"kau menangis?"
Misoo tersentak kaget ketika suara berat itu muncul dengan sosok berpakaian serba hitam dihadapannya.
"astaga, kau mengagetkanku!" ucap Misoo
Pria tersebut berjongkok di depan Misoo, memakaikan sepasang sepatu berwarna hitam dengan tali putih yang ukurannya kebesaran di kaki Misoo.
"aku tidak tahu kau menyimpan sepatumu dimana, jadi aku bawakan sepatuku.tidak begitu kebesaran kan?" tanya pria itu sambil mendongak menatap Misoo
"eoh? Ah iya, tidak begitu kebesaran. Terima kasih Yoongi oppa" balas Misoo
"sudah kuduga, kakimu kan memang besar" ledek Yoongi
"aish kenapa malah meledek begitu sih, kaki oppa saja yang kecil! Bukan kakiku yang besar" protes Misoo
"hahah iyaiya anak manis" saking gemasnya, Yoongi mengusap puncak kepala Misoo.
"mwoya ige? Kenapa Yoongi oppa sweet sekali? Tumben..." batin Misoo
Yoongi berpindah duduk di sebelah Misoo. "kau kenapa marah-marah tadi? Menyeramkan tahu. Jimin dan Taehyung sampai membatu." tanya Yoongi
"hah tidak kenapa-napa. Hanya saja seharian ini banyak hal membuatku kesal." Misoo kembali mendongakkan kepalanya dan menatap langit
"apa ada masalah di kantor?" Mendengar pertanyaan itu, Misoo sontak menatap sang lawan bicara
"bagaimana kau tahu? Kau beneran titisan cenayang ya?"
"tidak, manajer nim kau percaya begituan? Tadi pagi di kantor kau dan Sejin hyung terlihat sangat sibuk hingga wajah kalian kusut" jelas Yoongi
"segitu kusutnya kah? Aku di marahi Bang PD nim" ucap Misoo sedih
"kenapa?"
"aku menghilangkan berkas project kita di LA"
"he? Bagaimana bisa?!"
"nan molla! Aku tidak tahu. Aku yakin menaruhnya di meja kantorku, tapi tadi siang hilang begitu saja. Salinan berkasnya juga berasa disitu. Satu map hilang sudah, aish tamatlah riwayatku" Misoo mengacak rambutnya dan menunduk meratapi nasibnya
"Tunggu, kau bilang hilang satu map?" tanya Yoongi
"eoh, dalam map itu ada berkas asli dan salinannya. Aish harusnya aku pisahkan berkas salinannya."
"map berwarna coklat?" tanya Yoongi memastikan
Misoo langsung terduduk tegap menatap Yoongi
"iya map berwarna coklat. Bagaimana kau tahu?""aku tidak tahu apakah yang ku ambil map berisi berkas itu atau bukan. Tapi tadi siang aku mengambil printout lyric beserta map coklat di mejamu" jelas Yoongi
"what?! Min Yoongiiiii-ssi jadi kau yang mengambilnya?" teriak Misoo
"tidak, iya, ah maksutku tidak begitu. Aku memintamu untuk mencetak satu folder file lyric yang aku kirimkan padamu tempo hari. Tadi siang aku mengambilnya, map itu ada di bawah tumpukan 2 printout lyric yang aku minta. Jadi kupikir isi map itu juga printout lyric, makanya aku ambil" ucap Yoongi polos
"astaga kau tidak mengeceknya saat mengambil?!" ucap Misoo kesal
"tidak, aku buru-buru jadi tidak aku cek"
"Min Yoongi-ssi, kau tahu aku stress mencarinya kemana mana hingga pusing dan ingin melepas kepalaku tahu!"
"mana aku tahu, tunggu dulu majaernim, aku tidak mengecek isi map itu jadi aku tidak tahu apakah itu memang berkas yang kau cari apa bukan. Jangan marah-marah dulu dong" protes Yoongi
"sekarang map nya dimana?"
"em di studioku... Studio.. Kantor" ucap Yoongi gugup karna Misoo bertanya dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Yoongi,sangat dekat hingga Yoongi bisa merasakan deru nafas hangat Misoo menerpa wajahnya
"ayo kita kesana!" Misoo langsung menyeret Min Yoongi kembali ke kantor
Sesampainya di kantor, mereka buru-buru ke studio Yoongi dan mengecek map itu. Dan benar saja, itu map yang dicari Misoo seharian ini. Misoo bernafas lega, map berisi berkas penting itu tidak hilang.
Misoo menelfon Sejin untuk mengabari bahwa mapnya sudah ketemu dan bisa diserahkan pada PD nim besok. Akhirnya kesempatan bertemu calon suaminya di LA tidak hilang.
"ayo kita pulang" ajak Misoo pada Yoongi.
"em manajernim kau pulang duluan saja, karna sudah terlanjur disini aku akan menyelesaikan beberapa lagu dulu" jawan Yoongi
Setelah menerima jawaban itu, Misoo tak langsung pulang malah menarik kursi dan duduk di sebelah Yoongi.
"tidak jadi deh, aku ingin menemanimu saja" senyum manis Misoo tak ketinggalan.
"hah tidak bisakah dia tidak tersenyum semanis itu?" batin Yoongi
"ya, terserah kau saja" ucap Yoongi
Misoo mengamati Yoongi dengan khusuk dan serius, sesekali dia berdecak kagum dan memberi pujian pada Yoongi karna melody yang ia ciptakan.
Perhatian Misoo teralih oleh sebuah tumpukan printout lyric disampingnya, ada beberapa kalimat yang dicoret dan dikoreksi.
"kenapa ini banyak coretan?" tanya Misoo
"aku tidak pandai menulis lirik bergenre seperti itu, nanti akan dikerjakan Namjoon"
"kenapa tidak pandai?"
"ya tidak pandai saja" jawab Yoongi singkat
"mau kubantu?" tawar Misoo
"memangnya kau bisa?"
"ntahlah, boleh kucoba?"
"cobalah, tapi jangan menggangguku"
Misoo mencoba mengoreksi dan menulis lirik berdasarkan bahan dan melody yg Yoongi beri. Dia terlihat begitu serius, ia menulis kalimat kemudian mencoretnya lagi dan mengganti dengan kalimat lain.
"argh selesai. Misoo-ya kau sudah sele...sai..." ucap Yoongi menilik Misoo yang ternyata tertidur.
Ia mengamati wajah Misoo, menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah Misoo.
"bertahanlah... Sebentar lagi kau akan mendapatkan kembali oppamu" ucapnya sambil mengelus rambut MisooYoongi mengecek lembaran lirik yang Misoo kerjakan. "waah kau memang adik Namjoon, haruskah kuberitahu PD-nim? Skill menulis liriknya tidak boleh disia-siakan" gumam Yoongi.
"manajernim...." "Misoo-ssi" "Misoo-ya" Yoongi berusaha membangunkan Misoo
"bangun, ayo kita pulang" Misoo pun membuka matanya perlahan. Ia memerjap beberapa kali
"oppa sudah selesai?"
"sudah, ayo pulang"
![](https://img.wattpad.com/cover/185182619-288-k837685.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan's Golden Manager
FanfictionKim Misoo, gadis beruntung yang tak beruntung. Ia sangat tak beruntung di masalalunya dan sangat beruntung di masa kini. Sebagai Manager bangtan, ia bisa melihat, menyentuh, dan memeluk member bangtan. Ia bahkan tinggal bersama mereka. Hal yang di m...