06A. Number One

743 74 9
                                    

Hai, aku kembali.
Karena udah lama gak update, aku bikin twoshoot sebagai permintaan maaf. Semoga kalian suka ya!

Jangan lupa buat vote dan comment.
Enjoy!!!

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Jika Felix ditanya apakah ia menyesal berpacaran dengan Changbin, maka Felix akan menjawab petanyaan tersebut dengan tegas. Tentu saja tidak. Felix tidak pernah menyesal sama sekali. Sebaliknya, Felix merasa bersyukur.

Mungkin sebagian besar orang akan bertanya-tanya bagaimana bisa seorang Lee Felix, laki-laki dengan paras perpaduan antara tampan dan cantik, kaya raya, dan mempunyai segalanya itu berpacaran dengan seorang Changbin? Kehidupan mereka sangat bertolak belakang.

Felix dengan kehidupannya yang sempurna, menjadi idola banyak orang karena sifatnya yang periang, baik hati, dan seorang social butterfly sangat berbanding terbalik dengan Changbin yang pendiam, tertutup, dan yang orang-orang tau teman Changbin hanya ada dua, Yeonjun dan Woojin.

Satu fakultas bahkan satu universitas dibuat gempar saat berita Changbin berpacaran dengan Felix menyebar. Tidak ada yang menduga itu semua, karena memang dasarnya mereka tidak terlihat dekat dan mengenal satu sama lain. Padahal yang terjadi di belakang layar, berbeda dengan yang orang-orang ketahui.

"Fel, lo mending pulang bareng gue aja nih naik mobil daripada pulang sama Changbin naik motor. Lo nanti kepanasan kena sinar matahari, mana lagi terik banget cahaya mataharinya."

Teriakan dari dalam mobil dengan kaca jendela yang terbuka menyambut Felix yang baru saja memakai helm. Sebuah senyuman tipis menghiasi bibirnya dan Felix menggelengkan kepalanya pelan.

"Gak usah kak, aku pulang sama kak Changbin aja." Felix menjawab dengan sopan, karena orang yang berbicara dengannya adalah kakak tingkatnya sendiri.

"Yah, Lix, kasian nanti lo kena matahari. Panas!"

"Iya Lix, mana kalau naik motor tuh nanti kena asap sama debu. Kan enakan naik mobil, adem, terus gak kena asap sama debu. Lo aman deh!" tambah kakak tingkat lain yang ada di dalam mobil.

Felix menggeleng lagi. "gak apa-apa kak, aku sama kak Changbin aja pulangnya."

Suara decakan sebal keluar dari mulut mereka. Manik mata mereka yang tadinya menatap Felix, kini beralih menatap Changbin yang sejak tadi hanya diam memandang ke arah lain.

"Bin, makanya beli mobil dong. Kasian banget Felix ke mana-mana harus naik motor sama lo. Felix tuh levelnya sama mobil, bukan sama motor."

Suara tawa mereka terdengar begitu nyaring. Felix berubah menjadi gugup di tempatnya, takut jika Changbin memikirkan bercandaan kakak tingkatnya itu.

"Ya udah deh Fel, kita pulang duluan ya! Besok pulang bareng kita aja daripada naik motor butut punya Changbin!"

Mobil milik kakak tingkat Felix pergi dan Felix masih tidak meredupkan senyumnya sama sekali hingga mobil itu menghilang dari balik pagar fakultasnya. Atensi Felix berganti pada Changbin yang masih setia duduk di atas motor dan jari-jarinya yang mengetuk spidometer.

"Kak Bin?" panggil Felix dengan suara lembutnya.

Changbin langsung menoleh dan menatap Felix. "udah? Pulang sekarang?"

Felix mengangguk pelan dan naik ke atas motor. Changbin langsung menyalakan mesin, menurunkan kaca helm, dan pergi meninggalkan parkiran fakultas. Perlahan kedua lengan milik Felix melingkari pinggang Changbin dan meletakkan kepalanya di atas punggung Changbin.

Changlix : Oneshoot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang