1I Hot Latte

81 3 0
                                    

NAMIRA

Senin pagi sudah dimulai dengan keribetan kantor. Orang-orang berlalu lalang untuk menyelesaikan urusan masing-masing namun tidak lupa melemparkan senyum dan menyapaku ketika aku berjalan menuju ruanganku.

Mengawali pagi dengan melihat semua orang sibuk dengan urusan masing-masing entah sejak kapan menjadi pemandangan yang memanjakan mata bagiku.

Aku baru saja duduk di kursi ruanganku ketika seseorang mengetuk pintu. "Masuk" kataku. Laila, sekretarisku itu membuka pintu tanpa beranjak masuk dan hanya menengok dari depan pintu.

"Mbak Namira mau kopi apa pagi ini? Hot Latte as usual?" tawarnya.

Aku terkekeh. Satu lagi kebiasaan pagi yang aku suka. Ketika Laila menawariku minuman kesukaanku. "Yes, please!" ucapku dan ditanggapi anggukan oleh Laila. "Makasih" seruku sebelum Laila menutup pintu ruanganku secara penuh.

Okay! mungkin bagi kalian yang masih belum kenal aku, kenalin aku Namira Jenshen Santoso biasa dipanggil Namira. Aku adalah founder sekaligus direktur utama di brandku sendiri yang dengan susah payah aku dirikan sekitar tiga tahun yang lalu. Nam's Collection. Itulah nama brand milikku. Okay cut with the introduction. Seseorang mengetuk pintu ruanganku "Masuk!" sahutku.

Laila membuka pintu dan memasuki ruanganku dengan senyuman manisnya "Hot Latte special untuk bu bos sudah siap!" Laila meletakkan secangkir Hot Latte dimejaku "And let me remind you, 10 menit lagi waktunya rapat perkembangan launching august collection kita" aku mengangguk"

"Thank you for the reminder, Laila"

"No problem, mbak! Aku nyiapin ruangan rapat dulu ya?" pamit Laila dan aku tanggapi dengan senyuman.

Aku menyesap Hot Latte pesanan Laila. Kebiasaan Laila ketika aku datang ke kantor adalah memesankan aku Hot Latte dari brand favoriteku yang kebetulan sekali storenya hanya beda tiga gedung dari gedung perusahan kami. Setelah Hot latteku tinggal separuh aku langsung membereskan mejaku dan bersiap menuju ruang rapat.

Ketika aku memasuki ruangan rapat semua berdiri dan mengucapkan selamat pagi. Aku melemparkan senyum tipis sebagai balasan lalu semua kembali duduk.

"Okay since everyone already here, langsung saja kita mulai rapat hari ini, aku pingin dengar perkembangan setiap departemen untuk launching august collection kita dan sejauh mana persiapan kita" bukaku "Maybe we can start from Creative Departement?"

"Dari kreatif kita sudah mendapat fotografer seperti yang Bu Namira inginkan, mereka sudah menandatangani kontrak dan sekarang mereka dalam proses pengembangan konsep fashion show kita dan untuk pamphlet and brochure we've done with the grand design"

Aku mengangguk-angguk "Nice! Jadi untuk grand konsepnya jadi pakai corak batik kita ya?" tanyaku.

"Iya mbak, dan untuk warna dasar kita juga udah menyesuaikan sama desain-desain yang lain"

"Okay, I'll wait for the fashion show concept nya ya?"

"Siap, mbak!"

Aku mengedarkan pandanganku "Okay maybe next, talent?"

"Dari talent kami masih belum menemukan model yang cocok untuk dijadikan brand ambassador mbak, sulit menemukan model kelahiran Bali yang sesuai kriteria" jemariku bergemeletuk diatas meja, memikirkan sebuah solusi.

Memang sedikit sulit untuk mencari seseorang yang sangat cocok untuk desain terbaru ini. Aku menetapkan banyak kriteria untuk model brand ambassadornya, karena aku ingin menyampaikan feel koleksi terbaru kami melaluinya jadi aku tidak mau salah pilih. Rapat sebelumnya departemen talent sudah mengajukan beberapa nama model dan aku menolak semuanya.

Cafè Au Lait (Coffee, Work, And Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang