3I The Greatest Rizky

55 2 0
                                    

NAMIRA

Setelah mendapat pesan dari Rizky bahwa dia dan Alifya sudah berada di kafe tempat kita bertemu aku segera berangkat kesana. Jarak Moonlight menuju kantor Alifya dan Rizky cukup jauh mungkin memakan waktu sekitar 45 menit. Itupun kalau nggak macet.

Sesampainya di lokasi aku langsung menghampiri Alifya dan Rizky yang tengah sibuk dengan laptop mereka. "Lagi ngerjain revisi ya pasti?" Alifya mengangguk "Huh, poor you guys! Kalian udah pada makan?" tanyaku pada Rizky dan Alifya yang sedang sibuk menatap laptop. Keduanya menggeleng. "Mau gue beliin nggak?"

"MAU!" pekik Alifya "Eh tapi tumben? pasti ada maunya nih" Alifya menyipitkan matanya.

"Sebenernya gue butuh bantuan Rizky sih"

"Gue?" Rizky menunjuk dirinya sendiri. Aku mengangguk.

"Ih! Ngapain minta bantuan Rizky pakek nyogok segala" Alifya tertawa sinis.

Iya juga sih, kenapa harus pakai acara nyogok segala. Padahal mah si Rizky juga bakal iya-iya aja. Tapi kalau Rizky nggak mau bantu nanti siapa yang bisa bantu cari brand ambassadornya, huhu. Nggak apa-apa deh! Sekali-kali baik sama Rizky hehe.

"Jadi gini guys...kalian tahu kan kalau Nam's Collection mau ngeluarin August collectionnya?" Alifya dan Rizky mengangguk "Nah gue butuh model untuk brand ambassadornya, dan hanya ada satu orang yang memenuhi kriteria"

"Gue tebak pasti Emily ya?" tebak Alifya.

"Iya Lif, Emily. Dan dia nggak mau diajak kerja sama karena lagi hiatus selama lima bulan" aku menatap Rizky dengan tatapan memohon "Lo bisa bantu gue kan Kik buat bujuk Emily? Lo tahu sendiri seberapa ambisnya gue nyiapin August Collection kali ini kan?"

"Kenapa harus gue?" Rizky menyeruput Americano didepannya.

"Kik kan lo deket sama dia, lo kan temen SMAnya" yakinku pada Rizky. Aku memasang wajah memohon yang entah terlihat seputus asa apa. Rizky diam sambil menggaruk alisnya. Yes! Itu artinya dia sedang mempertimbangkan permintaanku.

"Gue coba deh"

"Astaga! makasih banget Kik" pekikku.

"Tapi kalau tetep nggak mau bukan urusan gue lagi ya?"

"Iya-iya" senyumanku sudah tidak tertahan "Kalian mau makan apa? Ayo deh gue yang bayarin"

"Gue lagi pingin makan Japanese food nih" kata Alifya sambil membereskan barang-barangnya.

"Nggak ada! Nasi goreng Mang Ucup aja" bantah Rizky yang juga sambil membereskan barang-barangnya dan memasukkannya dalam tas.

"Kik! Kita itu di traktir, harus makan yang mahal dong!"

"Kan gue yang bantuin Namira, kenapa jadi lo yang ngatur?"

"Namira tadi nanyanya 'kalian mau makan apa?' KA-LI-AN. jadi bukan lo doang, gue juga"

"Nggak ada!"

"Ih harusnya lo ngalah dong sama anak kos Kik" Alifya memasang wajah cemberutnya. Aku menahan tawa karena pasti setelah ini Rizky mengalah.

"Terserah deh"

Kan! Rizky tidak pernah bisa menolak permintaan kami berdua. Maafkan aku dan Alifya ya Kik, kamu jadi ngalah terus-terusan.

"Yes! Lo emang nggak ada duanya Kik" Alifya cengengesan sambil menyenggolkan bahunya pada bahu Rizky. Mereka berdua ini memang lucu sekali. Selalu saja bertengkar tapi tidak pernah terpisahkan.

Akhirnya hari ini aku bisa bernapas lega. Rizky bersedia membantu membujuk Emily. Semoga saja Rizky berhasil membujuknya dan aku tidak perlu mengulur lebih lama lagi launching desain baruku.

Cafè Au Lait (Coffee, Work, And Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang