1 Minggu kemudian....
Tak terasa Cherry sudah tinggal di keluarga Farel sudah 1 Minggu berlalu saat dari saat pertama kali dia datang ke tempat ini bersama dengan Farel untuk pertama kalinya.
Dan benar seperti apa yang di katakan Farel seharusnya Cherry tidak perlu menghawatirkan hal yang tidak penting. seperti apa yang selama ini di pikirannya.
Buktinya semua jauh dari bayangan Cherry, keluarga Farel begitu sangat menerima kedatangannya, sangat hangat menyambut Cherry sebagai keluarga baru, membuat Cherry seperti mendapat orang tua baru di rumah ini
"Loh,... Loh... Kok sudah banyak makan di meja makan tidak kayak bisanya? " Dara yang masih terheran-heran dengan begitu banyak menu makanan yang ada di atas meja makan saat dara sendiri baru saja mau masuk ke dapur untuk menyiapkan sarapan, tapi apa yang di lihatnya semuanya sudah tertata rapi di atas meja makan. Siap untuk disantap
"Mama sudah bangun..." Cherry yang muncul dari dapur sambil membawa sup ceker makaroni di tangannya dan meletakan di atasan meja makan
"Mama, ayo duduk saja, sebentar lagi semuanya selesai " jelas Cherry
"Kamu yang mempersiapkan semua ini sayang?" Tanya Dara yang di jawab anggukkan kepala oleh Cherry
"Sebanyak Ini ? Sendirian" tanya Dara lagi. Yang lagi-lagi di jawab anggukan kepala oleh Cherry yang saat ini tengah mata Piring sendok dan garpu di atas meja makan
"Mama tidak suka dengan masakan Cherry? Atau Mama mau Cherry masakan sesuatu katakan saja " tanya Cherry yang mulai tergesa-gesa ingin menuju dapur lagi untuk memasak sesuatu lagi
"Tidak, tidak ini sudah lebih dari cukup" larang Dara membuat Cherry langsung menghentikan aksinya untuk ke dapur
"Bukannya mama tidak suka kamu masak di rumah ini, tapi kamu kan menantu di rumah ini. dan juga pembantu di rumah ini lebih dari cukup untuk memasak semua makanan yang ingin kamu makan sayang, " Ujar Dara.
"Bukan mama, melarang kamu untuk masak, tapi mama tidak mau nanti Farel salah paham sama mama dan papa.. nanti Farel kira mama yang memaksa kamu untuk melakukan semua ini" tentu saja Dara merasa cemas akan hal itu. Apa lagi Cherry itu menantu pertamanya di keluarga ini.
"Mama bukannya melarang kamu masak atau melakukan apa pun, tidak sama sekali. Tapi sebagian istri Farel anak mama. Dan selama di rumah ini masih banyak pembantu yang bisa membantu biarkan saja mereka yang mengerjakannya, itu pekerjaan mereka, mereka di bayar untuk melakukan itu semua"
"Dan mama tidak mau di sebut sebagai mertua yang kejam, yang melakukan menyatunya seperti pembantu" ujar Dara pajang lebar.
"Mengerti mah,...." Jawab Cherry sopan. Dia tidak tahu kalau nyatanya untuk membuat sarapan untuk keluarga Farel ternyata adalah hal yang tidak biasa, meskipun Dara tidak mengatakan itu hal yang salah. Cherry memang sedikit lupa bahwa di rumah Farel punya banyak pembantu yang bahkan lebih dari cukup. Tidak seperti di rumahnya. Diamkan hanya ada beberapa orang saja. Bahkan tak jarang Cherry yang turun tangan untuk membuat sarapan untuk keluarganya sendiri
Dan hal ini membuat Cherry sadar bahwa belum sepenuhnya dia beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Tak berapa lama dua orang pria turun dengan menggunakan setelan jas yang menawan . Membuat keduanya semakin tampan di usia mereka. Farel yang terlihat gagah dan dengan semua karismanya. Begitu juga dengan Daniel yang tak kalah tampan dengan Farel, meskipun usianya bisa di bilang matang.
" Ada apa ini? Kenapa menantu dan istriku kompak sekali sudah ada di meja makan lebih awal " Daniel yang kini tengah berdiri di samping istrinya. Begitu juga dengan Farel yang kini sudah ada di samping Cherry, yang masih saja merindukan kepalanya.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Daniel dan Farel untuk memahami situasi yang terjadi sekarang. Apa lagi saat melihat begitu banyak makanan yang tersaji dia rasa meja makan. Hal yang tidak biasa terjadi di pagi hari. Karena bisanya hanya Adan telur setengah matang dan roti gandum dengan beraneka selai di atas meja dan segala susu .
Tapi hari ini sangat berbeda. Ada banyak makanan yang tersaji di atas meja, dan Daniel tahu tentu ini bukan masakan istrinya atau para pembantu yang ada di rumah ini. Hanya ada satu orang yang bisa di jadikan tertuduh di sini. Yaitu Cherry
Daniel dan Farel tahu pasti Dara tadi sedikit memarahi Cherry karena dia masak semua masakan ini sendiri. Bukannya Dara tidak suka dengan apa yang di lakukan Cherry menantunya.
Dara hanya ingin membuat Cherry bersikap layaknya seorang nyonya di rumah ini. Dia tidak perlu melakukan pekerjaan yang tidak perlu di kerjakan. Seperti memasak atau membersihkan rumah, karena rumah ini punya banyak orang yang bisa melakukannya. Dara hanya ingin menantunya bisa menikmati hidupnya seperti wanita pada umunya. Berhias, berbelanja atau hal lain semacamnya yang biasa di lakukan oleh nona dari keluarga kaya pada umumnya
Dara juga tidak akan melarang jika sewaktu-waktu dia ingin memasakkan. Namun jika Farel yang mintanya. Dara sangat menyayangi Cherry seperti putrinya sendiri. Dia juga sangat kasihan pada Cherry dan marah pada kedua orang tuanya yang bisa dengan mudah membuang putrinya begitu saja hanya karena percaya pada orang lain. Dara ingin Cherry menganggap dirinya sebagai ibu. Bukan ibu mertua.
“Sarapan hari ini berbeda dengan pagi biasanya" Farel yang tengah berusaha untuk membuat suasana sedikit mencari
"Tapi siapa yang masak semua ini?"
"Tidak mungkin mama, kan? Karena setahuku mama tidak bisa masak " Farel pura-pura tidak tahu dan Mencoba menebak siapa yang membuat sarapan pagi ini
" Apa kau yang masak semua ini, Cherry" tanya Farel . Yang di jawab anggukkan kecil oleh Cherry yang masih enggan untuk mengangkat wajahnya
"Wah.. benarkah? Kamu yang memasak semua ini” kini giliran Daniel yang ikut dalam akting yang di ciptakan Farel dengan ekspresi wajah terkejutnya
" Wah sepertinya semuanya enak, membuatku jadi lapar. Bukan begitu putraku, kau juga pasti sudah tidak sabar untuk menyantapnya bukan" tutur Daniel yang seakan memberi isyarat pada Farel untuk menyambut umpan yang di berikannya
"Sudahlah sayang, aku tahu apa yang terjadi. Tapi jangan di besar-besarkan ini hanya Maslahah sepele. Jadi jangan buat menantu kita merasa tidak nyaman di rumah ini. " Nasehat Daniel
"Mama tidak marah atau apa sama Cherry pah, mama cuma mau Cherry seperti menantu yang lain." Sela Dara
"Dengar sayang, tidak semua orang mempunyai sikap dan sifat yang sama. Setiap orang punya sifat yang berbeda-beda satu sama lain. Kau tahu apa kau masih ingat waktu pertama menikah dulu? Kau juga sama seperti Cherry. "
"....."
"Jadi, sebagai mertua yang baik, kamu harus mengajarkan segalanya pada Cherry. Mungkin Cherry dulunya terbiasa melakukan semuanya sendiri"
"Jadi kau harus maklum, dan sepertinya Farel tidak masalah dengan apa yang di lakukan istrinya. Jadi itu bukan masalah yang perlu jadi perenggang hubungan kalian berdua bukan?"
"Aku tahu sayang..." Jawab Dara " aku salah.. seharunya aku tidak memarahi Cherry, aku hanya terlalu sayang padanya" Tambah Dara yang terlihat begitu tulus.
Jadi setelah semuanya beres saat kedua pria itu turun tangan. Dan akhirnya semuanya menikmati makanan yang sudah Cherry buat. Mereka membicarakan cukup banyak hal.
Dan salah satunya yang mampu membuat Farel dan Cherry hampir kehabisan nafas akibat tersedak oleh makanan sendiri. Yaitu saat mendapatkan pertanyaan dari Dara.
Yaitu, menanyakan tentang cucu. Membuat Cherry maupun Farel hanya saling pandang satu sama lain berbicara melalui larikan mata mereka masing-masing, apa yang harus mereka jawab untuk pertanyaan yang satu ini.
Yang bisa di katakan adalah pertanyaan yang akan paling sulit untuk di jawab untuk saat ini . Karena bahkan sampai 1 minggu mereka menikah Farel bahkan belum berani menyentuh Cherry sampai sekarang meskipun mereka tinggal dalam 1 kamar.
Lalu tiba-tiba mereka sekarang di hadapkan dengan pertanyaan semacam ini. Tentu saja membuat mereka bingung harus memberikan jawaban apa.
Untuk hal apa yang mereka lakukan selama 1 minggu terakhir di dalam kamar hanya berbincang-bincang satu sama lain. Saling ingin tahu lebih dalam tentang masing-masing. Lebih sederhananya sekarang mereka sedang melakukan pendekatan satu sama lain terlebih dahulu.
Dan bahkan mereka sudah membahasa akan hal semacam ini beberapa waktu lalu, tapi tidak menyangka akan di tanyakan dengan begitu cepat. Farel kira orang tuanya akan mengatakan ini paling tidak setelah mereka cukup lama menikah. Dan di beri pertanyaan itu sekarang membuat baik Cherry dan Farel belum punya jawaban yang tepat
“Mama, kenapa menanyakan hal itu. Mama tahu, kan aku dan istriku ini baru saja menikah bahkan belum ada 2 minggu. Kenapa sudah di todong cucu. Setidaknya biarkan kami memiliki masa pacaran dulu untuk saling mengenal satu sama lain. Benar bukan sayang" tutur Farel sambil mengusap tangan Cherry yang ada di atas meja. Sengaja menujukan kemesraan mereka di depan kedua orang tua itu.
Sedangkan Cherry hanya menjawabnya dengan anggukan kepala, tapi semua orang bisa melihat melalu wajahnya yang semakin memerah. Menujukan bahwa wanita itu sedang malu-malu.
Rasanya mendengar Farel memanggilnya dengan panggilan ‘Sayang ‘ entah bagaimana Cherry merasakan begitu tergelitik di dalam hatinya. Seolah ada ribuan kupu-kupu di dalam perutnya yang membuatnya merasa begitu bahagia sampai tidak sadar jika pipinya berubah memerah karena itu.
Melihat wanita yang di sebelahnya terlihat wajahnya semakin memerah Farel tidak tahun untuk bicara sesuatu pada wanita ini jadi dia memilih untuk membisikan sesuatu di telinga Cherry
"Jangan terlalu di pikiran apa yang mama katakan tadi, dan aku suka wajahmu yang memerah " ucap Farel berbisik di telinga Cherry. Yang justru membuat Cherry makin merasa malu.
"Tapi.... Bagaimana jika mama benar-benar serius dengan ucapannya?" Tanya Cherry sambil berbisik dan terus mencoba menikmati makan paginya
"Aku yakin mama hanya bercanda, Dan jika menanyakan itu lagi bilang saja kalau kita belum memikirkan Tatang anak atau apa pun yang kamu bisa. Yakinlah, mama hanya sedang menggodamu dan sepertinya dia berhasil buktinya wajahmu merah." tutur Farel yang juga membalasnya dengan cara berbisik
Sedangkan dua orang yang sejak tadi menyaksikan pasangan itu bicara dengan cara berbisik satu sama lain hanya bisa pura-pura tidak melihat. Namun mereka senang melihat Farel terlihat bahagia.
Jadi sarapan itu pun kembali tenang...
♤♤♤
"Oh ia kamu bisa pakai ini untuk membeli apa pun yang kamu mau, dan PIN-nya adalah tanggal pernikahan kita" Farel yang mengeluarkan sebuah kartu warna hitam dari dompetnya dan di diberikannya pada Cherry yang mungkin saja dia butuh kan untuk membeli sesuatu apa pun yang dia mau
"Tapi untuk apa? Semua barang-barang yang kamu berikan kemarin saja lebih dari cukup, lalu untuk apa kartu ini aku tidak memerlukannya. Dan aku mau ke mana juga.."
"Aku lebih suka di rumah, jadi bawa saja kembali kartu ini aku belum membutuhkannya" Cherry yang mengembalikan kartu kredit yang Farel berikan
" Tidak, jangan. Pegang saja, siapa tahu ada sesuatu yang kamu beli. Atau kamu ingin pergi ke salon atau Kenan terserah kamu, aku memberikan ini khusus untuk kamu. Sudah tugasku memberikan ini untukmu, karena kau adalah istriku. Dan aku mau istriku memiliki semua yang dia inginkan" tutur Farel
" Dan satu lagi"
"Ini untukmu" Farel memberi sebuah kontak yang di dalamnya berisi sebuah handphone yang ternyata adalah keluaran terbaru dengan harga yang bisa di bilang mahal
"Aku tahu kemarin handphone hilang kan? Jadi aku berikan ini sebagai gantinya. Aku tidak tahu kau suka atau tidak. Kamu bisa menyimpan nomor siapa pun di dalamnya. Dan juga aku sudah memasukkan nomorku di dalamnya, Nomor rumah dan beberapa orang. Siapa tahu kamu membutuhkan sesuatu" jelas Farel panjang lebar
Meskipun awalnya ragu untuk menerima semua yang di berikan oleh Farel yang sepertinya tidak merasa keberatan atau pun sayang pada uangnya yang dihabiskannya hanya untuk Cherry beberapa hari belakangan ini.
Coba bayangkan baru beberapa hari yang lalu Farel memberikan semua keperluannya, dari baju Sampai semua bahkan bisa di bilang dari ujung rambut sampai ujung kaki. Semua Farel berikan untuknya. Dan semua itu bukan barang yang kW ataupun harga murah yang Farel berikan untuknya. semua yang Farel berikan untuknya adalah barang-barang yang memiliki kualitas terbaik dengan bahan-bahan yang terbaik. Bahkan hanya untuk satu potong baju Farel tidak segan-segan mengeluarkan uang 50-ratusan juta.
Bisa bayangkan berapa banyak uang yang Farel keluarkan untuk memenuhi 1 kamar yang khusus untuk menyimpan semua itu. Bahkan Farel juga mengatakan jika di rumah mereka nanti Cherry akan punya 1 ruangan yang ukurannya 2 kali lipat dari ruangan penyimpan baju di rumah ini.
Mendengar itu Cherry tidak bisa tidak tertegun untuk beberapa saat. Sedangkan untuk mengisi 1 ruangan di rumah ini agar penuh dengan semua bajunya. Cherry tidak tahu berapa banyak uang yang pria itu habiskan.
Mungkin Farel sudah menggelontorkan milyaran uangnya hanya untuk barang-barang itu. Dan sekarang Pria ini memberikannya lagi.
Kalau saja Cherry wanita yang sangat mencintai uang dia pasti sangat senang mendapatkan semua ini tanpa di minta. Tapi entah mengapa Cherry justru merasa tidak enak mendapatkan semua perhatian semacam ini yang rasanya untuk dirinya terlalu berlebihan.
" Ya sudah, aku harus berangkat sekarang." Pamit Farel pada Cherry. Sedangkan Cherry hanya bisa terdiam dan tidak bisa menolak apa yang Farel berikan untuknya.
Meskipun Cherry bingung apa yang harus di lakukannya dengan kartu ini saat semua yang di butuhkah sudah di berikan Farel lebih dari cukup. Jadi Cherry memutuskan untuk menyimpan terlebih dahulu.
Namun soal handphone ini Cherry memang membutuhkannya. Terutama untuk bisa menghubungi keluarganya.
Dan ketika Cherry menyalak handphone yang di berikan Farel langsung ada satu pesan masuk yang ternyata dari Farel
Yang tulisnya 'semoga suka ' tulisan yang benar-benar singkat. Tapi tulisan itu mampu membuat Cherry tersenyum.
Tak berapa lama handphone Cherry kembali bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk dan itu dari Farel
" Aku harap kau suka"
"Aku suka" jawab Cherry
"Cherry nanti siang aku ingin mengajakmu makan siang di kuat apa kamu mau?" Tanya Farel
"Hemmm..."jawab Cherry
"Kalau begitu nanti siang aku jemput" Farel yang langsung menutup panggilannya
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear my future Husband
RomanceRencana pernikahan yang seharusnya hanya tinggal menghitung hari. Kini itu hanya tinggal rencana. Karena pernikahan itu batal dan seharusnya memang batal. *** Malam itu Cherry berniat untuk bertemu dengan calon suaminya berniat untuk memberikan keju...