"anak baru ya"
"nggak terlalu cantik ah"
"gilee.. Cantik broo"
"pindahan darimana tu cewek?"
"cantikan gue dimana-mana"
Gadis itu berusaha untuk tidak mendengarkan ocehan murid-murid SMA Tunas Bangsa
"ruang kepala sekolah dimana sih. Amel pusing.. Sekolahnya gede banget"
Gadis bernama Sintia Caramel, atau biasa dipanggil Amel itu melihat sosok laki-laki yang sedang memegang basket
Ganteng. Sampai-sampai Amel tidak berkedip melihatnya. Menurut Amel, cowok itu keren. Apalagi saat air keringat cowok itu mengalir di dahinya
"nggak mau tau, Amel harus dapetin cowok itu"
Amel mendekati cowok pemegang bola basket itu dengan malu-malu
"hai kak" cowok itu hanya melirik Amel sekilas
"Amel anak baru disini, kelas 11 IPA" lagi-lagi, cowok itu tidak menjawab
"Amel boleh tanya nggak, ruang kepala sekolah dimana, ya ?. Amel nggak tau"
Cowok itu menutup botol air mineral yang sempat dia minum "lurus, belok kiri"
Amel mengerjapkan mata mendengar jawaban cowok itu. Tapi tetap saja Amel tersenyum. Tipe dia, cuek. Romantis juga masuk dalam kriteria lelakinya. Sepertinya cowok didepannya ini tidak termasuk dalam kriteria yang kedua
Nggak papa, Mel...
Amel menghembuskan nafas. Sepertinya dia memiliki misi yang tak biasa. Cowok pujaannya ini tidak gampang untuk didapatkan. Namun bukankah itu yang membuatnya akan lebih seru ?
Semoga suka...
YOU ARE READING
Caramelo
JugendliteraturMenyukai pangeran sekolah memang menyenangkan, tapi selalu sangat sulit didapat. Sintia Caramel atau lebih akrab dipanggil Amel, membuktikannya sendiri Sikap dingin cowok itu sama seperti sikap abangnya. Amel mencoba berdamai dengan keadaan, namun t...