5.

13 4 2
                                    

Hi!, I'm comeback team..💕
Tolong kritik dan saran supaya makin semangat untuk upload

Dua minggu Dila di Dubai tampaknya tidak mengalami perubahan baik yang signifikan, justru akhir-akhir ini Dila lebih sering marah dan akan semakin marah jika apa yang dia ucapkan tak di pahami atau bahkan di turuti.

Seperti hari ini, Dila terlambat meeting karena Mel terlambat bangun akibat lembur yang di berikan Dila.
Namun Dila bahkan tidak mau mengerti akan kondisi itu, berakhir dengan Dila melempar sebuah vas bunga sebagai pelampiasan emosinya.

"Gue udah bilang minimal lu siapin materinya Mel!!" bentak Dila sengit

"Maaf kak, aku semalem ketiduran" ucap Mel sambil tertunduk

"Ck gue tuh ngajarin lu biar pinter bukan makin tolol. Gimana lu nanti handle kantor di Bali Mel!!" semakin tinggi intonasi yang Dila berikan

Mel hanya tertunduk diam sambil menangis jika Dila sudah seperti ini. Bukan tidak berani hanya saja saat ini Dila masih dalam tahap depresi akan masalahnya dan jika boleh jujur Mel baru pertama kali berada di posisi seperti ini.

"Udah deh, lu balik ke Jakarta aja sama Caca biar gue di sini sendirian" putus Dila sambil memainkan ponsel

"Jangan kak, nanti kakak di sini sendirian" tolak Mel tanpa pikir panjang

"Ada lu di sini juga gue kesiangan terus kan?, mending gue sendiri ketauan" sinis Dila lalu mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam kantong celana nya

"Kakak ngapain sih ngeroko segala!!" kali ini Mel pun emosi segera merebut rokok Dila dan membuangnya

"Lu gila?!, itu rokok mahal ngapain lu buang?" Marah nya Dila kali ini di luar batas wajar

"Lu lebih gila kak, kalo mama sama papa tau coba lu pikir gimana sedihnya mereka. Jangan gila kak!!" kali ini Mel membentak Dila

Dila hanya diam karena ucapan Mel seketika menohok hatinya.
Keheningan mencekam begitu terasa di dalam ruang tengah apartemen mereka.
Baik Dila dan Mel tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing, Dila yang masih di lingkupi amarah sedangkan Mel dengan perasaan bersalah.

Hingga deringan panggilan masuk yang berasal dari ponsel Dila menyadarkan mereka.

"...."

"Waalaikumsalam, kenapa?" tanya Dila jutek

"...."

"Gue gapapa, ada apaan buru?!, ga jelas gue matiin nih telpon nya gue sibuk banyak kerjaan males ngeladenin telpon ga jelas" sarkas Dila tanpa beban

"...."

"Labil lu kocak, udahlah gue mau kerja lagi" ucap Dila lalu memutus sambungan telpon.

Dila menonaktifkan ponselnya lalu mengambil kunci mobil dan dompet nya.
Dan pergi tanpa pamit membuat Mel mengelus dada melihat perubahan Dila saat ini.

Memang dalam bekerja Dila semakin memilki performa yang membanggakan bahkan investor dari Dubai yang di kenal begitu sulit untuk di ajak bekerja sama kini menjadi partner bisnis Radian berkat pertemuan bisnis yang mereka jalani di Deira. Salah satu pusat ekonomi bisnis yang berkembang pesat di Dubai.

Dalam pertemuan tersebut, Mel melihat sendiri bagaimana Dila mempresentasi kan tawaran kerja sama serta keuntungan yang di dapatkan.
Mr. Abraham bukan lah pebisnis baru, Uncle Abe panggilan akrab dari Dila ada seorang pengusaha Minyak kelas kakap yang banyak di incar oleh perusahaan lain untuk bekerja sama.

Entah kalimat apa yang Dila selipkan dalam presentasinya hingga Uncle Abe mau bekerja sama bahkan menjadi donatur dalam kegiatan amal yang rutin di adakan oleh DICA Manajement.

DilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang