Siapa Dia?

4.1K 569 35
                                    

".... Hyung?"

"Sudah lama ya, Taeyongi? Tak kusangka kau sudah menikah."

"Ah, ini tidak seperti yang kau kira, Jongin-hyung."

"Maksudmu?"

"Aku belum menikah."

Jongin memberikan tatapan bertanya pada Taeyong. Bagaimana mungkin seseorang yang sedang mengandung belum menikah?

"Mau cerita padaku?"

"Ng, tapi tidak di sini."

"Baiklah, kita ke cafe di sekitar sini. Aku tahu tempat yang bagus."

....

Taeyong memandangi sosok tinggi yang tengah menyeruput kopi di depannya. Pria ini Kim Jongin. Tetangganya semasa kecil. Atau bisa dibilang... cinta pertamanya.

"Aaah, jadi begitu... Taeyong memang unik ya? Sejak dulu tidak berubah."

"Bukan unik, aku hanya berprinsip."

Jongin mengangguk-angguk. "Aku bisa mengerti. Lalu... setelah lahir, kau berniat membesarkan bayinya seorang diri?"

"Ya, ibuku bisa melakukannya. Aku juga bisa."

"Tidak ingin membesarkannya bersama seorang suami? Aku bisa membantumu loh."

.
.
.

Jaehyun mengerutkan dahi karena pesannya tak juga dibalas. Taeyong tadi bilang ingin pergi mencari makan sebentar, tapi sudah dua jam dan pria itu belum juga kembali. Bukan apa-apa, Jaehyun hanya khawatir.

"Maaf lama." Taeyong kembali dengan sekresek penuh makanan ringan.

"Kau kemana saja?" Tanya Jaehyun tanpa membiarkan Taeyong duduk terlebih dulu.

"Cari makan."

"Dua jam?"

"Selama itu?" Taeyong malah balik bertanya.

"Setidaknya balas pesanku. Aku takut kau kenapa-kenapa dan tiba-tiba sudah di IGD. Siapapun yang melihatmu pasti merasa riskan." Jaehyun merujuk pada perut Taeyong yang sudah sangat besar. Perawakannya yang kecil membuatnya terlihat rapuh dan bisa terjatuh kapan saja.

"Aku tidak selemah itu. Hanya pergi sedikit lama. Aku tidak sengaja bertemu teman dan malah mengobrol dengannya."

"Teman? Pria atau wanita?"

"Memangnya kenapa?"

"Jawab saja dulu."

Taeyong berdecak. "Pria, tampan dan tinggi. Tipe idealku sekali."

Jaehyun melotot mendengar penuturan Taeyong. Taeyong ini sengaja atau bagaimana?

"Kau setelah ini pulang saja."

"Hm?"

"Kau sudah seharian menungguiku. Sesungguhnya aku bukan tanggung jawabmu. Kau tidak usah merasa terbebani harus mengurusku. Sebaliknya urus dirimu sendiri dengan baik. Aku merasa lelah sendiri melihat napasmu."

Jaehyun benar-benar merasa kasihan pada Taeyong. Kalau ia bisa berbagi beban Taeyong sedikit saja, ia akan dengan senang hati melakukannya. Pria itu membawa perut yang semakin berat dari hari ke hari. Wajahnya semakin pucat dan kusam dan yang paling Jaehyun khawatirkan adalah napasnya yang terlihat sesak di setiap tarikannya.

Dikhawatirkan oleh Jaehyun begitu, Taeyong malah tertawa. Sambil mengelus-elus perutnya ia berkata. "Aku memang lelah, tapi ini menyenangkan. Maksudku, aku bahagia. Memiliki mereka membuatku semakin menghargai ibuku."

OURS [JaeYong version]Where stories live. Discover now