ONE CHOICE(4)

12 1 0
                                    


Sebelum tahun ajaran baru mulai,biasanya kami mengadakan makan besar yang bertempat di sekolah. Dan semua itu gratis ditanggung biayanya oleh sekolah. Pada acara ini pasti banyak alumni alumni Permata Bangsa yang datang dan menjadi panitia, termasuk Xander dan Raha. Raha sekarang sudah menjadi alumni, dan aku terbebas dari overprotektif nya dan akan mencoba menjadi manusia yang bebas selama 1 tahun ini. Acara ini selalu ku nantikan setiap tahunnya sebab di acara inilah aku bisa melihat berbagai macam lelaki seusiaku yang tak ku ketahui kelas nya dikarenakan aku yang jarang keluar ini.

Hari makan besar tiba, aku pergi bersama Raha, sedangkan Xander sudah terlebih dahulu pergi karena dia mendapatkan giliran menjadi ketua panitia disana. Xander dahulunya juga merupakan ketua OSIS Sma Permata Bangsa, dia sangat cakap dan cekatan serta pandai dalam mengambil keputusan, sungguh aku bangga memiliki kakak seperti dia. Berbeda dengan Raha, Raha tidak suka bergabung dengan organisasi, sama sepertiku. Kami berdua merupakan anak ansos, tapi kami bukan introvert. Xander selalu memaksa kami berdua untuk ikut bergabung di OSIS namun kami berdua menolaknya. Ya karena Xander orangnya pengalah,dia akhirnya tidak memaksa kami berdua lagi.

Kami pergi berdua dengan menggunakan motor Raha, dan dia mengatakan bahwa pulangnya aku harus bareng dengan Xander karena dia masih ingin nongkrong bersama teman temannya. Acara makan besar dimulai sore hari, namun setelah aku siap, aku masih harus menunggu Raha yang sangat lama memilih pakaian, mengalahkanku. Setelah siap, kami berdua pergi dan kami terlambat. Saat kami sampai sudah masuk kata sambutan ketua panitia atau ketika Xander sedang sibuk ''membacot'' didepan khalayak ramai. Xander melihat kami berdua mencoba mencari kursi sesuai arahan dan melirik tajam kepada kami. Dia pasti marah karena tau kami berdua tidak tepat waktu. Sungguh kakak yang disiplin sekali.

Setelah lelah mencari kursi, Vana menelponku dan mengatakan bahwa mereka telah mengambilkan kursi khusus untukku, aku pun langsung cabut dari kursi yang telah kudapatkan tadi menuju mereka, disitu mereka tampak tertawa melihatku kebingungan mencari mereka.

'' kalian kenapa ketawak? Emang gw ngelawak, shit!'' kataku mencoba duduk dikursi yang telah disimpan sahabatku

'' nggak kok Le, gw ngakak lihat lu capek capek nyarik kursi eh taunya dah kami ambilin'' kata Nayya tak kuat menahan tawa

'' yah lu sih goblog nya diasah terus, ya jadinya gini'' kata Vana sambil menampar jidatku

''sakit Vana, gw tuh daritadi lupa kalau kalian uda nyariin gw kursi, gw tuh terlambat garagara Raha sialan, nyari baju aja lama beut se jam, ingin ku memaki dia'' kata ku meringis

'' ya dia kan mau tampil mempesona hahaha'' kata Rena tertawa

'' shut up, gw dilirik nih sama Xander, nanti kita dimarahin dia'' kataku melihat Xander yang melototiku dari depan. Sahabatku pun tertawa dan kemudian diam mendengarkan kata sambutan dan berbagai macam rangkaian acara lainnya.

Setelah acara makan besar, kami berlima sibuk berfoto untuk kenang-kenangan karena kami akan pisah kelas, sebenarnya masih bisa berjumpa namun menurut berbagai pengalaman pasti rasanya sudah beda, tidak seperti dulu lagi. Dan seindah mungkin kami ciptakan kenangan kenangan untuk terakhir melakukan acara bersama sama. Saat kami selesai berfoto, tiba-tiba ada yang memanggilku, dia mengatakan begini

''Oh Cleo Alicia Putri 11 IPA 1''

Aku sontak melihat kea rah sumber suara dan melihat gerombolan teman teman Galen a.k.a Leo disana. Aku pun terdiam dan melihat kea rah teman temanku. Mereka nampak tidak mendengarkannya, jadi ya aku merasa bersyukur tidak ketahuan.

Vana meminta tolong kepadaku untuk mengajak seorang alumni teman Xander untuk berfoto,sebab Vana suka dengan dia sejak MOS kelas 10 berlangsung. Namanya Abian. Sedangkan Nayya meminta tolong untuk mengajak temannya Raha yaitu Brian untuk berfoto karena Nayya suka dengannya saat masih SMP hingga sekarang. Aku pun memanggil Raha untuk menanyakan kemana Brian, dan dia ternyata sedang sibuk menjadi seksi perlengkapan, jadi dia sedang tidak terlihat saat itu. Tepat saat aku ingin memanggil Abian, dia lewat di depanku dan Rena menarik tangan Abian.

Two choice one heartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang