"Nah cantikmu telah lengkap saat kalung itu ada di lehermu."
Keyra memegang kalung di lehernya dengan ingatan itu yang terus membayang di kepalanya. Dia hampir bisa dikatakan terhipnotis dan menjadi bukan dirinya setengah hari ini. Suara pria itu. Caranya berkata dalam memuji juga bagaimana aroma tubuhnya yang begitu menggoda terhirup masuk ke inderanya.
Dia sudah coba meyakinkan dirinya kalau sikap Ezra adalah sikap biasa. Dia sudah mengatakan pada dirinya untuk tidak berlebihan dalam menanggapi semua itu.
Sayangnya akal sehatnya hanya tinggal ampas. Dia terus membayangkan pria itu dalam mendekatkan diri padanya. Dia terus membayangkan jemari pria itu yang seolah sengaja menyentuh kulit lehernya.
Setengah dirinya hampir menyuarakan apa yang selama ini dia haramkan. Sebuah pengakuan yang akan mengakhirkan luka pada dirinya juga keluarganya.
Dia harus segera membuat Ezra pergi dari kota ini atau dia akan berakhir gila dengan mengatakan isi hatinya yang tidak seharusnya diketahu pria itu.
Sesuatu datang mendekat. Keyra dengan segera menatap ke depan dan menghela nafasnya karena sesaat tadi dia hampir terkejut dengan gerakan cepat yang mengarah padanya.
"Sarah, kau mengejutkan aku!" seru Keyra dengan tangan memegang dadanya. Dia menatap pada sahabatnya itu dengan setengah marah.
"Mengejutkan?" beo Sarah. "Aku?" tambahnya dengan lagak aneh yang sampai membuat Keyra mengerut.
"Tentu saja kau. Siapa lagi memang di sini?"
Sarah menyeringai. Dia meraih tangan Keyra dan mengelusnya dalam genggamannya.
Keyra segera menarik tangannya dan menyingkirkan tangan Sarah. Aneh sikapnya membuat Keyra segera membuat lengannya melewati meja dan menempelkan punggung tangannya di dahi Sarah.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Keyra khawatir.
Sarah menepis tangan itu. "Aku baik-baik saja."
"Lalu kenapa bersikap aneh?"
"Aneh? Bukannya itu kau!" tuduh Sarah dengan sepenuh hati.
"Aku?" Keyra menunjuk dirinya sendiri.
"Ya. Kau. Harusnya jika kau memiliki kekasih, katakan terus-terang. Kau pikir aku tidak akan setuju kau bersama dengannya? Aku sahabatmu!" Sarah berkata dengan menggebu.
Keyra meringis melihat bara kekesalan di mata Sarah. Kekesalan yang tidak dia pahami. "Aku memiliki kekasih?" beo Keyra. Dia menggeleng dengan tuduhan yang tidak mungkin menjadi benar itu.
Sampai sejauh ini tidak ada yang bisa menarik minat Keyra. Ada satu tapi jelas tidak mungkin. Pria itu pamannya dan dia sungguh yakin kalau hubungan semacam kekasih tidak akan pernah terjadi padanya. Hanya akan ada kehancuran di sana.
Keyra tidak akan mencobanya untuk mengetahuinya. Dia akan menyembunyikan perasaannya sampai dia mati. Mungkin sampai dia tidak waras lagi.
Karena hanya kegilaan yang akan membuat Keyra mau mengakui perasaannya.
"Oh, kau masih mau menyembunyikanya?"
Keyra mengerut atas tuduhan itu. Apa yang mau dia sembunyikan?
"Apa dia sangat spesial hingga aku tidak diperbolehkan untuk tahu?"
Keyra tidak tahu lagi harus berkata apa. Dia sungguh tidak mengerti maksud Sarah. Dia tidak memiliki kekasih dan dia sudah pasti akan memberitahu Sarah jika sampai dia memilikinya.
"Jangan bercanda dengan pura-pura bingung, Key. Lihat, mereka bahkan memotret kebersamaan kalian."
Sarah menunjukkan ponselnya kepada Keyra. Memperlihatkan foto Keyra yang membelakangi Ezra di mana pria itu sedang memasangkan kalung pada Keyra. Gadis itu hanya meringis melihat foto tersebut. Dia berharap mereka segera menghapus semuanya.
"Kau masih mau menyangkalnya?" tanya Sarah.
"Menyangkal apa?"
"Ada apa denganmu, Key? Aku akan mendukungmu walau dengan dia. Walau dia lebih tua tapi..."
"Dia pamanku. Ada apa denganmu?"
Mata Sarah melotot. Menatap tidak yakin pada Keyra dan setengahnya tidak percaya. Dia masih curiga kalau Keyra sengaja melindungi dirinya dengan menyembunyikan segalanya. Mungkin saja Keyra takut pada kemarahannya.
"Kau tidak ingin jujur."
"Aku sudah berkata jujur padamu. Dia pamanku. Namanya Ezra Chase. Sesuai dengan namaku. Keyra Andira Chase. Untuk apa aku berbohong padamu."
"Kau memiliki buktinya?"
Keyra memutar bola matanya dengan jengah. Dia tidak pernah dihadapkan pada sebuah keraguan dari sahabatnya sendiri.
Segera gadis itu merogoh saku jaketnya dan mengambil ponselnya. Menggeser layar ponselnya dan mencari foto keluarganya. Mencari di mana dia dan Ezra memiliki foto bersama mereka dan keluarga.
Setelah Keyra menemukannya. Langsung dia letakkan di meja dan Sarah tanpa disuruh mengambil benda itu. Melihat dengan seksama dan terus menatap antara layar ponsel dan Keyra. Jelas satu foto tidak akan meyakinkan Sarah. Sayangnya tidak hanya ada satu foto di sana. Melainkan banyak foto.
Sarah hanya tinggal mengesernya dan melihat dengan seksama seluruh foto. Lalu kepercayaan datang padanya. Bahwa Ezra memang sepupu Keyra. Foto-foto itu mengungkap kebenaran.
"Sungguh hanya keluarga?"
Keyra mengangkat pandangannya dan menghela nafasnya dengan jengkel setelahnya. Jelas dia sangat tahu siapa yang meminta Sarah mengonfrontasi dirinya dengan sangat berlebihan seperti itu. Pasti pemuda ini orangnya. Gandi.
Si pecinta paling konyol yang telah jatuh cinta pada Keyra selama empat tahun lamanya. Yang bahkan rela membuang beasiswanya hanya demi bisa kuliah di tempat yang sama dengan gadis tersebut. Cintanya yang terus ia orasikan namun tetap mendapatkan penolakan dari Keyra.
Sebenarnya Gandi sungguh tipe idaman semua perempuan. Dia tampan. Tinggi dengan rambut pirang dan bola mata berwarna biru yang hampir sama dengan warna mata Keyra. Tapi Gandi memiliki bola mata lebih cerah dari Keyra.
Gandi juga anda orang kaya. Setidaknya ayahnya masuk ke daftar sepuluh orang terkaya di kota ini. Dan yang membuat Keyra salut adalah Gandi tidak bersikap sombong dengan kekayaan orangtuanya. Dia bahkan mengejar beasiswa walau ayahnya sanggup melakukan semua hal untuknya. Dia sungguh tidak pernah mengandalkan kekayaan orangtuanya.
"Ini buktinya," ujar Sarah. Gadis itu memberikan ponsel Keyra ke arah Gandi untuk memberikan bukti konkrit.
Keyra tidak perlu menjelaskan apapun pada Gandi. Sayangnya bahkan Sarah menyarankan untuk memberitahukan Gandi lebih jauh. Itu tampak dari fostur Sarah juga bagaimana Sarah menatap padanya.
Gandi menghela nafasnya dengan lega. Tampak tadinya begitu kalut dan setelah segalanya terjawab, dia memberikan pandangan cintanya pada Keyra. Gadis itu hanya bisa menghela nafasnya lelah.
Dia sudah coba mengatakan pada Gandi kalau pemuda itu tidak akan menjadi pilihannya untuk sebuah cinta. Dia juga menegaskan kalau Gandi harus berhenti berharap padanya. Sayangnya segalanya hanya berakhir dengan nihil. Tidak ada yang berubah sama sekali.
Gandi tetap mencintainya. Sarah tetap mendukung Gandi dan Keyra menjadi seorang diri yang jatuh cinta dalam diam terhadap pamannya sendiri. Tanpa bisa mengorasikan apalagi mengatakannya. Dia sungguh sial bukan?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss With My Uncle | Sin #3 ✓ TAMAT
RomanceTamat di watty dan dihapus sebagian. Beli di playstore untuk versi lengkapnya *** Sudah sejak lama Keyra Andira memuja sosok Ezra Chase, pamannya sendiri. Pemujaan itu tidak hanya berasal dari betapa kagumnya dia melainkan juga dari hatinya yang dia...