2

590 20 0
                                    

Keesokan paginya Cherry tersadar dari pingsan yang diakibatkan oleh demam. Dan hal pertama yang ia lihat dan sadari adalah jika saat ini dia ada di tempat  yang sangat asing. Bukan hanya kamarnya yang asing tapi semua perabotan yang ada di kamar ini sudah jelas berbeda dengan kamarnya. Kesan pertama yang Cherry munculkan dalam pikirannya tentang kamar ini adalah. Ini kamar seorang pria.

Tentu saja itu langsung membuatnya panik dan gugup, dan seperti sebuah insting Cherry dengan cepat melihat ke balik selimut. Dan melihat jika bajunya sudah berbeda dari apa yang ia pakai terakhir kali.

Sontak itu langsung membuat kedua bola mata Cherry memanas dan kristal bening tidak bisa ia tahan untuk tidak jatuh.

Di saat Cherry meratapi nasibnya yang mungkin sudah tidak suci lagi, tiba-tiba suara langkah kaki terdengar dan itu membuat Cherry langsung bersiap waspada dengan menggenggam erat bantal di tangannya yang siap ia lemparkan kapan saja. Jika ia merasa terancam.

“Siapa kamu" tanya Cherry

“Siapa, aku" Farel  menunjuk dirinya sendiri dengan bingung. “aku Farel,  aku pemilik rumah ini dan aku juga yang membawamu kemari semalam “jelasnya

“Benarkah? Lalu siapa yang mengganti bajuku. Di mana bajuku “teriak Cherry.

Cherry makin di buat tidak sabar ketika melihat pria yang ada didepanya tidak cepat menjawab. Membuat Cherry bersiap untuk melemparkan bantal di tangannya

“Yang mengganti bajumu adalah pelayan rumah ini. Dan bajumu sedang di cucu. Apa kamu puas? “jawab Farel

“Kamu tidak bohong kan?”

“Tunggu” Farel menghentikan  gerak siap melempar bantal yang sudah Cherry arahkan padanya

“Tentu saja bukan aku! Biar bagaimanapun aku masih pria bermoral yang tidak akan mengambil keuntungan dari seorang gadis kecil yang pingsan. Yang mengganti pakaianmu adalah pelayan rumah ini “penjelasan Farel menurut Cherry bisa di percaya karena tidak ada kebohongan yang Cherry lihat dari matanya.

Farel merasa lega ketika melihat bantal yang tadi siap di lemparkan itu kini sudah asa di tempat yang lain. Membuat Farel mengusap dadanya pelan. Gadis kecil di depannya sesaat terlihat seperti kucing yang lemah dan butuh perlindungan tapi untuk waktu sesaat gadis yang ada di depannya ini bisa berubah menjadi kucing galak.

“Siapa namamu? ”tanya  Farel

“Clarissa, tapi orang lain memanggilku  Cherry “ jawabnya

“Clarissa.  Aku penasaran dengan apa yang membuatmu ingin mengabarkan diri di mobilku kemarin malam. “ tanya Farel. “dan kenapa kamu begitu ingin mati “imbuhnya

Entah kenapa Cherry mau menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.  Pada pria yang ada di depannya ini.  Bahkan entah perasaan dari mana jika orang ini bisa Cherry percaya.  Mungkin itu karena pria ini menyelamatkannya semalam.

" jadi kamu kabur dari acara pernikahan yang hanya tinggal beberapa 2 hari lagi. Dan itu semua karena kamu baru tahu tentang perselingkuhan yang calon suamimu dan sepupumu yang nyatanya sudah lama? " ujar Farel yang mendengarkan cerita dari gadis malang yang semalam di tolongnya. Perasaan iba muncul melihat wajahnya yang sedih

"Terus apa yang akan kamu lakukan? Apa masih dengan keinginanmu itu? Bukankah kamu bilang tidak ingin melanjutkan pernikahan itu. Tapi kenapa kembali?" Farel yang bingung dengan jalan pikiran wanita yang ada di depannya ini. Bagaimana bisa dia ingin kembali ke acara pernikahan itu. Setelah dia tahu semua kebenarannya.

" Aku harus tetap kembali. Aku tidak mau orang tuaku jadi bahan perbincangan orang lain. Apa lagi ibuku di sangat ingin pernikahan ini terlaksana dan lagi..." Cherry tidak bisa meneruskan perkataannya yang entah kenapa terhenti begitu saja di tenggorokan.

"Dan lagi.... " Farel memicingkan matanya. Entah kenapa rasanya Farel ingin tahu apa yang terjadi dengan wanita ini. Padahal biasanya dia tidak akan peduli dengan urusan orang lain. Tapi kali ini ada rasa kasih pada wanita ini.

"Dan lagi... Di sana ada orang tuaku, mereka pasti akan malu jika aku tidak datang. Mereka sangat menginginkan pernikahan ini terjadi. Dan mungkin aku akan pura-pura tidak tahu apa yang mereka rencanakan di belakangku"

"Ah... Aneh sekali bukan? kita baru saja kenal tapi aku sudah cerita banyak hal padamu. Bukanya bilang terima kasih padamu, malah tuan harus mendengarkan kisah hidupku yang malang ini." Ujar Cherry yang menyantap lagi omlet yang ada di depan matanya. Sediakan Farel hanya mengaguk dan kemudian melanjutkan sarapan paginya.

Setelahnya Farel  meminta Cherry untuk mengganti pemakaiannya  dengan pakaian yang sama persis dengan apa yang di kenakan gadis itu semalam

"Tuan..."Cherry membuka suaranya ragu saat ketika melihat pria yang ada di depannya sekarang sedang membaca dengan ditemani secangkir kopi diatasi mejanya. Sedangkan Cherry sudah mengenakan pakaian yang sama seperti  semalam ia kenakan. Yang entah kenapa pakaian ini terasa lebih nyaman  dari bajunya yang sebenarnya.

Cherry tidak bisa terkesima melihat rumah ini.  umahnya terlihat luas dan besar di tambah lagi interior rumah yang bisa di bilang mewah. Bahkan lebih mewah dari pada rumah yang di miliki keluarga Cherry.  Tapi sayangnya rumah ini terlihat cukup sepi hanya di tinggali pria itu sendiri meskipun ada beberapa orang pelayan itu masih terasa sepi untuk rumah yang mewah ini.

“Kenapa diam, duduklah “Farel meminta Cherry untuk duduk di depannya. Entah kenapa wanita ini membuat Farel penasaran setelah mendengarkan ceritanya. 

“Lalu,  sekarang bagaimana perasanmu? “ Farel bertanya sembari memberikan sepiring buah yang sudah ia siapkan. Mengisyaratkan pada Cherry untuk mencobanya.

“Perasaanmu pada calon suamimu? “ Farel menjelaskan pertanyaannya.

Cherry terdiam sejenak. Seolah mencari jawaban dari pertanyaan itu. Sebenarnya, Cherry juga tidak yakin tentang perasaannya pada Erik. Apa benar Cherry ingin menikah dengannya? Selama ini Cherry hanya mengikuti apa yang di katakan oleh keluarganya. Untuk coba membuka hatinya untuk Erik. Dan bahkan Sampai detik ini Cherry masih tidak percaya dengan apa yang akan terjadi. Di mana pernikahannya sudah ada di depan matanya. Tapi Cherry masih saja bingung dengan pertanyaan yang seperti ini.

“Tidak mau jawab tidak masalah “ Farel bisa melihat dengan jelas keraguan di mata gadis itu.

Sesaat semua menjadi sepi

"Tuan .... "

" Apa bisa tuan memberikan aku sedikit uang ?" Lanjut Cherry yang di hadiahi tatapan aneh dari Farel. Terlihat dari cara Farel memandangi Cherry dari ujung kepala sampai ujung kaki seakan sepeti sedang menilai. Atau mungkin saat ini Farel lebih seperti menilai apa orang yang di depannya ini pantas untuk menerima uang pinjaman darinya

"Bagaimana tuan? Apa bisa aku meminjam uang untuk pulang? Kau tahu kan tas dan dompetku hilang Entah kanan? " Cherry yang bicara begitu tenangnya. Tak memedulikan perubahan wajah Farel.

Tanpa banyak bicara Farel merogoh sakunya. Mengambil uang dari dalam dompetnya yang jumlahnya mungkin lebih dari 5 juta yang berbentuk uang tunai, dengan deretan kartu debit unlimited dari berbagai bank yang berjejer di dalam dompetnya

"Ini untukku?" Cherry tidak percaya dengan satu gepok uang yang saat ini ada di tangannya. Pria itu memberikan semua uang tunai yang ada di dalam dompetnya pada Cherry tanpa ada perubahan di mimik wajahnya sama sekali. Seakan memandang Cherry sepeti seorang pengemis yang sedang meminta belas kasihan.

"Kurang?" Sahut Farel yang memicingkan matanya saat melihat Cherry yang melongo. Saat melihat setumpuk uang di tangannya .

“tinggallah beberapa hari untuk memulihkan tubuhmu" ucap Farel sebelum  meninggalkan kamar tersebut

Dua hari kemudian...

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di tempat yang akan di jadikan sebagai tempat untuk melangsungkan acara pernikahan. Terlihat panik.

Bagaimana tidak panik? Jika pernikahan yang hanya tinggal beberapa saat lagi terlaksana tapi pengantin wanita masih tidak tahu ada di mama.

"Tante... Apa Cherry masih belum ada kabar?" Tanya seorang pemuda yang sudah rapi setelah jas putih yang membalut tubuhnya. Pada wanita paruh baya. Yang terlihat cemas dan khawatir.

" mama belum bisa menemukan Cherry, tapi apa kamu sudah mendapatkan kabar dari Cherry? Karena setahu mama dia semalam hanya pamit untuk bertemu denganmu. Tapi kenapa sampai sekarang belum kembali, mama cemas. Seharusnya mama tidak membiarkan dia pergi. Kalau tahu akan jadinya seperti ini" jelas wanita paruh baya itu panjang lebar . Dan wanita paruh baya itu adalah mama Cherry yang tidak lain adalah calon mertuanya Erik.

"Kalau begitu biar Erik coba hubungi Cherry siapa tahu bisa tersambung. Mana dan Jessy tunggu saja di sini" Erik yang menapak wajah cemasnya. Kemudian pergi meninggalkan kedua wanita yang saat ini terlihat begitu panik.

"Tante, Jessy pamit ke depan dulu mau tanya pada orang-orang siapa di antara mereka sudah ada yang menemukan Cherry” Jessy yang bangun dari duduknya .

"Tolong ya. .apa lagi sebentar lagi pernikahan akan di mulai kalau sampai Cherry tidak datang. Pasti orang akan mengolok-olok keluarga kita. " Ujar Terre.

"Tante Terre tenang saja. Percaya saja kalau nanti Cherry akan datang. Tante harus percaya kalau Cherry tidak akan mungkin melakukan itu pada keluarganya. " Jessy yang mencoba meneguhkan hati Terre. Bahwa semuanya pasti akan baik-baik saja.

setelah menenangkan Terre, Jessy meninggalkan wanita paruh baya tersebut sendirian....

"Apa yang kau lakukan di sini kalau ada orang yang melihat pasti akan curiga, Jessy" Erik yang terkejut dengan Jessy yang tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.

" Kenapa? Apa kau tidak suka aku peluk! Atau kau lebih suaka di peluk oleh anak manja itu?! " Jessy yang melepaskan pelukannya begitu saja dari Erik setelah mendapatkan penolakan dari Erik

" Tidak begitu sayang. Tapi bisa kau lihat kita ada di mana? "

"Kau tahu kan ini di acara pernikahan-"

" Ia ini cara pernikahanmu dan Cherry. Tapi ini sekarang tidak lagi. Karena sebentar lagi pernikahan ini akan jadi pernikahan kita.. " ujar Jessy dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

" Atau kamu memang ingin menikah dengan anak manja itu dari pada menikah denganku?" Jessy yang semakin meluap amarahnya.

" Tidak begitu sayang. Kamu tahu kan? Hanya kamu yang aku cintai. Cuma kamu yang ingin aku nikahi. Tapi..." Erik menghentikan kalimatnya dan merindukan kepalanya sesat

" Tapi pernikahan ini juga penting untukku bukan hanya untuk aku untuk kamu." Ujar erik lirik

"Kamu tahu untuk apa aku bertahan Sampai detik ini. Bahkan sampai aku harus menikah dengan dia. Bukankah ini semua untuk kamu? " Jelas Erik yang menangkap pipi Jessy dengan kedua tangannya menempelkan kening mereka berdua

"Kita sudah sejauh ini. Dan sebentar lagi kita akan bersama. Kita akan lepas dari sandiwara menyakitkan ini. Sabarlah. Kita harus bertahan untuk beberapa saat lagi. Dan aku akan pastikan bahwa pernikahan hari ini bukan pernikahan antara aku dan Cherry tapi pernikahan kita. Kita hanya cukup berdoa saja semoga Cherry tidak kembali secepatnya. " Ujar Erik

"Aku tahu itu...kita harus bersabar sedikit lagi. Dan aku tidak perlu takut lagi atau cemburu lagi saat aku harus melihat kau membagi perhatianmu dengan Cherry lagi." Ujar Jessy meyakinkan. Kemudian memeluk Erik cukup lama sebelum melepaskan pelukannya dan pergi begitu saja.

"Sabar.... Sabar.... Sabarlah Jessy ini semua akan berakhir, kita akan bisa hidup bersama. Karena Cherry pasti tidak akan datang...."

"Karena Cherry sudah mendapatkan satu alasan untuk tidak datang kemari.... " Erik yang tersenyum devil.

Sambil menatap ponselnya mencari sebuah nama yang ada di dalam ponselnya" jangan sampai dia masuk..." Erik mematikan ponselnya dia tidak akan lengah karena bisa saja Cherry datang dan menghancurkan semuanya . Semua rencana yang sudah di buatnya untuk membuat wanita itu mendapatkan mimpi buruk yang bahkan tidak akan pernah berakhir.

Mungkin rencana awalnya sudah diketahui oleh Cherry pada malam itu. Tapi bukan Erik namanya kalau tidak punya rencana lain .

------

" Tauna apa kau tidak bisa menyetir lebih cepat dari ini? Kau atau kan, aku sedang terburu-buru! Aku harus datang tepat waktu sebelum pernikahan itu terjadi dam  di gantikan oleh sepupuku! " Cherry yang sudah tidak bisa menahan emosinya lagi

"Bisa ... Tapi aku tidak ingin membuat nyawaku melayang sia-sia" jawab Farel. Membuat Cherry Ingin sekali mencekik orang yang ada di hadapannya ini. Kalau saja dia tidak membuktikan bantuan dari orang yang ada di sampingnya ini.

" Tapi... Ini sudah hampir dimulai tuan..." Ucap Cherry sambil merunduk kedua membayangkan kehancuran  dari keluarganya. Dan yang membuat Cherry muak jika dia harus membayangkan bagaimana Jessy yang akan datang sebagai seseorang penyelamat menyelamatkan keluarganya dari rasa malu. Dengan menggantikan posisinya di pernikahan.

Dan membuat seakan nanti Jessy benar-benar wanita berhati malaikat di hadapan semua keluarga. Tapi itu hannyalah sebuah kedok. Kedok yang bahkan bisa menipu semua orang termasuk dirinya. Terlebih lagi tentang konspirasi yang dilakukan oleh sepasang kekasih yang bisa-bisa mempermainkan perasaannya. .

___

Sedangkan di tempat permainan akhirnya di putuskan untuk menggantikan posisi Cherry dengan Jessy. Karena apa? Tidak mungkin membatalkan pernikahan di saat semua tamu undangan sudah datang dan menghadiri acara pernikahan

"Kau cantik sayang?" Ujar Erik. Jessy gaya tersenyum

" Sudah aku katakan kalau pernikahan akan jadi milik kita" Erik sambil mengusap pipi Jessy

"Maafkan aku tidak percaya padamu" Jessy tersenyum manis pada Erik

"Sudah aku harus segera pergi dari sini aku akan menunggumu di altar nanti. Dan akan aku jadikan kau sebagai istriku. Tapi sebelum semuanya terjadi kita harus lanjutkan drama ini" Erik mengecup kening Jessy

Sedangkan Farel dan Cherry mereka Sekarang sedang terjebak kemacetan di jalan. Dan sekarang Cherry sedang mengomel panjang pada Farel. Tapi Farel sepertinya tidak peduli dengan ocehan wanita yang ada di sampingnya

Dan terus fokus menyetir dengan aman.


Dear my future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang