5

720 24 0
                                    

"untuk hari ini sampai beberapa hari ke depan Kita akan tinggal di rumah orang tuaku, karena aku belum menyiapkan semua keperluan di apartemenku untuk kita tinggali. Tidak apa-apa kan Kuta tidak di sini dulu"  jelas Farel saat membawa Cherry masuk ke dalam kamarnya yang entah sudah beberapa lama tidak ia kunjungi.

Cherry berjalan di belakang Farel mengekor pada pria itu. Mengikuti langkahnya ke mana pun dia melangkah walau dengan pelan-pelan. “Oh ya, Cherry " Cherry memandang Farel  dengan beribu pertanyaan di dalamnya, kenapa Farel tiba-tiba berhenti melangkah

"Maaf" ungkap Farel. Yang langsung membuat Cherry bingung kenapa Farel minta maaf padanya apa yang di perbuat Farel hingga membuat Farel minta maaf padanya? Bahkan Cherry tidak merasa Farel melakukan kesalahan.

"Maaf, karena aku lupa mengatakan ini padamu. Di kamarku tidak ada pakaian wanita, yang ada hannyalah pakaianku, aku minta maaf untuk itu"

"Tapi untuk sementara waktu ini, maksudnya hanya untuk malam ini saja, itu pun kalau kamu tidak keberatan, kamu bisa memakai pakaianku dulu. Seingatku ada beberapa Pakuan lamaku di dalam lemari, yang mungkin saja bisa muat untukmu"

"Tapi besok aku janji akan membelikan beberapa potong pakaian untukmu, dan ataupun kalau kamu mau kamu bisa membelinya" Farel berjanji

"Toko pakaian bukan hanya ada pada hari ini saja kan? Masih ada hari esok, jadi kita bisa beli besok “tutur Cherry lembut.

Dan Farel hanya bisa menurutinya saja. Farel heran kenapa ada orang yang begitu bodohnya melepaskan wanita seperti Cherry begitu saja.

Farel yang bahkan belum lama mengenal Cherry, bahkan bisa merasakan begitu baik dan pengertiannya wanita seperti Cherry ini. Ada sedikit rasa bahagia karena dirinya lah yang bisa mendapatkan Cherry sebagai istrinya. Tapi bagaimana dengan Cherry apakah perempuan itu memikirkan hal yang sama dengannya?

"Aku rasa, lebih baik kamu mandi dulu, dan kamu bisa pilih apa yang ingin kamu pakai di sana" telunjuk Farel mengarah pada sebuah lemari  berwarna putih dengan  sedikit aksen warna emas di beberapa ukiran yang ada di kemari yang ukurannya cukup besar yang di Sudah tertanam pada dinding.

Cherry hanya mengaguk paham dengan instruksi yang Farel katakan.

"Aku akan kembali nanti, kamu bisa mandi tanpa harus merasa khawatir" dekan Farel bisa mengetahui kalau Cherry sedang merasa bingung bagaimana dirinya bisa mandi saat Farel masih ada di dekatnya.

Tak berapa lama setelah Farel meninggalkan Cherry sendiri di dalam kamar. Untuk sesaat  dan untuk berapa lama Cherry memandangi ke setiap sudut kamar Farel. Semuanya indah, bahkan tidak ada yang akan mengira jika ini sebenarnya adalah kamar seorang Pria. Jika kebanyakan kamar pribadi  Pria di dominasi warna hitam ataupun coklat tua dan biru.

Kamar Farel lebih terkesan elegan dan mewah dengan Paduan warna putih, emas, caem. Serta ada beberapa tempat yang di hiasi dengan kaca yang bisa di bilang berukuran besar. Begitu juga dengan kamarnya yang bisa di bilang besar-besar dengan interior dan warna yang senada Dengan warna kamar.

Serta kesan luas tergambar jelas dengan tidak adanya begitu banyak barang entah itu elektronik ataupun benda-benda lain di kamar ini. Yang ada hannyalah sebuah meja kecil/ nakas yang ada di sisi kanan tempat tidur. Lampu meja. TV dan AC sebagai pendingin ruangan. Seakan kamar ini di Desain benar-benar untuk istirahat

Merasa puas mengagumi kamar Farel. Cherry melangkahkan kakinya secara perlahan ke lemari besar yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Cherry membuka lemari tersebut dan memilih beberapa potong  pakaian di dalamnya. Setelah merasa ada yang pas dengan tubuhnya Cherry langsung menuju kamar mandi. Dan lagi-lagi Cherry tidak bisa berkata apa-apa lagi. Seakan semuanya yang ada di rumah ini memang adalah barang-barang kualitas terbaik. Bahkan jika bisa di katakan kamar Farel dua kali lipat dari kamar utama yang ada di rumahnya. Dan ukuran kamar mandi yang Farel miliki hampir sama dengan kamar yang pernah Cherry tempati.

Sejenak Cherry bertanya-tanya siapa Farel sebenarnya? Kenapa dia punya semua ini. Bukankah Farel pernah mengatakan dia hannyalah karyawan  bisa? Lalu karyawan  seperti apa yang punya ruah mewah dan semegah ini?

Tapi Cherry tidak mau memikirkan semua itu, yang lebih penting sekarang adalah memberikan dirinya. Tidak mungkin Cherry terus mengenakan pakaian yang kotor ini terus-menerus...

sesaat Cherry bisa melupakan apa yang baru saja terjadi pada hidupnya. Saat melihat begitu hangat keluarga Farel yang dengan tangan terbuka menerima Cherry sebagai bagian baru dari keluarga mereka. Cherry kira kedua orang tua Farel akan marah sama seperti kedua orang tuannya.

"Kamu kenapa?" Cherry langsung menoleh ke samping dan menemukan Farel yang tidak tahu  sejak kapan ada di dekatnya. "Aku tidak apa-apa "tutur Cherry yang tersenyum paksa. Bukankah Farel baru saja pergi kenapa sekarang sudah ada di sampingnya seperti ini

Farel hanya mengaguk paham "apa pun yang terjadi ke depannya ingatlah, aku akan selalu bersamamu, " tutur Farel yang membiarkan Cherry untuk tetap sendiri dulu. Farel tentu tahu apa yang di pikiran Cherry. Bagaimana pun semua yang terjadi hari ini sangat cepat. Bahkan sampai merubah segalanya untuk selamanya dengan begitu drastis

Mulai dari pengkhianatan  kekasih dan sepupunya Sendiri. Pernikahan yang bahkan bisa di bilang hampir saja batal, tapi ada yang lebih pahit dari semua itu. Kenyataan yang mengatakan bahwa sebenarnya Cherry hannyalah seorang anak yang di pungut dan diberikan identitas sebagai seorang keluarga Carel.

Dulu Cherry bangga menggunakan nama keluarnya, tapi sekarang? Apa Cherry masih berhak menyandang nama itu di belakang mamanya?

Saat dirinya sendiri hannyalah orang asing. Orang luar yang tak punya hubungan darah sama sekali dengan mereka semua.

"Aku hanya mengambil sesuatu, setalah ini aku pergi lagi" tutur Farel sambil memberikan kecupan di kening Cherry sebelum Farel pergi lagi dari kamarnya meninggalkan Cherry dengan kesibukannya sendiri.

"Istirahat, supaya kakimu cepat sembuh" nasehat Farel. Sebelum benar-benar menghilang dari balik pintu.

Cherry  merasa lebih segar setelah mandi dan mengenakan pakaian bersih, meskipun pakaian ini terlalu besar untuknya yang hanya 155 cm sedangkan Farel yang setidaknya 187cm  terlihat begitu besar perbedaan di antara keduanya saat bersama

"Mama... "Kalimat pertama yang Cherry ucapkan saat melihat siapa yang ada di hadapannya sekarang. Yang membuatnya merasa terkejut sekaligus bingung

"Kemarilah , Cherry jangan hanya berdiri saja di situ. Duduklah dekat mama" Dara yang menepuk pinggiran tempat tidur di sebelahnya. Perlahan Cherry melangkahkan kakinya mendekati pada Dara. Ketika sudah ada di dekat Dara. Dengan di liputi rasa takut, Canggung, cemas, dan gelisah. Perlahan-lahan Cherry duduk di sebelah Dara, sangat kentara sekali rasa canggung di wajah Cherry saat ini. Apa lagi di kamar ini hanya berdua dengan ibu mertuanya, Cherry takut jika nanti ibunya menanyakan sesuatu yang tidak bisa Cherry jawab yang pada akhirnya nanti akan meningkatkan masalah untuk Farel.

Sudah cukup, Farel terlibat dalam masalahnya. Sudah cukup Cherry membuat hidup Farel susah karenanya. Cherry tidak ingin membuat hidup orang menderita hanya karena masalahnya. Jika sebelumnya ada Farel yang bisa mengatasi semua dengan baik, jika sebelumnya Farel yang menjawab semua pertanyaan yang tidak bisa Cherry jawab.

"Kenapa wajahmu tegang seperti itu, Cherry?" Dara yang menangkap gelagat ketakutan di wajah Cherry yang begitu jelas, membuat Dara ingin sekali tertawa. Apakah wajahnya menakutkan  itu sebagai seorang ibu mertua?

"Ti.... T... tidak...mah" suara Cherry yang terbata-bata membuat Dara semakin yakin jika menantunya ini sedang sangat ketakutan padanya. Membuat Dara bertanya-tanya apakah dia seorang ibu mertua selalu galak? Sampai-sampai menantunya terus merunduk seperti ini

"Apa semuanya baik-baik saja sayang?"

"Apa, Farel menyakitimu?" Dara membuat Cherry seketika mengangkat wajahnya menatap mama mertuanya

"Tidak mah, Farel dia baik, dia tidak menyakitiku" Cherry berkata jujur sejujurnya pada mertuanya. Menyakiti? Farel jauh dari kata itu. Farel sudah Cherry anggap sebagai Garden Angel (malaikat penjaga) . Farel yang memberikan seratus pada Cherry, Farel memberikan identitas baru untuk Cherry dengan menjadi istrinya, Farel yang memberikan keluarga baru, menggantikan keluarga yang hilang yang pernah Cherry milik. Bagaimana bisa itu di sebut menyakiti?

Bahkan mungkin ungkapan terima kasih tidak akan pernah cukup untuk Cherry berikan pada Farel. Karena selamanya Cherry akan terus berhutang pada Farel. Dan mungkin jika Farel meminta nyawa Cherry maka mungkin saja Cherry akan menyerahkan nyawanya tanpa  berpikir dua kali.

"Tidak, mah. Farel tidak menyakiti ataupun berbuat kasar pada Cherry, Farel justru melakukan sebaliknya" tutur Cherry dengan penuh semangat. Membuat senyuman di wajah ayu Dara mengembang

"Lalu kenapa kamu terlihat murung?" Tutur Dara " apa yang membuatmu sedih? Katakan pada mama, mama ada di sini untuk kamu, menjadi pendengar yang baik untuk kamu" sambung Dara sambil menepuk-nepuk punggung tangan Cherry sejak meyakinkan bahwa Cherry bisa mengatakan apa yang ingin dia katakan dan ceritakan padanya, karena Dara akan selalu ada untuknya kapan pun Cherry membutuhkan dirinya.
“Tidak ada apa-apa, mah" Cherry yang berusaha menutupi perasaannya

"Mama, tahu apa yang Cherry rasakan..."

"Anggaplah, mama ini mama kamu. Meskipun mama tidak  akan pernah bisa gantikan mama kamu. Setidaknya mama selalu ada untuk kamu" tutur Dara yang kini tengah memeluk Cherry, begitu juga Cherry yang membalas pelukan Dara dengan begitu hangatnya.

Apa, Cherry bisa Mengatakan kalau dirinya beruntung? Bisa memiliki ibu mertuaku seperti mama Dara?

"Cherry dengarkan mama, di dunia ini tidak akan pernah ada namanya mantan anak. Mantan ibu dan ayah "

"Mungkin tak selamanya hubungan darah itu penting untuk menciptakan rasa sayang dan cinta kasih, karena yang terpenting dari sebuah hubungan itu kedekatan yang terjalin satu sama lain. Kamu mengerti itu kan Cherry?" Cherry mengangguk paham

"Begitu juga dengan hubungan Yang terjadi antara kamu dan mama. Tidak perlu ikatan darah untuk membuat seseorang jadi dekat.  Karena bagi mama kamu bukan menantu mama, kamu itu anak mama, apa kamu juga menganggap mama itu seperti mama kamu,?” Cherry mengangguk

"Kalau memang begitu. Tetaplah tinggal di sini. Jangan pergi dari rumah ini. Bilanglah pada Farel untuk tetap tinggal" Cherry memasang wajah bingung, bagaimana bisa Cherry mengatakan untuk tetap tinggal di sini.

"Tapi mah,... Cherry..."

"Mama, tahu Farel dia itu sangat peduli sama kamu, mama yakin kalau kamu yang meminta Farel untuk tetap tinggal, pasti Farel akan langsung mengatakan ia. Mama yakin itu" Dara yang begitu yakin dengan intuisinya untuk hal yang satu ini.

" Tapi...."

"Tapi kenapa? Apa kamu sendiri tidak yakin bisa? Percayalah sama mama, Farel pasti akan mengatakan ia, hanya kamu harapan mama, mama sudah melakukan berbagai cara agar anak itu pulang. Tapi tetap saja dia tidak mau pulang, Farel hanya pulang saat dia mau, entah itu setahun atau dua tahun. Bahkan kalau tidak di paksa mungkin Farel tidak mau pulang" Dara yang menceritakan keluh kesahnya pada Cherry menantunya, berharap Cherry bisa memikirkan permintaannya untuk membujuk Farel untuk tetap tinggal.

"Rumah ini baru saja terasa hidup kembali setelah sekian lama,..." Dara yang semakin terlihat begitu sedih membuat hati Cherry merasa tidak tegas. Cherry bisa tahu bagaimana rasanya terpisah dari orang di sayang. Rasanya sangat menyakitkan

"Cherry akan coba mah, tapi semua tetap ada di tangan Farel. Cherry hanya mencoba bicara dan memberi pengertian pada Farel" tutur Cherry.

"Sungguh..." Dara yang terlihat begitu sangat senang saat mendapatkan janji seperti itu dari menantunya. Ya walaupun seperti apa yang Cherry katakan semua tetap ada ditangan Farel, apakah dia mau memutuskan untuk tetap tinggal atau tetap dengan keputusannya.

Tak berapa lama setelah Dara pergi dari kamar Farel dan Cherry tak lama kemudian Farel datang sambil membawakan kotak p3k ke kamar

"Mama dari sini?" Tanya Farel yang berjalan mendekati Cherry sedang berdiri di balkon yang langsung menyaru dengan kamar ketika jendela di buka.

Cherry membalikkan badannya dan menjawab pertanyaan Farel dengan anggukan kepala

"Kemarilah" pinta Farel, agar Cherry mendekat padanya, "duduklah di sini" pinta Farel yang membang-bang Cherry duduk di kursi yang memang sengaja di letakan di balkon. Dan Farel yang berlutut di depan Cherry dengan berbekal kotak p3k sebelahnya

"Tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri “Cherry yang langsung menolak saat Farel ingin menyentuh kalinya "kenapa?" Tanya Farel

"Jangan". Cherry yang menepis tangan Farel dari lakinya

"Tidak. Biarkan aku yang melakukannya, " tegas Farel "tapi..."

"Kamu lupa akan sumpah pernikahan kita? "

"Aku bersama denganmu bukan hanya saat kamu bahagia, sehat dan senang saja. Tapi aku bersama denganmu dalam semua kondisi yang ada, dalam senang dan tangis, dalam bahagia dan menderita, dalam sakit maupun sehat. Jadi saat kamu terluka atau sakit maka sebagian suamimu aku berhak merawatmu..."

"Bukan hanya seorang istri yang punya hak untuk merawat suaminya mengurus segala kebutuhannya. Tapi juga suami. Suami berhak untuk merawat dan menjaga istrinya saat Sehat,  sakit . Jadi tidak ada alasan kamu menolakku, ingat aku suamimu. Aku pria yang menikahimu. Dan sebagai suamimu aku berhak untuk menjaga dan merawatmu, dalam kondisi apa pun" tutur Farel sambil mengobati luka di telapak kaki Cherry, Farel sebab sabat dan teliti membuka perban yang membalut telapak kaki Cherry, membersihkannya. Bahkan sampai memasang kembali dengan perban yang baru

"Kenapa kamu begitu baik padaku Farel? Kenapa kamu begitu peduli padaku? " Cherry yang hanya bisa mengatakannya dalam hati saja

"Selesai..." Gerak yang sudah Bangun dari posisi berlutut.

"Terima kasih..." Tutur Cherry tulus

"Tidak, ia..." Jawab Farel. "Ayo aku bantu ke tempat tidur" Farel yang sambil memapah Cherry

"Farel...."panggilan Cherry

" Ia.. ada apa?" Tanya Farel yang sekarang duduk di tepian ranjang

"Apa bisa kita tinggal disini?"

"Pasti mama ya, yang menyuruhmu mengatakan ini" tanya Farel menyelidik. Cherry mengangguk

" Tapi aku tidak memaksa. Aku hanya bisa merasakan kasih sayang seorang ibu. Dan kasih sayang itu aku dapatkan dari maamamu Saat bersama dengan mama aku merasakan kebagian memiliki sifat ibu, tapi kalau kamu tidak mau. Paling tidak selama beberapa hari terakhir ini aku pasti akan bahagia. Aku juga merasa kasihan dengan mama yang sepertinya sangat merindukan anaknya. "Jelas Cherry panjang lebar

" Ia kita akan tinggal di sini" tutur Farel

"Kenapa wajahmu jadi seperti itu? Bukankah kamu mau Kuta tinggal di sini maka kita akan tinggal di sini. Toh aku juga sudah berpikir sebaiknya kita juga harus tinggal di sini. Di rumah ini banyak orang yang akan membantu menjaga dan mengawasi kamu" tutur Farel panjang lebar

"Sudah sekarang jangan pikirkan hal macam-macam, biar nanti aku yang bicara pada mama kalau kita akan tinggal di sini untuk sementara waktu. Dan meminta mama untuk tidak merengek padamu untuk membujuk aku tinggal di sini terlalu lama, karena bagaimanapun kita punya rumah sendiri” jelas Farel, yang menyelimuti  tubuh Cherry dengan selimut sampai sebatas dada.

Setelah memastikan kalau Cherry benar-benar sudah beristirahat, Farel menemui papa dan mamanya untuk mengatakan tentang keputusan Farel untuk  tinggal sementara di sini. Setidaknya untuk 1 minggu ke depan

Entah kenapa Farel lebih merasa aman jika Cherry tinggal bersama dengan papa dan mamanya. Entah kenapa Farel merasa kedua orang licik itu akan kembali mengganggu Cherry. Meskipun Cherry bukan wanita lemah, tapi sebagai seorang yang bertanggung jawab atas apa saja yang berhubungan dengan Cherry. Termasuk dengan keselamatan Cherry dari orang-orang jahat

Terlihat sekali raut wajah kebagian yang ada di wajah mamanya saat ini, apa lagi setelah mendengar keputusan yang Farel berikan. Dan jujur Farel juga senang dengan keputusannya kali ini. Bahkan mungkin ini adalah keputusan yang sangat tepat


Dear my future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang