Bagian 3

382 59 17
                                    

Happy Reading~

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Vote dulu sebelum baca ok.

.......

Hari ini cuaca begitu cerahnya dengan penampakan langit biru tanpa hiasan awan ditambah semilir angin yang begitu sejuknya hingga membuat air yang tadinya tenang kini goyah ketika sapuan angin menerpanya.

Rose.
Gadis itu tengah memunguti beberapa lembar kertas yang berserakan di tanah ketika tadi tak sengaja ia tertabrak seseorang.

"Maaf aku tadi buru buru dan tak sengaja menabrakmu. " Permohonan maaf itu tak Rose idahkan ia terlanjur kesal untuk kajadian barusan.

"Ya ya aku memaafkanmu sudah pergi saja sana, kau disini dengan berdiripun tak membantu apapun, sudah pergilah. " Sungutnya sedikit memaki.

"Sekali lagi maaf. " Rose berdecak kesal seraya memandang sebal seseorang yang barusan menabraknya, dan yang lebih membuatnya tak percaya ketika dengan mudahnya orang itu pergi begitu saja.

"Dasar tak tau tatakrama, bukannya membantu malah melongos begitu saja ckh, " Rose beranjak lalu pergi dengan perasaan kesalnya. Moodnya hari ini begitu buruk hingga siap untuk melahap siapapun ketika berurusan dengannya sekarang ini.

Sial memang seharusnya kemarin ia tak pulang ke rumahnya jika hanya akan membuat moodnya sehancur ini,  seperti sudah menjadi makanan sehari hari pagi tadi ia lagi dan lagi mendapati orang tuanya bertengkar dan yang membuatnya murka ketika adik laki lakinya Park Soobin tak sengaja terkena lemparan sebuah guci kecil yang di lemparkan sang ibu.
Sontak saja melihat itu Rose marah memaki kedua orang tuanya dan tentunya ia mendapat tamparan keras di pipinya, dengan perasaan yang kacau ia pergi begitu saja dan tak tau bagaimana keadaan adik laki lakinya tersebut.

Pertengkaran yang hampir tiap hari terjadi itu disebabkan Ayah Rose tak terima jika istrinya ikut bekerja terlebih lagi Sang istri begitu sukses dalam kariernya terlebih istrinya mendapat penghasilan yang lebih besar di bandingkan suaminya.

Bukannya apa sebenarnya tanpa istrinya bekerjapun ia masih bisa membiayai hidup keluarga mereka, memang awalnya karna merasa kedua anaknya sudah tumbuh besar ibu Rose merasa bosan dan ingin mengisi waktu luangnya.

Sekarang karna masalah itu kedua orang tua Rose sering berselisih paham dan bertengkar setiap hari.

Rose memegangi pipinya yang terasa perih akibat tamparan keras ayahnya tadi, rasanya ingin sekali ia menangis sekencang kencangnya jika saja ia tidak ingat dimana ia sekarang.
Dengan sangaja ia membiarkan rambutnya menutupi sebagian wajahnya.

"Rose , Roseanne. " Panggil Tzuyu seraya melambaikan satu tangannya, Rose yang menyadari ada seseorang yang memanggilnya mengedarkan pandangannya dan menemukan Tzuyu yang berdiri cukup jauh darinya dengan senyuman mengembang Khas gadis Taiwan itu.

"Jangan berteriak seperti itu, aku tidak tuli nona Chou. " Tzuyu tertawa menanggapi ucapan Rose barusan.

"Ada apa kau memanggilku hingga berteriak seperti itu hah? " Rose.

PERFECT BOYFRIEND // CHANROSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang