Malam ini cahaya bulan yang awalnya terang benderang dalam sekejap mata menjadi tak terlihat lagi karena tertutup awan hitam mendung yang datang bersamaan dengan tetesan air hujan yang jatuh dengan begitu lebatnya. Membuat orang-orang lari berhamburan mencari tempat untuk berteduh karena hujan yang tiba-tiba datang.
“Ah, sial. Ramalan cuacanya kenapa meleset" pria itu terlihat tidak senang saat melihat keluar ternyata sedang hujan. Pria itu melihat ke sekelilingnya yang kini sudah sepi tidak ada lagi orang lain selain dirinya di tempat ini. Pria itu terlihat diam beberapa saat seolah memikirkannya sesuatu.
“Baiklah, tidak ada cara lain" pria itu pun melepaskan jasnya dan melonggarkan ikat dasinya dan melepaskan . Kancing teratas kemejanya sebelum dia memutuskan untuk berlari menerobos hujan menuju ke tepat parkir untuk masuk ke dalam mobilnya.
“baju baruku" pria itu mengeluh ketika melihat sebagian dari kemeja baru yang baru saja ia kenakan sebagian basah karena hujan. Dia pun buru-buru menyalakan mesin mobil dan menyalakan pemanas di dalam mobil untuk membuat dirinya hangat. Kemudian memacu mobilnya di jalan yang sedang terguyur hujan deras karena hari ini dia benar-benar sedang terburu-buru karena ada hal penting yang harus ia lakukan.
Sedangkan di tempat yang lain, seorang gadis berjalan dengan pandangan kosong di tengah hujan deras di pinggir jalan sendirian di malam hari.
“Kenapa?”
“kenapa harus dia “
“ Kenapa seperti ini. Kenapa mereka tega"
“ Kenapa....” tidak ada yang tahu jika saat ini gadis yang sedang berjalan seperti di tengah hujan dengan penampilan acak-acakan seperti orang gila. Saat in sebenarnya dia sedang menangis. Gadis itu baru saja melihat sesuatu yang lebih menakutkan dan menyakitkan dari pada mimpi buruk dan juga kematian.
"Aku kira dia tulus, tapi ternyata semua itu bohong"
“Dan sepupu yang paling aku sayangi dia tega berkhianat di belakangku, itu pun selama bertahun-tahun”
“Mereka membuat aku layaknya orang bodoh di depan mereka hanya karena aku terlalu baik dan percaya pada mereka, sungguh naif diriku ini” gadis itu terus saja bergumam sepanjang jalan membuat semua orang yang melihatnya menganggap benar-benar gadis yang kehilangan akal karena bicara tidak jelas di tengah hujan
Lalu seberapa saat kemudian orang-orang yang di sekitar jalan itu di buat terkejut ketika melihat gadis yang beberapa saat lalu ada di pinggir jalan kini terlihat berjalan menuju ke tengah-tengah jalan. Tentu saja orang yang melihat hal itu langsung berteriak membujuk gadis itu untuk segera menepi karena kendaraan lain bisa datang kapan saja, terlebih lagi saat ini sedang hujan itu membuat jarak pandang kendaraan akan berkurang yang mengakibatkan kemungkinan besar terjadinya kecelakaan.
Akan tetapi sepertinya gadis itu sama sekali tidak peduli dengan itu. Seolah dia berpikir mungkin mati akan lebih baik baginya dan dia benar-benar mengharapkan bahwa sebentar lagi akan ada mobil atau kendaraan apa pun yang akan segera menabraknya. Karena jujur dia tidak sanggup menahan perasaan sakit ini terlalu lama lagi.
Dan ketika sudah benar-benar berada tepat di Tengah jalan dan melihat samar-samar lampu kendaraan gadis itu mempersisipkan dirinya menghadap datangnya kendaraan tersebut sambil merentangkan kedua tangannya dan ketika lampu mobil itu terasa semakin menyilaukan gadis itu secara perlahan menutup matanya seolah sedang mematikan kematiannya yang rasanya akan segera tiba.
"Kenapa “
“kenapa aku tidak merasakan Sakit, apa aku sudah mati?” gadis itu terus memejamkan matanya dan berharap dirinya bisa merasakan sakit sebelum kematian seperti yang sudah ia bayangkan ketika tubuhnya terbentur kertasnya aspal. Tapi sampai sekarang dia belum merasakan apa-apa dan lagi tidak ada bau amis darah yang tercium di sekitar tumbuhnya jika ia benar-benar mati.
“Hai nona!”
“Apa yang kau lakukan di tengah jalan seperti ini” mendengar suara orang lain membuat gadis itu mengerutkan keningnya heran dengan apa yang sedang terjadi saat ini.
“ apa aku sudah bertemu malaikat maut? Tapi kenapa suara pria yang aku dengar ” pikirnya dalam hati
“Hai, nona apa kau bisu atau tuli! Aku tanya kenapa kau berdiri di sini, setidaknya kalau kau ingin mati jangan gunakan mobilku untuk mengakhiri nyawamu. Karena aku tidak ingin mobilku bau amis darahmu" kali ini ketika suara pria itu makin terdengar marah membuat gadis yang sejak tadi menutup matanya perlahan membuka matanya dengan pelan. Dan sosok seorang pria tinggi dengan pakaian basah kuyup tersaji di depan matanya kemudian ketika mendengar nada bicara pria itu yang terlihat sangat kesal. Membuat gadis itu mengerti sekarang kalau dia belum mati.
Yang seketika membuat gadis itu tersenyum tapi di senyumnya yang dangkal itu terdapat kepiluan yang dangkal.
“Kau gila ya, dimarahi orang justru tertawa" pria itu heran saat melihat senyuman yang gadis itu tunjukan. Yang entah kenapa itu membuatnya merasa takut.
“Ya ampun...!!" Farel mengusap wajahnya dengan lemas ketika melihat gadis yang ada di depannya itu tiba-tiba pingsan.
“Farel, Farel malang sekali nasibmu “ ucapnya pada dirinya sendiri.
Farel melihat ke sekeliling mengecek apa ada orang yang bisa membantunya untuk bisa membawa masuk wanita yang pingsan ke dalam mobilnya, tapi sayangnya jalan kini tiba-tiba sepi. Dan kini Farel yang masih memeluk wanita yang pingsan itu di dadanya. Jadi karena tidak ada orang yang membantunya jadi terpaksa dengan sangat berat hati Farel memasukkan wanita itu ke mobilnya dengan sengat susah. Karena beberapa kali Farel hampir terjatuh dan saat akan memasukkan wanita itu ke mobil sempat beberapa kali ia terbentok pada atap mobilnya
Setelah meletakan wanita yang pingsan itu di dalam mobil dan memasangkan sabuk pengaman barulah Farel kemudian masuk ke mobil untuk kembali melanjutkan pejalannya
Tapi tiba-tiba Farel menghentikan kembali mobilnya bingung harus membawa ke mana wanita yang ada di sebelahnya ini.
Tidak ada kartu pengenal atau nomor yang bisa di hubungi pun tidak ada. Dan kalau harus membawa ke rumah sakit terdekat pasti dia akan terlambat. jadi tidak ada pilihan lain terpaksalah Farel membawa wanita yang pingsan ini ke rumahnya. Karena tidak mungkin Farel meninggalkan wanita Itu pada orang lain yang Farel tidak yakin orang itu bisa di percaya dan tidak akan melakukan hal yang macam-macam.
Jadi meskipun Farel enggan terpaksa harus membawanya itu hanya demi rasa kemanusiaan dan rasa tanggung jawab karena hampir membuat wanita itu celaka dan lagi tadi dia sudah memarahinya dan membuatnya pingsan..
Farel hanya berharap setelah ini semua orang di rumah akan mengerti karena ini adalah keadaan darurat.
TBC
Sedikit dulu ya😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear my future Husband
RomanceRencana pernikahan yang seharusnya hanya tinggal menghitung hari. Kini itu hanya tinggal rencana. Karena pernikahan itu batal dan seharusnya memang batal. *** Malam itu Cherry berniat untuk bertemu dengan calon suaminya berniat untuk memberikan keju...