ONE CHOICE(7)

9 1 0
                                    

Mulai saat itu, aku dan Galen sering pulang bersama, apalagi saat motorku dimasa kritis kritis nya, jadi lah Galen sebagai ojek pribadiku, meskipun dia tidak keberatan ya masih saja aku yang keberatan dan mencoba untuk tidak minta tolong kepadanya, namun keadaan memaksa ku untuk pulang bersama dia sehingga ya mau gakmau aku harus bersamanya.

Aku merasa Galen terlalu baik kepadaku, saat aku sakit contohnya, ia yang mengantar ku pulang dengan selamat meskipun dia sengaja mengambil rute terjauh untuk kerumahku karena katanya ia ingin berlama lama bersamaku. Mendengar hal seperti itu terkadang aku tersipu malu dan terbawa perasaan. Sebenarnya aku ingin Galen menjadi milikku namun sepertinya Galen tidak ingin hubungan yang lebih serius, jadilah ia hanya ingin seperti ini saja. Pernah suatu hari Galen di chat oleh Vana karena Vana melihatku merasa depresi karena aku bingung harus bersikap seperti apa kepada Galen, jadilah Vana meminta nomor Galen kepadaku, dan mengirim pesan kepadanya. Vana pun mengirimkan screenshotannya kepada ku, isinya begini

''len, ini gw Vana, ada yang perlu gw tanyain nih ke lu''

''oh iya Van, apa ya Van?''

'' lu sebenarnya nih ya serius ga sih sama Leo? Bukannya gw mau ikut campur nih ya tapi lu tuh uda terlanjur baperin anak orang Len, kasian temen gw, sahabat gw''

'' gw ada niatan mau serius kok Van''

'' lu serius mau nembak dia?''

'' iya serius, cuman belum ada waktu aja''

'' serius lu Len? Lu jangan nyakitin sahabat gw ya, lu bisa berurusan sama gw, atau kalau perlu gw suruh Leo jauhin lu, paham kan?''

'' haha oke Van ga gw lakuin kok, lu jangan garang garang jadi cewek, jadi mirip Leo lu nanti''

'' not ur business''

Setelah Vana mengirim isi screenshootan ini, Galen mengirimiku pesan

'' Le, lu ga yakin ya sama gw?''

'' bukannya ga yakin Len,tapi gw cuman ragu aja, takut gw nyesal,takut gw patah hati''

''gw jamin lu ga bakal patah hati Le''

'' haha gausah gitu Len, nanti lu gabisa pertanggunjawabin gimana? Lu sendiri nanti yang malu Len''

'' iya juga ya Le, yaudah deh gw sebisa nya akan BERUSAHA untuk tidak membuat lu patah hati Le''

'' haha gw juga akan berusaha yakin ke lu Len, semoga''

Setelah itu, kami mulai membahas berbagai hal yang sebenarnya tidak penting namun mengasyikkan. Terkadang kami melakukan video call namun isinya kami berdua cuman diam, tertawa, dan tidak tahu membahas apa. Terkadang Galen menemaniku makan siang saat disekolah, hal itu sungguh menyenangkan. Ditambah lagi aku tidak diawasi lagi oleh Raha, meskipun ada Niel sebagai mata mata Raha, namun ia memperbolehkan ku makan bersama Galen. Thanks banget Niel, I love u 1500 deh wkwkwk.

Masuklah aku ke akhir semester 1, tepatnya akhir semester menyenangkan di sekolah ini, sisanya semester depan akan menjadi semester berat karena akan menjadi penentu ku masuk ke universitas mana. Kami saat ini sedang melakukan ujian akhir, ujian yang amat sangat membosankan. Aku dan Vana tidak sekelas karena abjad ku dan Vana jauh, jadilah aku selalu bermain di kelas Vana saat bel istirahat, dan sebelah kelas Vana ada kelas Galen, tapi ia lebih sering di dalam kelas dibanding keluar kelas.

Aku dan Galen memilih focus untuk ujian terlebih dahulu, meskipun Galen tidak belajar. Terkadang ia mengirimiku pesan dan ya mau tidak mau aku membalasnya, saat aku belajar Galen menemaniku, namun ketika aku butuh konsentrasi penuh, Galen selalu memberiku ruang untuk belajar terlebih dahulu, meskipun ia kadang cemburu melihatku lebih sering belajar dibanding bersamanya, dan aku selalu mengatakan kepadanya bahwa aku ingin menjadi dokter, mau tidak mau aku harus belajar, sedangkan ia ingin menjadi polisi, namun ia malas belajar, tapi aku selalu mendoakan ia lulus polisi dan menjadi sukses kedepannya.

Two choice one heartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang