Chapter 4

2 0 0
                                    

-sekolah, jam pertama-

"Selamat pagi anak-anak. Hari ini karena lagi hujan dan kita gak bisa olahraga, rencananya bapak akan gunakan jam pelajaran untuk memilih anggota lomba di acara peringatan ulang tahun sekolah. Pengurus kelas, tolong catat nama dan bidang lomba yg akan diikuti. Ingat ya setiap orang harus ikut satu lomba, kalau tidak nilai olahraga bapak kurangi, untuk lombanya bapak catat di papan," kata guru olahraga sekaligus wali kelas X IPA 6, Pak Ridwan.

"Tih, kamu mau ikut lomba apa? Aku ikutan kamu aja deh," kata Viona.

"Hmm aku juga bingung nih, kita ambil sisanya aja gimana?" tanya Ratih.

"Okedeh," jawab Viona.

Tiba-tiba terdengar bunyi ketukan di pintu kelas,

"Permisi pak, mau cari Viona Larasati. Ada barangnya yang ketinggalan," kata Vino dari depan pintu kelas.

"Viona Larasati, kamu dicari," kata pak Ridwan.

"Iya pak," jawab Viona.

"Vino?! Ngapain?" tanya Viona karena kaget.

"Nih barang lo, tadi lo tinggal di motor. Siapa tau penting," kata Vino sambil memberikan tas totebag berisi buku tulis.

"Ya Tuhan! Vinoo, ini PR gue. Untung aja dibawa. Makasi kak Vino gans," kata Viona dengan cengengesan.

"Oke," jawab Vino dan langsung beranjak pergi.

Tumben ademn ayem. Biasanya pasti dijailin nih, batin Viona.

"Viona lo mau lomba apa?" tanya Putri selaku ketua kelas.

"Gue ngikut Ratih deh Put," jawab Viona.

"Oke kalo gitu kalian lomba tarik tambang putri ya, soalnya kurang lagi dua nih. Gimana?" tanya Putri.

"Siap!," kata Viona dan Ratih kompak.

-jam ketiga-

"Oke bapak cukupkan sampai sini, ingat kalian latihan untuk lomba minggu depan, jangan lupa belajar pelajaran lain juga. Kalau ada yang ditanyakan, pengurus kelas bisa tanya bapak. Selamat pagi," kata pak Ridwan dan langsung pergi dari kelas.

"Selamat pagi pak," jawab kompak satu kelas.

"Yeeeey free class, Tih kalo udah keluar bangunin gue ya. Gue mau tidur nih, tadi pagi bangun kepagian. Makasiii Ratih unch," kata Viona dan langsung merebahkan diri di atas meja.

-istirahat pertama-

"Na bangun, udah jam istirahat. Woi bangun! Dah lah pokoknya gue udah bangunin lo," kata Ratih tapi Viona tetap tidak bangun dari tidurnya.

Saat Ratih baru kembali dari kantin, Viona baru bangun.

"Aaaaaa, udah masuk kelas?! Gue beluum keluaar," teriak Viona saat sadar beberapa temannya sudah membawa makanan ke dalam kelas.

"Kan tadi gue udah bangunin loh. Ini masih keluar ogeb, cepet ke kantin keburu masuk kelas lagi. Iiish," kata Ratih sambil memutar bola matanya.

Viona langsung bergegas ke kantin dan ia melihat di kantin sangat ramai, seperti tidak ada celah untuk dia. Tanpa pikir panjang, Viona langsung menerobos kerumunan dan berteriak kepada ibu kantin untuk diberikan susu dan roti coklat. Cara ini selalu dilakukan jika ada di krumunan yang tidak teratur. Cara ini juga sangan ampuh, tapi kurang sopan sih :/

"Yes akhirnya dapet!!!" kata Viona dengan exited.

"Dapet apa sih? Kok seneng banget?" tiba-tiba Bima ada disampingnya.

"Eh Kak Bima, ini mksdnya dapet jajan," kata Viona sambil memperlihatkan susu dan roti coklatnya.

"Nanti pulang bareng yuk, gue mau ajak lo ke suatu tempat," kata Bima.

"Kemana kak?" tanya Viona.

"Iya ikut aja, mau gak?" tanya Bima.

"Mmm okedeh kak," jawab Viona.

-pulang sekolah-

Saat ini Viona dan Bima berada di parkiran sekolah,

"Yuk Na," kata Bima dan memberikan helm Viona.

Mereka langsung berangkat meninggalkan sekolah.

"Kita kemana kak? Jangan culik aku ya kak. Hehe bercanda," kata Viona.

"Tenang aja, pokoknya bakalan bagus," kata Bima.

-sampai-

"Waaah kak, ini apa? Kok ada taman bagus gini di tengah kota?" kata Viona takjub sambil menaruh helmnya.

"Na gue mau ngomong sesuatu," kata Bima.

Tiba-tiba suasana menjadi hening, saat ini masih pukul 4 sore. Terdapat beberapa orang yang sedang olahraga.

"Ngomong apa kak?" tanya Viona.

"Lo mau gak jadi pacar gue?" kata Bima dan posisi mereka sedang berhadapan.

Viona diam sejenak, sedang mencerna kata-kata Bima.

"Sebenarnya aku udah mulai suka sma kakak, kakak terus perhatiin aku. Jadi aku juga mulai suka sama kakak. Aku suka sama kakak," kata Viona dengan wajah malu.

"Ckckckckck, jadi ternyata segampang ini? Kalo gitu kenapa gak dari dulu aja gue ajak lo? Baru diperhatiin di chat doang lo baper? Ternyata selera Vino semurah ini," kata Bima yang gak punya akhlak.

"Maksud kakak?" tanya Viona dengan wajah kaget.

"Lo kira gue beneran suka sama lo? Gue cuma pengen bales dendam sama Vino yang udah ngerebut pacar gue. Ternyata lo bukan pacarnya? Buang-buang waktu aja gue deketin lo," kata Bima dan langsung menuju motornya.

Viona hanya terdiam. Apa yang baru saja ia lihat adalah hal tergila yang pernah ia lihat. Ia tanpa disadari meneteskan air mata. Bukannya terlalu dramatis tapi ia benar-benar sakit hati saat ini.

Seseorang tiba-tiba datang memukul Bima hingga badannya menyentuk tanah.

Saat itu juga Viona langsung terkaget dan bangun dari lamunannya. Viona melihat orang itu adalah Vino.

"Kalo lo punya urusan sama gue, langsung sama gue pengecut," kata Vino dan langsung menarik tangan Viona pergi.

Saat ingin pergi ia mengatakan, "Jangan ganggu milik gue,"

Mereka langsung meninggalkan taman dengan situasi Viona masih tak dapat mencerna apa yang terjadi.

✌🏻❤️
author

Love From ChildhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang