Pasangan Dari Sosmed

Epilog

Dengan wajah yang sudah penuh babak belur. Arif tetap berdiri, memegang perut oleh tangan sebelah kiri. Raut muka nya tersirat gumaman sakit, ngilu. Setiap kali ia meringis, ada yang ikut menusuk pada hati Ica.

Lalu, tubuh Ica terperajat saat satu hantaman kuat membuat badan Arif terperojok. Air mata tak kuasa tak menetes dari pelupuk nya, menjerit. Meneriaki ku yang begitu lemah, bahkan hanya untuk terlepas dari lilitan yang melilit tangan kaki ini.

"Lepasss ... lepas. Aku mohon. Jangan lakukan itu pada dia," rintih Ica memohon. Namun sia-sia. Meski diikuti senggukan namun tetap saja mereka tak menggubris. Di biarkan nya tubuh ia tertepar di lantai itu, lantas mereka pergi meninggalkan, bersama Ica yang di seret paksa.

Seketika semua nya gelap. Terperajat. Ternyata hanya mimpi.

Ica menghembuskan nafas panjang.

Tokoh utama yang habis tersiksa dalam mimpi nya masih terbujur selimut di sisi ranjang. Selarik senyum terbit di bibir. Meraba rambut Arif pelan, lantas satu kecupan mendarat pada pipi nya.

Ucapan syukur pun mengalir seiring Ica yang memandang Arif. Melirik dinding, jam menunjukan pukul 01:45 WIB. Bangun dari ranjang, Ica melangkahkan kaki ke luar kamar menuju wc.

.

Selesai menunaikan shalat malam di lanjut membaca al-qur'an. Lalu akan kembali tidur sebentar menunggu adzan subuh ketika suara ketukan di pintu membuat Ica mengurungkan niat. Ragu. Pasalnya, malam-malam orang bertamu itu pun terdengar seperti tak punya adab.

Pelan membangunkan Arif. Ica dan Arif pun berjalan beriringan menuju ruang tamu. Belum sempat di buka pintu, batu ukuran kecil yang di lempar ke kaca membuat mereka kaget. Belum sempat kekagetan kami, kobaran api membara di luar rumah.

Bagai bermain di roler koster. Satu malam itu membuat hidup mereka ...

... berubah.