“ Kita ada di mama?" Tanya Cherry. Saat melihat mobil Farel berhenti di sebuah rumah yang terlihat begitu besar. Terlihat dari pilar-pilar rumah yang sangat besar dan tinggi
"Ayo turun" perintah Farel. Yang sudah melepaskan sabuk pengamannya dan bersiap turun dari mobil.
"Ayo...." Ajak Farel lagi saat melihat Cherry yang masih saja diam di tempatnya
"Kenapa diam? Apa ada sesuatu yang membuatmu ragu? " Farel yang mengirimkan niatnya turun. Saat melihat Cherry yang masih terdiam di tempatnya
"Tapi ini rumah siapa? Kenapa kamu membawaku ke sini?" Tanya Cherry
"Ini rumah ayah dan ibuku. Bagaimana pun aku harus memberitahukan pada orang tuanku tentang pernikahan kita, bagaimana pun mereka berhak tahu tentang hubungan kita. Agar nantinya tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari" ucap Farel sambil mengubah posisi duduknya berhadapan dengan Cherry. Dan Farel bisa melihat keraguan dan ketakutan yang ada di mata Cherry. Ada sebuah rasa takut akan sebuah penolakan, yang bisa Farel baca dari sorot mata Cherry
"Percayalah padaku Semuanya akan baik-baik saja, aku yakinkan bahwa orang tua ku pasti akan bisa menerimamu, terlepas dari semua yang terjadi antara kita. Aku sudah janji padamu, dimana aku berjanji untuk membahagiakan kamu, selalu ada di samping kamu. Karena aku sudah berjanji untuk tidak membuat air mata kamu menetes lagi, selain air mata bahagia. " Farel yang menepuk punggung tangan Cherry. Seperti memberikan keberanian untuk Cherry. Dan membuat gadis itu percaya kalau dia tidak sendiri lagi, karena sekarang sudah ada Farel yang akan selalu ada sisi untuk Cherry.
"Percaya padaku, lebih baik sekarang kita turun" setelah pembicara cukup panjang. Dan membuat Cherry tidak merasa takut lagi. Akhirnya Farel turun dari mobil bersama dengan Cherry.
Dan sebelum melangkah masuk ke dalam rumah tak lupa Farel menatap sekali lagi pada Cherry. Menggenggam tangan gadis itu erat-erat seakan tidak ingin terlepas
Saat sudah ada di depan pintu, menunggu seseorang membukan pintu untuk mereka. Sesekali Farel mengecup punggung tangan Cherry dan menyeka keringat yang meluncur membasahi pelipis Cherry. Farel tahu gadis itu pasti sangat tegang
Tak kala pintu rumah besar itu terbuka, membuat rasa gugup Cherry semakin dalam. Masih terngiang di ingatannya tentang perkataan mamanya
Dan untuk ke sekian kalinya Farel mengeratkan gegaman tangannya pada Cherry. Seakan mengatakan pada gadis itu semuanya akan baik-baik saja.
"tuan muda..." asisten rumah tangga yang menyambut kedatangan Farel dengan penuh hormat. Tapi sesekali pandangan asisten rumah tangga itu tertuju pada seorang wanita yang berdiri di sebelah tuan mudanya.
"bibi, perkenalan ini nona Cherry dia adalah istriku" jelas Farel. Yang menangkap kebingungan dari asisten rumah tangganya
"Cherry, ini. bibi Jemma. Dia bukan hanya pembantu di rumah ini, dia. Sudah aku anggap seperti nenekku. Sendiri" Farel yang memperkenalkan Cherry pada bibi Jemma, begitu juga sebaliknya
" Mama dan papa ada di dalam. Kan. Bik? "tanya Farel sopan pada bibi kesayangan. Selain kedua orang tuanya Farel sangat menyayangi seseorang yang di panggilnya dengan bibi. Wanita paruh baya yang sudah bekerja di rumahnya bahkan sebelum Farel lahir
" nyonya dan tuan ada di dalam, dan. Mari bibi antar" jawab Jemma
"tidak usah, bik. Biar Farel saja yang menemui merek, lebih baik bibi teruskan saja apa yang sedang bibi kerjakan " perintah Farel lembut. Dan bik Jum hanya mengagumkan kepalanya sebagai tanda. Menteri
"istri...?" asisten rumah tangga itu kembali mematikan apa yang baru saja di dengarnya. Selama si bibi bekerja tidak pernah melihat tuan mudanya pulang membawa teman wanitanya. Tapi sekarang pulang-pulang membawa seorang wanita yang sudah menjadi istrinya. Tentu saja si bibi bahagia mendengar kabar ini.
"rel..." Cherry kembali menghentikan langkah kakinya dan menarik lengan baju Farel. Membuat pria itu ikut berhenti melangkah dan mengarahkan pandangannya pada Cherry yang sepertinya enggan melepaskan jarinya pada lengan baju Farel "apa tidak sebaiknya, kamu saja yang masuk dan. Menemui orang tuamu?" kata Cherry sambil memainkan baju Farel, menundukkan kepala karena rasa gugup yang semakin besar. Membuat Farel mengerti bahwa Cherry masih takut "aku datang kemari untuk memperkenalkan istriku pada keluargaku. Kalau aku yang masuk ke dalam dan menemui kedua orang tuaku, lalu... Kalau aku masuk sendirian kamu akan ke mana? mau menunggu di luar? Kalau itu yang kamu pikirkan jangan harap. Kamu harus ingat kamu Itu, ISTRIKU DAN AKU SUAMIMU. Ingat aku adalah suamimu sudah tugasku MENJAGAMU "ucap Farel yang di penuhi beberapa penekanan di beberapa kalimat yang di ucapannya
Mendengar suara ribu membuat seseorang yang ada di salah satu ruangan keluar untuk melihat apa yang terjadi." ada apa ini? Kenapa ada keributan di rumahku" suara seorang wanita yang paruh baya dengan pakaian yang terlihat anggun di tubuhnya. Kalau bisa di tebak mungkin usianya sekitar 45 tahunan. Tapi wajahnya terlihat masih begitu cantik
"Farel...." kata wanita paruh baya tersebut penuh dengan kebagian di matanya
"mama..." Farel yang langsung memeluk wanita yang di panggilnya dengan sebutan mama tersebut
"Daniel...! Daniel suamiku cepat kemarin sayang, Farel pulang sayang" suara teriakan wanita tersebut memanggil suaminya
Tak lama kemudian seorang pria yang terlihat masih gagah walau usianya tidak mudah lagi. Terjaga ada beberapa uban. Di kepalanya. Tapi tidak menutup karismanya sama sekali
"ada apa sih, Dara. Aku tahu dan bisa dengar kalau Ferel pulang. Cukup sekali saja memanggilku. Jangan berkali-kali seperti itu. Tidak tahu apa suaramu itu bisa terdengar dari ujung ke ujung" ujar Daniel. Yang kemudian memeluk tubuh putranya, cukup lama kemudian melepaskan pelukan tersebut
"tumben sekali, kamu pulang cepat bukanya kamu balang belum bisa pulang seminggu ke depan karena urusan kantor cabang masih banyak. Tumben sudah pulang? Apa ada masalah yang bisa papa bantu untuk anak kesayangan papa ini" ucap Daniel
"kantor cabang baik-baik saja, tapi ada sesuatu yang ingin aku kenalkan pada papa dan mama" kata Ferel
"siapa?" tanya Dara. Yang kemudian mengikuti lirikkan mata Ferel yang mengarah kesebelasnya. Yang di sana sudah berdiri wanita yang sejak tadi di sana
"dia siapa rel" tanya Data dengan penuh penasaran tentang wanita yang ada di sebelah putranya
"apa dia tamanmu ?" tanya Dara. Yang di jawab geleng oleh Ferel
"teman dekat?" geleng kepala lagi
"teman kerajaan" geleng kepala lagi
"pacar? Dara yang bertanya dengan hati-hati, tapi tetap di jawab dengan geleng kepala oleh Ferel. Yang membuat Daniel dan Dara penasaran dengan wanita yang di bawa putranya ini
" mah, pah. Dia adalah Clarisa Carel /Cherry. Dia adalah ISTRIKU " ucap Ferel. Yang memberikan penekanan pada kalimat terakhirnya
"APA!! JANGAN BETCANADA KAMU FAREL, bercanda kamu tidak lucu . Mama dan papa tahu kami sering memaksakan kamu untuk menikah, tapi jangan asal ngomong saja mulut kamu kalau ngomong. Tiba-tiba Datang pulang ke rumah ,bawa perempuan lagi. Sudah begitu kamu bilang ini istrimu lagi..."
"Kalau kamu belum siap nikah ok, mama papa tidak masalah tapi jangan begini sayang...."Dara yang terlihat tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh putranya itu. Memang tiga bisa di bohongi kalau Dara sering memaksa Farel ikut acara kencan buta. Dan beberapa kali memperkenalkan Farel pada beberapa temanya yang mempunyai anak perempuan. Tapi hasilnya sama tidak ada satu pun dari mereka yang membuat hati putranya. Luluh. Dan sekarang putranya pulang bersama dengan seorang wanita yang di katakannya wanita itu adalah istrinya. Membuatnya merasa sedikit tidak percaya. Sedangkan Daniel mengangguk setuju dengan apa yang di katakan oleh istrinya
"Dia memang istriku mah, pah” Farel yang mencoba meyakinkan lagi kedua orang tuanya.
"Nona, apa yang di katakan putraku itu benar? Apa kalian sudah menikah" Dara mencoba percaya dengan apa yang di katakan Farel. Dengan menanyakan pernyataan yang hampir sama pada Cherry. Yang hanya di jawab anggukan kepala pelan oleh Cherry.
"Ya.. ampun!! FAREL!! Mama tidak pernah mengajari kamu berbuat hal yang tidak-tidak kayak begini Farel. Mama, papa memang tidak melarang kamu berteman dengan siapa saja. Tapi jangan sampai kayak seperti ini rel,..."
"Mau di taruh di mana muka papa dan mama di depan semua orang , kalau mereka tahu anak dari keluarga Richard. Ketahuan menghamili seorang wanita!? "
"Jangan katakan kalau kamu melakukan pernikahan ini karena MBA, Kan Farel?"
"Jawab mama Farel?!!" Intonasi suara Dara yang semakin meninggi Dengan mata yang menatap anaknya dengan horor.
"Tenang... Tenang dulu mama, jangan berpunya yang tidak-tidak. Yang perlu mama tau farel tidak melakukan apa yang mama khawatirkan tadi. Yang pasti Farel menikah bukan karena hal yang ada di pikiran. Mama,"
"Lalu apa alasnya? Bagaimana bisa mama, papa tidak berpikir yang macam-macam kalau kamu tidak memberikan penjelasan kepada kami Farel!" Daniel Yang mulai angkat bicara. Saat mengetahui keadaan sudah mulai tidak terkontrol. Apa lagi melihat istrinya yang sudah menangis seperti ini.
"Tentu Farel, punya alasan. Tapi sebaiknya kita bicarakan ini sambil duduk. Supaya semuanya jadi tenggang. Dan Farel janji akan menceritakan semuanya pada mama dan papa. Tanpa ada yang terlewatkan satu pun. FAREL janji" ucap Farel
"Baiklah, kalau begitu. Kita bicarakan ini semua di ruangan papa dan bawa juga nona ini. Karena papa tidak ingin mendengar cerita dari satu orang saja, papa dan mama perlu mendengar dari mulut kalian berdua. Mengerti" ujar Danel tegas. Dan lebih dulu berjalan ke arah ruang kerjanya bersama dengan Dara
"Rel...." Panggil Cherry
"Hemmm...." Farel
"Apa?" Farel yang bertanya balik. Setelah melihat keraguan Dimata Cherry antara mengatakan sesuatu atau tidak
"Apa tidak sebaiknya. Aku pergi saja dari sini? Aku tidak mau buat keslah pahaman antara kamu dan kedua orang tuamu. Mereka terlihat sangat menyayangimu. Aku tidak mau menjadi penyebab renggangnya hubungan kalian. Kamu katakan sajakku bukan siapa-siapa kamu. Katakan saja kalau aku bukan istrimu, bilang saja kalau kamu tadi bercanda mengatakannya. Aku tidak mau kamu di buang oleh ke kurang kamu cuma karena aku, dan..." Kalimat Cherry terpotong saat satu jari Farel mengisyaratkan agar Cherry tidak meneruskan kata-katanya.
"Jangan salah sangka dulu Dengan semua ini Cherry. Apa yang membuat kamu takut? Apa hanya karena pertengkaran kecil yang terjadi tadi, ha?"
"Jangan terlalu memikirkan itu semua, jangan selalu menyalahkan dirimu sendiri. Atas apa yang terjadi. Dan apa tadi kamu bilang? Kalau aku bercanda menikahimu? . Bagaimanapun bisa aku melakukan itu?. Kalau aku melakukan itu sama artinya aku berbohong, dan bahkan hanya pada orang tuaku tapi juga pada Tuhan. Tak peduli bagaimana cara Tuhan menyatukan kita dan bagaimana cara Tuhan mempertemukan kita. Mungkin ini adalah jalan istimewa yang di pilih tuhan untuk kita. Berdua"
"Meskipun aku tahu, kita menikah bukan karena cinta. Mungkin untuk saat ini memang belum ada rasa itu. Di hati kita. Tapi kita bisa belajar untuk memupuk cinta itu agar tubuh di setiap saat"
"Memang untuk saat ini aku belum bisa menjanjikan aku bisa mencintaimu. Tapi aku akan tetap berusaha untuk belajar mencintaimu, aku juga berharap kamu juga melakukan hal yang sama denganku. Kita akan mulai hubungan ini sebagai seorang teman." Jelas Farel sambil menggenggam kedua tangan Cherry. " Ya sudah , sebaiknya kita temui papa, karena aku masih hutang penjelasan pada mereka. Semoga setelah mendengar penjelasan dari kita mereka bisa menerima keputusan dan alasan aku menikah denganmu" Farel yang sesekali meremas tangan Cherry. Memberikan sedikit keberanian pada wanita itu. Untuk tetap bersamanya
****
Sedangkan di ruangan berbeda Daniel sedang mencoba untuk menenangkan istrinya yang sudah berpikir terlalu jauh. Menuduh Farel dengan berpikiran negatif. Jika Farel melakukan kesalahan fatal yang membuatnya harus menikah tanpa memberi tahu kedua orang tuanya. Meskipun di dalam hati kecilnya tidak di pungkiri ada ketekunan yang sama dengan apa yang di pikirkan Dara
"Jangan terlalu memikirkan hal yang belum tentu benar. Dara. Kita akan mendengarkan penjelasan dari Farel dulu baru setelah itu kita bisa tentukan apa yang harus kita ambil dalam masalah ini" ucap Daniel
Tak berapa lama surat pintu terketuk, yang artinya ada orang yang datang. Tak perlu menunggu atau mencari tahu siapa yang mengetuk pintu tersebut. Siapa lagi kalau bukan Farel yang datang bersama dengan wanita yang di perkenalannya sebagai istrinya
"Papa tidak mau banyak bertanya. Apa hanya ingin kamu menjelaskan apa yang perlu kamu jelaskan. Dan papa hanya akan mendengarkan apa yang ingin kalian katakan. Sebelum papa dan mama bisa mengambil keputusan" jelas Danial yang sudah duduk sambil melipat tangannya seakan bersiap untuk mendengarkan cerita apa yang akan anaknya ceritakan. Serta memberikannya alasan kenapa dia bisa menikahi dengan tiba-tiba?
Cherry menceritakan semuanya. Tapi itu tidak berlangsung lama. Karena perlahan-lahan suara Cherry mulai sedikit berubah. Menahan tangisnya. Dan pandangan Farel tidak pernah lepas dari wanita itu. Bahkan Farel bisa merasakan wanita yang ada di sebelahnya ini menggenggam tangganya cukup kuat. Beberapa kali.
Terutama pada saat Cherry mengingat semua waktu yang sudah di habiskan bersama kedua orang tuannya.
🍃🍃🍃
Masih jelas di ingatan Cherry tentang masa kecilnya yang bisa di bilang bahagia. Karena Cherry mempunyai seorang ibu dan ayah yang sangat menyayanginya. Dengan begitu penuh dengan cinta yang melimpah.
Meskipun di dalam keluarga itu Cherry hanya seorang diri. Karena dia tidak punya adik atau saudara.
Tapi dengan adanya waktu Cherry tidak pernah bertanya tentang pertanyaan itu. Karena ada atau tidaknya seorang adik, Cherry tidak pernah merasa kesepian dan Kekurangan cinta dari kedua orang tuannya. Sampai saat usianya mulai remaja. Kedua orang tuanya meminta Cherry untuk mengenal Erik.
Tapi.... Apa arti dari pernyataan cinta yang akan di ungkapkan. Jika nyatanya seseorang yang sudah berhasil sedikit mencairkan sedikit kebekuan dalam dirinya itu malah justru menghianatinya. Dengan berselingkuh dan perselingkuhan itu di lihat di depan matanya sendiri. Seseorang yang akan menjadi suaminya tengah berbagi ranjang dengan seseorang. Dan seseorang itu adalah orang yang tidak asing di mata Cherry. Cherry bisa menerima kalau itu wanita lain atau wanita yang sama sekali tidak di kenalnya. Tapi ini tidak..
Cherry sangat mengenalnya. Karena wanita itu sepupunya sendiri. Dan yang paling meyakinkan ternyata mereka saling kenal bahkan sebelum Cherry mengenal Erik. DI situ Cherry merasa seperti seseorang yang bodoh. Karena bisa terpikat pada pria yang bahkan tidak pernah mencintainya. Hanya menganggap Cherry sebagai wanita yang tidak menyenangkan.
Bahkan Cherry bisa mendengar mereka menertawakan Cherry yang termasuk wanita kolot, Kuno. Yang bahkan tidak pernah merasakan apa itu ciuman bibir dan sebagainya.
Berbeda dengan Jessy yang bisa memberikan apa saja untuk Erik. Bahkan lebih dari bibir. Sama seperti yang Cherry lihat saat melihat apa yang di lakukan calon suaminya dan sepupunya. Yang membuat Cherry tidak kuasa melihatnya walau hanya untuk 1 menit atau bahkan 1 detik semua itu sangat menyakiti dirinya...
Dan ketika mengerikan bagian itu membuat Cherry semakin meremas tangan Farel dengan kuat
Dan di titik dimana Cherry merasa sangat terpuruk tanpa di sadari Farel datang bagi malaikat tak bersayap menolongnya. Bahkan Farel melakukan hal yang tidak di pikirkan orang lain. Farel yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba datang mengulurkan tangannya. Disaat Cherry menerima kenyataan yang lebih menyakitkan dari sebuah pengihanatan. Dan bagaimana bisa Cherry langsung mengatakan ia saat itu juga. Saat Farel memintanya menikah dengannya..
🍃🍃🍃
"Apa yang membuatmu yakin dan tidak ragu saat putraku memintamu menjadi istrinya. Padahal kalian hanya bertemu satu malam saja?" Daniel yang langsung memberikan pertanyaan setelah mendengar cerita dari Cherry
"Dan kau! Anak nakal kenapa kau menikahi nona ini? Apa yang kau lihat dari dia? “Daniel yang juga memberikan pertanyaan yang hampir sama dengan pertanyaannya pada Cherry
"Saya tidak tahu. Kenapa saya bisa mengatakan ia, begitu saja saat Farel meminta saya untuk menikah dengannya. Tapi ada sesuatu di hari saya yang mengatakan bahwa Farel mengatakannya dengan tulus dan sungguh-sungguh. Dan saya yakin dengan Farel lah mungkin saya akan bahagia. Terlepas dari janjinya. Karena saya bisa percaya dengan dia. Dengan putra anda. Dengan suamiku" jawab Cherry. Dengan harapan bahwa jawaban yang di berikan sesuai dengan harapan orang yang sekarang ada di hadapannya. Yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di mengerti
Dan sekarang tatapan Daniel berpindah pada putranya. Sekan menanti jawaban apa yang akan Farel berikan
"Aku tidak tahu alasan sepeti apa yang ingin papa dengar dariku. Karena aku sudah berjanji untuk menjaganya membahagiakannya maka aku akan berusaha untuk menepati janji yang sudah aku buat untuknya" jelas Farel
Daniel, cukup lama menatap keduanya secara bergantian. Terlihat sang istri membisikan sesuatu membuat kedua pasang mata itu terlihat cemas. Akan apa yang akan di putuskan oleh dua orang yang sedang memandang ke arah mereka
"Papa, dan mama bingung harus bilang apa untuk masalah ini. Papa juga bingung mau memberikan keputusan apa..." Daniel menghembuskan nafas leleh. Membuat raut ketakutan di wajah Cherry dan kecemasan yang terlihat di mata Farel
"Kalau papa mama bilang, malam kecewa sama kamu Farel, mama akui mama kecewa. Sekaligus senang karena apa yang mama khawatirkan tidak terjadi. “Dara yang berjalan ke arah anak dan juga menantunya
"Tapi mau bagaimana lagi. Karena kalian sudah menikah walau itu tanpa kami hadiri. Sebagai orang tua mama dan papa hanya bisa mendoakan. Dan menerima siapa pun yang kamu pilih menjadi istrimu" dara yang mengelus rahang putranya dengan rasa kasih sayang. Membuat senyum simpul di bibir pria itu. Tak kala mengetahui bahwa keluarganya tidak marah tapi justru menerima keputusannya
"Terima kasih mama" ucap Farel sungguh-sungguh
"Terima kasih Tante" Cherry yang juga merasa senang dia bisa di terima di keluarga ini.
"Jangan...." Satu kalimat Dara membuat Farel dan Cherry terkejut
"Kenapa kalian terkejut. Maksud mama. Adalah Cherry mulai sekarang panggil saja aku mama, bukan Tante. Sama seperti Farel memanggil kami" tutur Dara yang membuat semua orang tertawa. Dengan bahagia
"Ia, Cherry mulai sekarang kamu panggil kami mama dan papa. " Timpal Daniel. Yang hanya di jawab anggukan oleh Cherry
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear my future Husband
RomansaRencana pernikahan yang seharusnya hanya tinggal menghitung hari. Kini itu hanya tinggal rencana. Karena pernikahan itu batal dan seharusnya memang batal. *** Malam itu Cherry berniat untuk bertemu dengan calon suaminya berniat untuk memberikan keju...