6

273 67 5
                                    

Sore itu begitu sampai di kosan Chaeyeon, niat awal Hangyul hanya menunggu didepan pagar karena tidak enak jika harus masuk dengan keadaan kosan Chaeyeon yang sepi.

"Hai, ayo masuk dulu"

Chaeyeon membuka pagar dan menyapa Hangyul, Chaeyeon masih dengan pakaian santai yang justru membuat Hangyul menatap kesal.

"Lu kenapa gak prepare selama gue jalan kesini? Jadi gue masih harus nunggu lu mandi sama dandan dulu?" cerocos Hangyul yang masih duduk diatas motornya

"Dih jangan ngegas, gak bikin gue kesel sehari aja gak bisa apa ya?" jawab Chaeyeon tak kalah kesal

"Kebiasaan banget cewek tuh, udah tau dandannya lama eh malah nyantai" Hangyul akhirnya menyerah dan membawa masuk motornya ke halaman kos tanpa menyalakan mesin motor

"Bentar, lu bilang temen-temen lu gak ada dan lu lagi gak mau sendirian. Nah ini motor Yohan kenapa bisa nangkring disini?"

Hangyul menunjuk motor vespa matic berwarna hitam dope milik Yohan, Hangyul tidak mungkin salah mengira karena Hangyul hapal dengan plat seri motor Yohan.

"Kejutan" kata Chaeyeon sambil melebarkan tangannya tapi wajahnya masih datar

"Hah?"

"Udah ayo ikut aja!" Chaeyeon akhirnya menarik lengan Hangyul kemudian menyeretnya ke halaman belakang

Hangyul tidak mengeluarkan suara ketika Chaeyeon menyeretnya menuju halaman belakang, Chaeyeon tiba-tiba saja berhenti yang secara otomatis membuat Hangyul menubruk tubuh Chaeyeon karena tidak ada persiapan.

"Taraaa..."

Chaeyeon tiba-tiba saja berbalik untuk menatap Hangyul, gadis itu memberikan senyum manisnya dengan sebelah tangan menunjuk kepada teman-temannya yang lain yang juga sudah tersenyum cerah.

"Oh makasih"

Respon datar dari Hangyul membuat senyum Chaeyeon seketika menghilang, sudah capek-capek tapi respon yang diberikan hanya seperti ini?

Chaeyeon berniat pergi meninggalkan Hanyul dan yang lainnya, tapi pergelangan tangannya kembali diraih oleh Hangyul.

"Mau kemana?" kata Hangyul dengan nada lembut dan suara rendah

Entah kenapa dada Chaeyeon tiba-tiba menghangat setelah mendengar suara lembut Hangyul, Chaeyeon seketika merasa tidak rela jika harus berbagi suara lembut milik Hangyul dengan siapapun.

"Sini woy!"

Chaeyeon tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara teriak Yena, matanya otomatis menatap tangan miliknya yang sekarang digenggam oleh Hangyul.

"Gue masih suka Jeno, kan?" lirih Chaeyeon dalam hati.

Sore itu, mereka menghabiskan waktu dengan bermain game dan saling bercerita tentang hal konyol yang pernah mereka alami.

Sore itu dibawah cahaya langit senja, Chaeyeon merasa bahagia ketika melihat Hangyul tertawa lepas seolah tidak punya beban.

Dalam hatinya berdoa, semoga saja dirinya bisa melihat senyum dan mendengar suara tawa Hangyul untuk selamanya.

Malam harinya, entah bagaimana hanya tinggal Hangyul dan Chaeyeon yang bertahan ditaman belakang.

Mereka berdua berbaring bersisian diatas rumput hijau beralaskan tikar tipis.

Chaeyeon menatap langit yang malam ini dihiasi bintang yang berkelap kelip dan juga bulan yang hampir sempurna.

"Chae, gue boleh pinjem ini?"

PlumpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang