disetujui oleh Lucy membuat hidup Kyan semakin lengkap. Ia tidak lagi merasa kehilangan karena ia sudah mendapatkan penawarnya kembali, penawar yang berubah menjadi candu dari hari ke hari, sepanjang hidupnya.
^^^
SELESAI

LežTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang