10I Gibran's Time

39 4 7
                                    

ALIFYA

Sekali lagi gue ada di sini. Di mobil Pak Gibran dalam keheningan karena nggak tahu harus ngobrolin apa. Bedanya sekarang gue duduk di samping dia yang sedang mengemudi dan ada alunan musik dari ponsel dia.

Ternyata selera musik doi boleh juga lah. Kebanyakan sih lagu-lagunya Daniel Caesar sama HONNE. Gue juga suka lagu-lagu mereka. Tapi yang bikin gue kaget, di playlist dia ada lagunya Blackpink! Banyak malah. Anjir! Ternyata ya cowok modelan Pak Gibran bisa juga suka Kpop. Emang Kpop ajib sih.

Dan yang paling ngakak tuh pas lagu Kill This Love-nya Blackpink keputar secara random doi salah tingkah. Haha gemes banget asli. Dia langsung curi-curi pandang ke gue melihat reaksi gue gimana kali ya.

Gue terkekeh "Selera musik bapak boleh juga"

Dia semakin salah tingkah setelah gue nyeplos gitu.

"Lagu-lagu mereka memang asik kok. Saya juga suka dengerin Blackpink" tambahku.

Pak Gibran menoleh sekali lagi dan tersenyum lebar "Saya kira kamu bakal ilfeel sama saya".

"Enggaklah, pak. Temen-temen cowok saya juga banyak yang suka kpop. Rizky juga suka lihat videonya Red Velvet kalau pas nganggur di kantor"

"Oh..." Pak Gibran manggut-manggut. Tapi senyumannya memudar. Anjir! Jangan bilang dia cemburu gue bawa-bawa nama Rizky? Haha asli kacau nih.

Gue bukannya sok kepedean nih. Tapi gue juga nggak buta kalau Pak Gibran emang sedikit tertarik sama gue. Dan semua orang juga tahu kalau gue dan Rizky emang selalu barengan, pastinya Pak Gibran juga tahu. Dan gue asumsikan dia sedikit terganggu dengan fakta itu.

"Ini kita jadinya mau kemana ya, pak?"

Sekitar sepuluh menit semenjak dari kos gue dan Pak Gibran nggak juga ngasih tahu kita mau pergi kemana. Dia daritadi cuma jawab

"Nanti kamu juga tahu"

Bedanya kali ini doi nambahin "Bentar lagi sampai kok"

Gue melihat keluar kaca mobil dan langsung tahu setelah gue melihat baliho besar di dekat pintu masuk. Pak Gibran memakirkan mobilnya dan kami turun.

"Bapak kok tahu aja saya suka ke festival makanan" ujarku sambil melirik Pak Gibran yang berjalan di sebelah. Pak Gibran terkekeh.

"Jujur saya cuma nebak-nebak aja tempat yang kamu suka"

"Kok bisa?"

"Ya waktu di pameran saya lihat kamu kalau makan nyenengin"

Edan! Dia sampai merhatiin gue pas makan? Wah merinding gue. Harusnya gue seneng atau takut nih?

"Jadi kamu masih mau ambil cuti?" Tanya Pak Gibran.

Gue menggeleng "Enggak pak, udah selesai semuanya"

"Syukur deh, saya khawatir kamu ada masalah"

Wow! Ini orang nggak ada remnya ya? Gila cuy blak-blakan banget nggak ada jaim-jaimnya. Yah bagus deh, gue juga males sama cowok ribet.

"Makasih juga bonusnya, pak. Secara nggak langsung itu membantu saya banget"

Sekali lagi Pak Gibran tertawa. Gue agak tersinggung nih doi ketawa mulu. Gue nggak lagi ngelenong soalnya.

"Itu bukan dari saya, kerjaan kalian bagus dan kalian ambil proyek baru lagi dengan cepat. Pak Bos yang seneng, bukan saya" jelasnya.

"Bapak mau makan apa nyemil-nyemil aja?" Tanyaku sambil mendaratkan pandangan kesegala arah melihat para pedagang yang sibuk melayani pembeli dan mempromosikannya.

Cafè Au Lait (Coffee, Work, And Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang