Adelia

3 1 0
                                    

"ayok masuk"

Alma masih diam dengan ponselnya yang ia genggam.

"Abang antar kamu pergi Alma"

Alma menarik nafasnya dalam sebelum masuk ke dalam mobil. Alma dengan cepat segera mengalihkan pandangannya keluar mobil.

Ia sangat ingin menangis dan menjerit sekarang. Suaminya, suaminya tidak pernah memperlakukan dia dengan layak, bahkan ia juga tidak pernah merasa dianggap ada oleh Adam. Alma sering kali bertemu atau berpapasan dengan Adam, ia sangat mengenali suaminya itu. Tapi Adam seperti menganggapnya angin semata.

Ia mengepalkan tangan kuat-kuat menahan gemuruh yang ada di hatinya.
Adam yang melihat itu segera menarik tangan Alma untuk segera di genggamannya. Alma ingin kembali menarik tangannya, tapi kekuatan tangan Adam yang memegang tangannya begitu kuat.

"Loh.. udah kelewatan bang. Aku belanja disini aja"

"Oh, gue mau ketemu temen-temen dulu, baru nanti belanja"

"Aku turun disini aja" ucap Alma dengan suara yang sudah mulai serak.

Adam tidak menghiraukan Alma ia terus membawa mobilnya melaju.

***

"Wow siapa ini?"

"Nyonya Adam akhirnya ikut juga"

"Loh ko, kamu bawa cwe ini. Adel mana? Gue ke kantornya dia gak ada."

Alma hanya menunduk, air matanya sudah mulai berjatuhan. Adam menarik tangan Alma untuk segera duduk di sampingnya.

Tiani menarik tangan Alma, lalu ia memeluk alma. Keluarlah tangisan Alma yang sedari tadi ditahan. Semua orang terkejut dengan apa yang terjadi. Alatas hendak berdiri dari kursinya namun pelototan Adam menghentikannya.

Adam menepuk-nepuk punggung alma, yang terus menangis di pelukan Tiani.

"Gila ya Lo? Cwe begituan juga di buat nangis. Sialan banget jadi cwo"

"Itu istrinya" sahut renov

"WHAT THE-"

"ADAM TOLOL BAJINGAN"

lengkingan suara Alexa bergema di kafe, untung saja kafe ini sudah diboxing full oleh Alatas.

"Berisik kambing" Alatas menyimpan mulut Alexa dengan kue yang dipesannya

"Alma nangis juga gara-gara lu nanyain Adel, udah jelas-jelas Adam lagi bawa istrinya"

"Yakan Adam gak pantes, bawa perempuan begituan. Perempuan itu terlalu sempurna buat Adam"

Tanpa sadar Alma menggangguk kan kepala, mengundang kekehan Adam.

Adam menarik Alma yang ada di dalam pelukan tiani, menangkup wajahnya.

"Jangan nangis lagi, abang gak suka."
Alma mengangguk patuh.

"Sekarang ikut Tiani ya"

"Eh"
Belum sempat menjawab, Alma sudah di tarik tangannya oleh tiani.

"Gue ikut" teriak Alexa dengan semangat

"Gue juga gue juga"

"Mera, Lo baru sampe. Duduk aja" cegah Azmi lembut

'cup'

"Gue ikut"

Alma tau siapa Mera, dia adalah orang yang special buat Azmi. Alma tau banyak tentang Mera gara-gara ia dulu begitu memuja Azmi.

"Aku tadi beliin ini, lucu deh. Bunga-bunga, kamu cantik pasti kalo pake ini" ucap Mera dengan riang, setelah melihat drama nangis Alma tadi Adam segera menyuruh Mera dan Azmi untuk membelikan hijab baru buat istrinya

"Coba pake sekarang"

"Ia pake, lepas kerudungnya"

"Ayok dong"

Perintah mereka bertiga bersahutan.

"Eh"

Alma tidak tau harus berbuat apa, ia terkejut dengan perilaku teman perempuan suaminya. Ia tidak tau dimana mereka mendapatkan kerudung dengan cadarnya ini.

Saat ini, ia sudah berada di toilet kafe. Untung saja sekarang ia menggunakan Ciput ninja. Sehingga ia tidak segan untuk membuka kerudungnya dan mengganti dengan yang baru.

"Wuah cantikknyaa, sini peluk peluk"

Alma hanya menerima pelukan itu.
Lalu ia dia diajak kembali ke tempat tadi berkumpul.

"Sudah?"

Alma mengangguk kaku dan malu.

Mera sudah bertukar posisi dengan Azmi sehingga ia duduk di samping Tiani. Lalu Alexa sudah mengangkat piringnya untuk bertukar posisi juga.

"Engga ada ya Alexa, dia suka canggung kalo deket-deket sama orang yang baru di kenal"

"Please"

"Gak mempan"

Alexa mendengus kesal. Sehingga Azmi yang mengalah untuk duduk di kursi Alexa dan Alexa duduk di dekat Mera.

"Kamu, kamu mau makan ini gak? Ini enak, aku suka banget pasti disini"

"Mending makan ini, kentangnya renyah"

"Diem, makan aja. Alma juga punya makanan sendiri"

Mera tidak menghiraukan Adam, ia kembali menawarkan makanan. Begitupun dengan Tiani dan Alexa. Azmi menatap tajam Mera lalu tersenyum sangat manis setelah melihat Adam menukar duduknya dengan Alma.

"Ish" Alexa menjambak rambut Adam kuat
Lalu mendorongnya kencang

"Anjing" umpat Adam membalikkan tubuhnya

Tiani dan Mera ingin melakukan hal yang sama namun terhenti dengan umpatan itu, sehingga mereka berdua lebih memilih untuk memukul dan mencubit. Sehingga Adam mengeluarkan erangan sakit.

"Babi"
"Lagian Alma lagi diet, gak mau makan-makan kaya kalian. Begok banget sih"

Tiani menatap tajam renov, yang di tatap hanya menghembuskan nafas kasar. Lalu berdiri dan menepuk belakang kepala adam. Dan kembali duduk seperti tidak melakukan apapun.

Alma kikuk dengan melihat apa yang terjadi.

"Udahlah makan aja, sebentar lagi kita pergi belanja" ucap Adam kepada alma

"Gue ikut ya dam" ucap Tiani dengan manis

Adam mengangguk mengiyakan permintaannya.

"Dam"
"Dam"
"Adam iih"

"Iya Mera, lu ikut juga. Abisin dulu makannya. Gak boleh ikut kalo lu gak abis"

"Kalo gue dam"

"Tolong ya anjing-anjingnya gue, jangan berisik. Gue kesel lama-lama" ucap Alatas enteng.

"Elo yang berisik" semprot Alexa

"Lah gue baru ngomong sekarang"

"Bacot Lo"

"Lagian kalo Lo mau ikut tinggal ikutin aja si. Lambe Lo pada gak punya otak emang"

"Makan" suara tegas Adam menghentikan adu mulut mereka

Salama Lover'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang