Minta Maaf

5 1 3
                                    

Udah siap nunggu gimana kelanjutannya?

Yuk capcus dibaca,  tapi jangan lupa untuk vote dahulu sebelum membaca oke.

Bagian Tiga

"katanya negara ini menekankan keadilan, tapi kenapa saya dilakukan tidak adil? "

Waktu belajar telah usai kini semua murid telah berhamburan keluar kelas namun tidak dengan Davira dan Melisa mereka kini berada diruang kantor kepala sekolah.

"Davira, coba kamu jelaskan kronologi kejadian" ucap Brahman selaku kepala sekolah dan pemilik SMA Dharga.

Davira pun menceritakan semua kejadian dengan detail tanpa ada yang terlewat sedikitpun.

"nak Davira sebaiknya kamu minta maaf kepada Melisa, karena ini hanyalah masalah salah paham" tegas pak Brahman

"gak bisa gitu dong pak, Melisa ini udah ngerampas tempat duduk saya" bantah Davira

"saya mengerti, tapi ini kesalahan kamu juga, kamu terlalu sensitif"

Melisa tersenyum puas karena pak Brahman ayahnya membela dia. Davira sungguh kesal, bagaimana tidak? Dia diberlakukan tidak adil seperti ini.

"saya kasih pilihan, kamu mau saya scors selama satu minggu atau kamu minta maaf pada Melisa" ucap pak Brahman

Apakah ini yang dinamakan the power of the throne? Sungguh tidak adil.

Dengan berat hati Davira akhirnya mengalah, karena dia tak mau membuat ibunya cemas karena Davira mendapatkan kesulitan disekolahnya.

"gue minta maaf" ucapnya ketus

"yang bener dong minta maafnya!" bentak Melisa

Dengan malas Davira mengulangi perkataannya "gue minta maaf MELISA" ucapnya lebih halus tetapi sedikit ada penekanan diakhir.

"iya gue maafin" ucap Melisa dengan nada angkuh

Melihat sikap Melisa ingin rasanya menarik rambut Melisa sampai dia botak.

"nah, masalahnya udah selesaikan? Kalian boleh pulang"

Mereka berdua pun keluar dari ruang kepala sekolah. Davira menghembuskan napasnya dengan berat.

"eh anak cupu, denger ya, urusan kita belum selesai" ucap Melisa pergi begitu saja.

Davira mengerutkan dahinya "kenapa dia?" gumam Davira heran.

'Deg-deg'
Jantung Davira berdetak dengan cepat, ada yang menahan pundak Davira dari belakang. Dia berusaha menenangkan diri dan mengumpulkan keberaniannya untuk menoleh kebelakang.

"lo lagi" teriak Davira membalikan badannya "ngapain lo disini?"

"emm.... Gue... Mau.. " ucap Nevan terbatah-batah.

"mau apaan? Cepetan ngomong gue mau pulang"

"gue mau minta maaf" ucap Nevan dengan tulus.

Davira menerutkan kedua alisnya hingga keduanya bertemu. Dia menatap Nevan dengan lekat.

"siapa nama lo?"

DavirArka (Kala Hati Tak Dapat Terbuka) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang