Hai!
Cuma mau bilang kalo tiga chapter terakhir ini kayaknya bakal sedikit panjang, hehe. Oh iya, jangan lupa di play video yang di multimedia ya! Nick nya masih ganteng dan .... arttm belom bubar disitu hehe:''""""'))))))
Enjoy,
Vira xx
-------------------------------------------------
Dastian sebisa mungkin menahan dirinya untuk tidak berteriak bahagia. Yah, gue juga harus jaga image 'kan? Batin cowok itu.
Banyak sekali 'semoga' yang Dastian pikirkan saat ini.
Semoga Dhani bener-bener nggak dateng.
Semoga Aila bisa buka pintu hatinya buat gue.
Semoga seluruh penantian ini nggak berujung sedih. Anzay.
Cowok itu mengeleng-gelengkan kepalanya dan tertawa sendiri. Ia mengambil sebuah syal dari tas slempangnya dan membungkus leher Aila agar cewek itu tidak kedinginan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22:37. Berarti masih satu jam dua puluh tiga menit lagi sampai tahun baru.
"Asal lo tau aja , La. Walaupun kalo Dhani sampe dateng malem ini, gue nggak akan pergi. Mungkin gue bakal selesai, tapi gue nggak akan pergi. Karna apa? Karna lo terlalu indah buat gue tinggalin," jelas Dastian panjang lebar.
Aila tertawa. "Halah, sotoy. Paling juga kalo Dhani dateng, lo bakal ciut," godanya.
"Serius! Bukan gombal atau gimana, tapi emang bener La." Dastian mencoba membela diri. "Kalo lo gak percaya, belah aja nih, dada gue! Pasti ada nama lo," lanjutnya.
"Ah basi lo, kayak nasi udah di diemin tiga hari," timpal Aila. "Lagian 'kan, gue cuma bilang oke buat berenti." Lanjutnya.
Oh, betapa Dastian mendapat pukulan telak di hati dan otaknya. Aila memang bilang oke, tapi cewek itu tidak menjelaskan oke untuk apa. Bagaimana kalau Dhani benar-benar datang dan Aila meninggalkan Dastian demi cowok sialan itu?
Dastian tidak sampai hati untuk berfikir kesana.
Aila sendiri belum tahu akan seperti apa malam ini berakhir. Bagaimana kalau Dhani akhirnya datang? Apa ia akan pergi bersama Dhani dan meninggalkan Dastian? Bagaimana kalau Dhani memang tidak akan datang? Apa ia akan memutuskan untuk akhirnya bersama Dastian dan melupakan Dhani?
Bagaimana, kalau pilihan Aila bukan keduanya?
"La." Panggil Dastian memecahkan lamunan cewek itu. "Hmm?"
Dastian mengeluarkan iPod dari saku jaketnya dan menyumpalkan earphone di kuping Aila. Cewek itu ingin memarahi Dastian sebenarnya. Sampai ketika alunan musik bermain di kuping Aila.
Ever Enough dari A Rocket To The Moon! Batin Aila.
"Dengerin, La."
No I'm never gonna leave you darling
No I'm never gonna go regardless
Everything inside of me is living in your heartbeat
Even when all the lights are fading
Even then your hope is shaking ...
I'm here holding on
Baru awal lagu, Aila sudah mengerti maksud Dastian. Bukan hanya karna suasana, tapi karna Aila memang suka lagu tersebut. Selalu mengingatkannya akan sosok Dhani.
I will always be yours, forever and more
Trough the push and pull
I'd still drown in your love
And drink 'till I'm drunk ...
And all that I've done, is it ever enough?
I'm hanging on a line here baby
I need more than if's and maybe's
Coming from the highest height
Still searching for the reason why
Oh ya ampun, Aila bersumpah ia tidak bisa menahan bulir-bulir airmata yang memaksa keluar.
For all that is worth is it worth it?
How come we know without searching?
Is it ever enough?
Di akhir lagu, Aila melepas earphone yang tadi di pasang Dastian di kupingnya. Entahlah, Aila merasakan perasaan yang campur aduk. Ia tidak tahu haru senang, sedih, kasihan atau sebal karna Dastian benar-benar masih menunggunya.
"La, udah jam setengah dua belas."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Resolution
Short StoryCuma cerita pendek tentang Aila yang terus menunggu dan Dastian yang memaksa agar cewek itu berhenti. {in which i write this to celebrate New Year}