Satu-satunya cara untuk bisa bertemu dengan Changbin adalah mendatanginya di kampus. Felix sudah mencoba untuk menghampiri Changbin ke apartemennya, tapi hanya hembusan angin yang menjawab panggilannya.
Manik mata Felix menangkap sosok yang dia cari selama ini. Seo Changbin.
Felix langsung membereskan semua buku-bukunya yang ada di atas meja dengan terburu dan memasukkannya ke dalam tas. Kedua matanya tidak ada hentinya menatap Changbin. Takut jika setelah ini Changbin menghilang lagi.
Felix berlari untuk menghampiri Changbin, tidak peduli jika dirinya sudah menabrak tiga orang. Seo Changbin lebih penting dari apapun dan Felix harus berbicara dengan Changbin saat ini juga.
Telapak tangan Felix yang kecil, menggengam lengan Changbin. Changbin menoleh ke belakang dan sedikit terkejut melihat Felix dengan napas tersengal dan keringat yang menghiasi dahi dan pelipisnya.
"Lix?"
"Kak Changbin!" Felix tersenyum lebar dengan napas yang masih tersengal. "kakak ke mana aja? Lihat nih, aku udah keluar dari rumah sakit, lukaku juga udah sembuh dan habis ini bakalan hilang kalau aku rajin pake salep dari dokter. Felix udah sehat lagi."
Felix berujar dengan riang, berbanding terbalik dengan Changbin yang memandang wajah Felix dengan tatapan datar.
"Baguslah." Changbin menjawab dengan singkat. Tangannya berusaha menepis tangan Felix yang masih menggenggamnya. Changbin membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan Felix.
Felix tidak berusaha mengejar, melainkan membiarkan Changbin pergi dan memandang punggung Changbin yang semakin menjauh. Pikiran Felix berkecamuk, memikirkan kesalahan apa yang sudah dia perbuat hingga Changbin menjadi dingin dan tidak peduli padanya lagi.
Saat makan siang tiba, Felix mengiyakan ajakan Chan untuk makan bersama. Tidak hanya berdua, melainkan ada Minho dan Yugyeom juga.
Felix melebarkan kedua matanya dan juga senyumnya saat melihat Changbin berada di cafetaria kampus seorang diri. Kedua pasang mata itu saling bertabrakan. Felix melambaikan tangan dan memberi isyarat pada Changbin untuk duduk di sampingnya dan makan bersama.
Namun, Changbin menganggapnya sebagai angin lalu dan berlalu dari hadapan Felix. Tangan Felix yang tadi melambai riang, turun ke bawah dan tatapannya berubah sendu.
Changbin lebih memilih untuk makan sendiri dibanding makan dengannya. Changbin bahkan memunggungi Felix dan Felix tidak bisa memandangi wajah Changbin dari kejauhan.
—————————————————————————
"Kak Woojin!"
Woojin menoleh ke belakang dan menemukan Felix yang tersenyum lebar padanya. Woojin saling berpandangan dengan Yeonjun yang berdiri di sampingnya.
"Felix? Kenapa?"
"Boleh ngobrol sebentar gak? Kak Yeonjun juga ikut."
Woojin dan Yeonjun menyetujui ajakan Felix untuk mengobrol dan di sinilah mereka sekarang. Taman fakultas bagian belakang, di dekat lapangan. Duduk di sebuah kursi panjang dengan posisi Felix di sebelah kanan, Woojin di tengah, dan Yeonjun di sebelah kiri.
"Ini tentang kak Changbin..." Felix menautkan jari-jarinya. "dia... kenapa?"
Sebelah alis Woojin terangkat. Merasa bingung dengan pertanyaan yang diajukan oleh Felix.
"Changbin gak kenapa-napa kok, dia baik-baik aja. Dari kemaren kita bareng terus. Kelas bareng, main bareng, makan bareng, nugas bareng, dan gak ada apa-apa. Kenapa emangnya Lix?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Changlix : Oneshoot Collection
FanfictionKumpulan Fanfiction Oneshoot Changlix. - bxb : yaoi : boys love : etc you call it. - dom! changbin - bot! felix - contain various genres THANK YOU FOR YOU SUPPORT IF YOU DON'T LIKE THIS, DON'T READ IT OKAY? PEACE, LOVE, AND CHANGLIX FOR A BETTER LIF...