ONE CHOICE(2)

14 1 0
                                    


Malam hari, dua hari setelah kejadian itu, aku terus kefikiran akan dia, laki-laki yang tidak ku ketahui namanya, yang tiba tiba tersenyum kepadaku didepan kelas. Sebenarnya aku merasa shock,sebab belum pernah aku merasakan senyum yang begitu tulus datang kepadaku tibatiba, tanpa ada maksud apapun, aku sangat senang,sekaligus sangat takut. Aku takut bahwa sebenarnya aku itu hanya baper cuman karena disenyumin dia, namun yang ku bisa hanya stay positive dan menganggap semua itu hanyalah angin lalu.

Raha mendapatiku tengah melamun di teras rumah. Dia mengejutkan ku sembari membawa coklat panas kesukaanku. Raha sangat perhatian, aku sangat menyayanginya, namun sifatnya yang overprotektif membuatku merasa sedikit terkekang. Dia ganteng, dan aku suka melihat wajahnya. Raha belum pernah punya kekasih, dia bilang kalau dia punya kekasih, bumi akan kiamat. Banyak perempuan dikelas ku yang suka terhadapnya, namun dia tak acuh dan tidak peduli terhadap mereka. Raha itu tipe fakboy namun tidak punya banyak cewek dan tidak pernah memphp in cewek, jika cewek itu merasa bahwa dia diharapkan oleh Raha, cewek itu salah besar sebab Raha tidak akan memberi harapan kepadanya. Raha ingin first love nya menjadi last love sampai akhir hayatnya. Dan aku yakin dia bisa mendapatkan itu. Tetap saja aku benci dia karena dia tidak memberiku izin didekati cowok lain,sungguh tidak adil.

'' nih coklat panas kesukaan lu, terima gih'' Raha menempelkan gelas panas ke pipi ku dan betapa terkejutnya aku akan hal itu. Aku marah dan merampas gelas yang telah diberikannya.

'' lu goblog atau gimana sih Raha, please lah pipi gw panas tau! Kalau kebakar gimana, gadak akhlak jadi abang lu ya'' aku marah sambil memegang pipi panasku

''sorry princess, gw kan becanda, lu sih daritadi gw lihat melamun terus, apasih yang ada di kepala lu ini, otak aja kagak punya'' Raha memukul jidatku sambil tersenyum licik

'' sembarangan lu ngomong ya! Gw punya otak ya Raha, lu jangan seenaknya gitu, mau gw bunuh sekarang? Mending lu kaga usah ganggu gw deh, gw pusing nengok tingkah laku lu" kataku memukul tangan Raha yang masih bertengger di jidatku

'' lu gadak yang mau diceritain gitu? Gw tau kok lu pasti lagi banyak fikiran? Lu diganggu teman julid lu lagi? Biar gw suruh Niel ngasi pelajaran ke mereka. Gw gakmau adik perempuan gw yang imut ini ngerutin jidatnya untuk mikir hal yang gak berguna'' kata Raha mencoba serius

'' if I tell u, lu pasti marah dan langsung overprotektif ke gw Ra, gw capek gw udah gede gini masih aja lu overprotektif ke gw, nanti gimana gw mau mandirinya Ra,'' kata ku sambil menahan marah

'' jangan marah princess, sorry kalau gw overprotektif ke lu, kan lu tau gw sangat sangat sayang ke lu, gw gakmau lu disakitin orang, lu adek cewek satu satunya yg gw punya, gw sangat amat ingin lu tetap aman dari segala gangguan, gw gakmau lu merasakan pahitnya dunia ini Le, sorry terkadang gw gakbisa nahan amarah dan seenaknya ke orang yang lu suka, gw juga mau kok berubah, namun sikap ingin melindungi lu ini malah makin menjadi Le, kalau kalau lu jadi abang and lu lihat adek lu nangis garagara orang yang dia cintai, lu pasti marah kan, masih juga kecil udah nangisin anak orang, pasti lu mikir gitu kan Le. Mungkin kalau Xander tau lu disakitin karena masalah percintaan, maybe he was angry. Dia pasti marah kalau kalau tau lu nangis cuman garagara laki laki cupu Le. Gw sangat amat sayang sama lu,Le. Ceritalah jika lu emang uda siap untuk cerita, gw dengerin kok, gw juga akan coba untuk tidak terlalu overprotektif lagi.'' Raha memelukku yang terkesan shock dengan perkataannya tadi. Dan tiba tiba menangis di pelukannya, hangat, aku suka pelukan Raha, apalagi Xander.

'' thanks Ra, lu emang abang gw terdebest la selain Xander, tapi Xander tetap number one'' kataku mencoba menghilangkan isak

'' yeah lu mah sayangnya sama Xander mulu gw nggak, oh iya gimana kalau kita vc dia?'' kata Raha

'' gw rasa gausah deh, dia lagi dinner sama kekasih hati unyu unyu nya'' kataku sambil memperlihatkan foto Xander dengan pacarnya yang dikirimnya kepadaku via whatsapp

'' lu kapan nyusul Ra?'' aku mencoba menggoda Raha

'' lu bisa gak jangan goda gw kekgitu Le, gw kan maunya satu dan sampai mati''Raha menatapku dengan tatapan memohon, sangat gemas.

'' emm gw gakbisa gitu gw suka godain lu, hai cowok manis ku'' kataku sambil mencium pipi Raha lalu lari kedalam rumah

'' sial lu Le'' Raha ikut mengejarku kedalam rumah.

Minggu minggu pun berlalu dan sampailah penghujung semester 1 di kelas 11, tak terasa sebentar lagi akan diadakan UAS yang sangat amat malas kukerjakan. Setelah kejadian laki laki itu tersenyum kepadaku, kejadian kejadian lain pun banyak menyusul, seperti ketika aku lewat didepan gengnya, mereka langsung menyenggol bahu si laki laki itu, aku pun memandang mereka dengan tatapan sinis dan pergi berlalu. Selain itu juga ketika pulpenku yang tiba tiba terjatuh di dekat mereka, si laki laki ini pun mengambilkannya untukku dan tersenyum kepadaku,sedangkan teman-teman nya yang lain menyoraki kami, akibat nya aku lari keluar dari kelas agama dan tak kembali lagi. Masih banyak lagi kejadian lainnya yang tak kusebutkan satu persatu, namun yang pasti aku muak dengan perilaku nya yang banyak menyimpan teka teki itu. Sampai suatu hari sebelum UAS, masuk nomor chat tak dikenal di whatsappku, akupun membukanya dan betapa terkejutnya aku, dia laki-laki yang selalu tersenyum kepadaku itu, dan aku baru tau nama dia, namanya adalah Galen Leo Aldari, dan nama panggilannya sama denganku, yaitu Leo.

'' hi, maaf ya leo menganggu, ini gw leo, yang sering senyumin lu, save wa gw ya''

''emm, iya leo, gw save kok''

'' thankyou yaa''

Karena aku malas membalasnya, aku hanya mensave wa nya dan berakhirlah chat ku dengan dia, terkesan cuek bukan, namun ya aku gakmau terbawa perasaan dengannya, mungkin karena aku masih berfikir Leo mungkin sukanya sama Zera, bukan aku, jadi ya sudahlah.

Aku memberitahu chat ini kepada Vana, dan betapa terkejutnya dia akan hal itu, dia berkata bahwa Leo itu sangat cocok denganku, namun aku membantah sebab tak ada bukti yang sesuai yang menyatakan bahwa Leo suka denganku, mungkin dia hanya iseng dan menganggapku sekedar teman satu angkatannya. Vana pun bersikeras bahwa dari tingkah laku Leo dari awal, bahwa dia suka denganku, dan aku masih saja tidak peduli akan hal itu. Sebab Leo terlalu sempurna untuk dimiliki oleh seorang biasa sepertiku ini.

Two choice one heartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang