Masuk SMA

14 2 4
                                    

Bagian Satu

"Setiap awal pertemuan pasti akan selalu ada cerita"

Awal masuk SMA seperti kita berada di dunia fantasi. Kita takkan pernah tau kejutan apa yang akan kita dapatkan pada saat menaiki sebuah wahana. Ya begitu lah dengan awal masuk SMA. Bisa saja hal yang menegangkan sekaligus menyenangkan akan datang disaat yang bersamaan.

Davira Zai merupakan orang yang selalu datang tepat waktu kesekolah. Dari SD hingga sekarang dia selalu mendapatkan predikat murid teladan, karena sikap dan prestasi yang selalu ia raih. Jadi tak heran dia selalu menjadi murid kesayangan guru-guru.

Devira mulai menelusuri setiap lorong dan tempat yang ada di SMA Dharga, anggap saja study tour sekolah SMAnya. Dia berkeliling dengan santai dan ditemani sekotak susu coklat dingin favoritnya.

Davira memperhatikan setiap detial bangunan disekolahnya, "menabjubkan" gumamnya.

Ya memang sangat menabjubkan bagaimana tidak, bagunan disini bisa dibilang cukup elit dan memadai. Semua fasilitas tersedia disini. Tak seperti sekolah SMA didekat rumah Davira yang hanya berfasilitas seadanya. Sungguh beruntung Davira bisa lolos seleksi menggunakan jalur beasiswa. Karena sekolah disini harus merogoh kocek yang cukup dalam, dan Davira tak ingin membebani kedua orang tuanya, dia justru memanfaatkan kelebihannya.

Langkah Davira terhenti disalah satu ruang olahraga beladiri, ruangan itu sangat cantik dan rapi. Davira amat takjub dengan hal itu, karena jarang sekali sekolah memiliki ruang beladiri.

Dia pun mulai melangkahkan kakinya untuk melihat lebih jelas keadaan didalam. Namun belum sempat dia menginjakkan kaki keruangan itu, terdengar seseorang memanggilnya

"woi" teriakan itu membuat Davira menoleh kesumber suara.

Dia sedikit ketakutan karena disini statusnya murid baru. Davira mengurungkan niat untuk masuk ke ruangan tersebut, dia kini hanya tertunduk karena merasa bersalah.

"ngapain lo disini?" tanya orang itu menghampiri Davira dengan langkah yang santai.

Degupan jantung Davira semakin cepat, seperti seseorang yang ketahuan mencuri sesuatu.

"ehm, anu.." Davira benar-benar kehabisan kata-kata dia tak tahu apa yang ingin dia katakan kepada orang dihadapannya.

"lo anak kelas satu?"

"em, iya kak" jawab Davira yang semakin gugup.

Orang itu hanya melihat Davira dengan tatapan dingin dan mencengkam.

"mending lo pergi kekelas" pinta orang itu "oh ya, lo gak pantes buat masuk ke ruangan itu" timpal orang itu dan pergi meninggalkan Davira yang masih terdiam ditempatnya.

Mendengar itu Davira sangat marah, jujur saja perkataan orang tadi membuat emosi Davira meluap-luap. Bagaimana tidak? Baru saja dia direndahkan oleh seorang pria yang tak ia kenal. Itu membuatnya cukup sensitif, karena Davira selalu bisa melakukan apa saja. Dia bahkan aktif disemua kegiatan pada saat SD dan SMP. Jadi tak ada hal yang tak bisa dia lakukan.

Dengan penuh emosi yang masih ada didalam hatinya dia menuju ruang kelasnya. Moodnya hari ini menjadi buruk, karena kakak kelas yang sangat rese itu.

"tau nama aja enggak, main seenaknya merendahkan orang. Dasar senior gila!" cibir Davira sepanjang jalan.

Sesaat Davira sampai didepan kelasnya dia melihat dikursi yang ia tempati dari pagi sudah diduduki oleh segerombol cewek-cewek yang sangat mencolok penampilannya.

Tas Davira juga tak ada dibangku itu, entah berada dimana tasnya. Sepertinya hari ini Davira mendapatkan nasib sial.

"sorry, ini tempat gue" ketus Davira menghampiri kursinya.

DavirArka (Kala Hati Tak Dapat Terbuka) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang