Caramelo 6

63 1 0
                                    

Balik lagi nih ah ❤



Apa yang dilakukan cowok kalau melihat seorang cewek sangat gencar mendekatinya ?. Senang, ilfil, atau biasa saja ?.

Seperti saat ini. Yang dilakukan Amel. Cewek itu berani sekali menyukai Arsa, cowok yang digilai banyak cewek di SMA Tunas Bangsa

Amel sampai harus ke kelas Arsa pagi-pagi hanya untuk memberikan cowok itu sarapan. Ya emang sih makanannya tidak seenak makanan ibu kantin tapi setidaknya Amel sudah berusaha. Amel sangat yakin dengan masakannya itu, jika masakannya tidak buruk-buruk amat

Dia masih bisa belajar lagi, siapa tau setelah menikah dengan Arsa, Amel bisa masak lebih enak. Eh. Mikirnya kejauhan tau, Mel. Amel menggelengkan kepalanya. Mengusir pikiran yang tidak benar

Amel memasuki kelas Arsa yang notabenya kakak kelas dia, dengan berani dan dengan senyum lebar. Namun tidak bertahan lama karena Amel melihat Arsa sedang duduk di bangkunya dengan seorang cewek. Jelas saja Amel melihat itu cemburu. Tapi tetap saja Amel mendekati dua manusia itu

Tepat di samping cewek yang berada disamping Arsa, Amel melihat dengan tatapan galak. Dari atribut yang dikenakan cewek itu sepertinya masih kelas 10

Amel makin tidak suka saat Arsa menjelaskan dengan nada kalemnya. Itu tu buat Amel cemburu. Amel tidak kuat, akhirnya cewek itu menegur "kamu siapa ?"

Suara Amel membuat Arsa dan cewek itu menoleh "kamu anak kelas 10 kan ? Kok berani banget masuk ke kelas 12 ?!" tanya Amel dengan nada tidak suka

Melihat itu Arsa menghembuskan nafas lelah. Mau apa lagi gadis ini

"nggak usah didengerin, mending kita belajar lagi" ujar Arsa

"eh, aku belum selesai ngomong sama kamu ya, dek. Kamu ngapain disini ?"

"lo apa-apaan sih ?!" ujar Arsa meninggi

"sssshhhhh" Amel meletakkan jari telunjuk dimulutnya lalu kembali melihat gadis dihadapannya

Yang dipandang justru kelihatan takut "aku Fanya, kak"

"adek Fanya nggak boleh ya terlalu deket sama kak Arsa. Belajarnya kurang-kurangin, kan bisa sendiri" perkataan Amel justru membuat Arsa merasa malu di depan Fanya

Akhirnya Arsa menarik Amel keluar dari kelasnya tepat sampai di depan kelas

"lo apa sih ?! Gue nggak kenal sama lo !" bentak Arsa. Amel sempat takut, tapi dia memberanikan diri

"Amel, kalo kakak lupa tu. Kan kemarin Amel udah nyebutin nama Amel berkali-kali. Lupa mulu..."

"mau lo apa ?!" mendengar pertanyaan Arsa, Amel menepuk-nepuk dagunnya dengan jari telunjuk dengan senyum misteriusnya

"serius nanya gitu?" Amel menaik turunkan alisnya membuat Arsa mengernyitkan dahi

"ish... Amel tu suka sama kak Arsa" Amel berucap sambil menegakkan tubuhnya. Yang diberitahu malah kaget

"nggak ngerasa apa..." Amel cemberut tapi setelah itu senyum kembali

Arsa menaikkan satu alisnya mentap cewek itu. Fix nih cewek aneh. Biasanya yang datang kepada Arsa itu gadis yang malu-malu, yang diam-diam meliriknya, yang menjadi penggemar rahasia tapi Amel ? Arsa menggelengkan kepala tidak percaya

"yaudah yaudah, udah mau bel. Amel cuma mau kasih ini ke kak Arsa" Amel memberikan kotak makan yang dia bawa kepada Arsa

"bikinan Amel sendiri lho" ucapnya percaya diri

"gue nggak mau" begitu Arsa membalikkan badan, Amel langsung menghadang jalannya

"e e e... Ah, seenggaknya tu diterima, kak. Lumayan lho nggak keluarin uang buat ke kantin" ujar Amel tersenyum

"gue udah bilang nggak mau" ujar Arsa dengan nada dingin setelah itu meninggalkan Amel

Amel menghembuskan nafas pelan lalu menatap kotak makan yang ia bawa dengan tatapan sedih "udah Amel buatin juga... Masa nggak mau terima"

"padahal udah bela-belain motong ayam sendiri. Kasihan kan ayamnya dipotong
sia-sia gini" gerutu Amel sambil berjalan melewati koridor sekolah

"yang sabar ya, ayam. Nggak apa-apa nanti Amel makan kok, supaya nggak sia-sia" ujarnya sembari melihat kearah belakang dengan pandangan kesal. Dramatis sekali Amel

•-•-•-•

Amel berjalan masuk ke kelasnya sembari menggerutu dan berfikir apalagi yang harus cewek itu lakukan kedepannya. Rencana apalagi ?

Sasa melihat Amel rasanya aneh. Ada apa sahabatnya itu ? Sebentar-sebentar menggerutu sebentar sebentar tampak berfikir

"oi, Mel..."

"sini lo" lanjut Sasa

Amel menghapiri bangkunya dan Sasa "Sa, masa makanan Amel ditolak sama kak Arsa..." cemberut Amel justru membuat Sasa tertawa membuat Amel menatap tajam sahabatnya itu

"Amel tu lagi sedih, Sasa... Nggak usah ketawa ih" kesal sekali Amel tu

"iyaudin, terus sekarang rencana buat kedepannya gimana ?"

Amel mengetuk-ngetuk kotak makannya yang ada di meja sambil berfikir lalu setelahnya dia tersenyum misterius. Membuat Sasa ngeri sendiri melihat Amel

"dih, lo kenapa, Mel ?" Sasa menaikkan satu alisnya

Amel menatap Sasa masih dengan senyum yang sama "HAHAHA.." benar sekali. Sasa tidak salah dengan perasaannya. Sasa jadi takut





































Jangan lupa vote ama komen ya gratis soalnya. Mwehehe...

Semoga suka sama cerita ini

Typo ada di mana-mana ? Maap yee...

Luv <3

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CarameloWhere stories live. Discover now