Jika Hanya Kita itu Berarti Hanya Kau dan Mommy,sayang

35 8 0
                                    

*Flash back*
Kau turun dari mobilmu setengah berlari karena hujan turun tiba-tiba. Kau mendengar raungan minta tolong seorang wanita muda di lorong klinik. Sesi siang klinik di mulai jam 1 siang, selepas makan siang.

Kau berlari mendekap wanita muda yang mungkin hanya terpaut 3 tahun di atasmu.
"Nyonya, apa yang terjadi?" Dengan berbagai dia bercerita mengenai putranya. Kau dengan cepat menghubungi kakak ipar mu.

Operasi CITO (mendadak karena alasan medis) laparatomi dilakukan siang itu juga. Pria kecil berusia 3 tahun itu mendapatkan tindakan medis karena ususnya rusak akibat benda tumpul.

Entah mengapa keluarganya malah membawanya ke poli spesialis bukan ke UGD. Operasi berjalan lancar hingga pria kecil itu dinyatakan sembuh dan pulang.

"Dokter, aku akan menjadi dokter sepertimu juga jika besar nanti. Aku akan menemani mu mengoperasi orang lain dan menyembuhkannya." Kau tersenyum sambil mengusap lembut kepala Yejun.

"Aku akan menunggu saat itu, jadi sehat, kuat, belajar yang tekun dan dengarkan orang tuamu Yejun. Kembalilah menemui ku satu minggu dari sekarang. Jangan lupa minum obat mu teratur jagoan."

Kau melambaikan tanganmu di pintu utama rumah sakit sambil melihat mobil mereka menghilang.
*flash back off*

"Bibi, siapanya Yejun?" Kau bertanya setelah mengingat nama itu.

"Aku nenek Yejun. Setelah dia pulang rumah sakit, ayahnya kembali ke rumah dengan mabuk kemudian memukuli anak perempuan ku dan Yejun hingga Yejun meninggal dan anakku akhirnya bunuh diri." Tubuh mu seketika itu menjadi dingin. Air matamu tak berbanding lagi. Kau terdiam dengan air mata bercucuran.

"Menantuku melarikan diri dengan mobil setelah membunuh Yejun dan menabrak seseorang di depan rumah sakit." Tangan bibi Kwan kembali memegang tanganmu untuk menenangkan mu.

"Nyonya maaf membuatmu menangis, jadi aku ingin berterima kasih karena kebaikan mu, jika bukan karena mu Yejun akan terus kesakitan tanpa kami tau sebabnya."

Kau hanya bisa tersenyum menanggapi kalimatnya. Setidaknya kau melakukan bagian mu sebagai dokter bedah. Jika akhirnya menjadi seperti itu maka itu mutlak takdir dari TUHAN.

Jam 6 sore kau melepas kepergian bibi Kwan dengan hati risau. Ada ikatan terjalin diantara kalian. Sungguh kau senang karena sepertinya kau punya ibu di rumah yang menjaga mu.

JHope muncul tak berapa lama setelah bibi Kwan pergi. Kau memeluknya erat. JHope yang baru memasuki pintu terkejut dengan kelakuanmu.

"Baby, kau kenapa? Kau barusan menangis?" Dia memperhatikan sembab diarea matamu.

"Aku kebanyakan tidur, aku suka sepatunya, aku ingin makan es krim, ayo kita jalan-jalan?" Berondongan permintaan mu membuat JHope tersenyum tipis menampakkan lesung disudut bibirnya.

"Aahh, maaf, oppa lelah hari ini. Oke, aku siapkan air mandi, oppa mandilah." JHope mengikuti mu sambil menggelengkan kepala bingung. Kau dengan ceria bahkan bersenandung menyiapkan air mandinya.

Dengan tetep bersenandung kau menyiapkan baju gantinya, meletakkan di ranjang.
"Mandilah." JHope hanya bisa memperhatikan mu dengan bingung. Mata sembab itu, berondongan keinginan yang tak terpenuhi dan senandung? Apa yang terjadi hari ini padamu membuatnya penasaran.

"Oppa, jangan lama mandinya, makanannya akan jadi dingin. Aku akan temani oppa makan."

"Iya baby, apa yang terjadi padamu hari ini? Kau sesenang itu oppa pulang?" Sambil memakai bajunya JHope menatapmu.

"Terima kasih sudah meminta bibi Kwan menemaniku."

"Bibi Kwan dulu baby sitter saat oppa masih kecil." Kau melongo kaget.

"Cucu bibi Kwan pernah kami operasi dan bibi Kwan mengingatku." Matamu menyipit karena tersenyum. JHope menggandeng tanganmu turun untuk makan malam.

"Ceritakan yang kau lakukan hari ini."

"Aku? Ahh, aku hanya menonton TV, melihat kalian konferensi pers, melihat kalian bernyanyi, melihatmu begitu senang berada ditengah Bangtan, melihatmu menjawab pertanyaan. Melihatmu bingung saat ditanya soal gosip mengenai kita."

"Baby, maaf aku belum bisa bilang soal kita dan kehamilan mu ke agensi. Tapi aku janji aku akan cari waktu yang bagus untuk itu."

Konsekuensi. Inikah yang disebutkan Sehun dan bibi Kwan? Kenapa sering kali orang tua menebak dengan benar mengenai masa depan.

Kau meneguk teh manis mu sambil melihat JHope makan di hadapanmu. Jika hanya kita berdua nak, maka itu hanya kau dan mommy. Bisik mu dalam hati.

Baby Kau Pacarku!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang