Sebuah gebrakan di mejanya membuat Taru berhenti bekerja. Dilihatnya sesosok anak buah yang tengah marah, menatapnya tanpa segan apalagi sopan.
"Mohon maaf, Pak, Pak Kamal tidak mengindahkan ucapan saya saat saya bilang Bapak sedang sibuk," seorang perempuan berusia 50 tahun dengan dandanan rapi dan sikap profesional itu bicara dengan nada tenang di dekat pintu masuk.
"Tidak apa-apa, Frida. Saya urus saja," ujar Taru tak kalah tenang. Bukan tanpa maksud, ia ingin membuat pemuda berapi-api di hadapannya merasa konyol karena telah bersikap penuh emosi sendirian.
"Pak Taru, jangan bercanda!" seru pemuda yang tadi disebut asisten baru Taru sebagai 'Pak Kamal'.
"Kamu yang bercanda, Mal. Datang-datang ke kantor saya sambil teriak-teriak. Where's your manner?" balas Taru tenang.
Kamal menarik napas dan mencoba mengendalikan dirinya, lalu mengemukakan pertanyaan dengan nada dingin, "Kenapa Luna masuk tempat saya?"
"Cause I said so." Direktur utamanya tampak tak peduli, membuat Kamal setengah mati menahan kesal.
"Saya nggak mau."
"Saya nggak peduli."
"Bapak terlalu seenaknya buat jadi seorang pemimpin," sindir Kamal dengan ketus.
"Seenaknya? Kamal... Kamal..." Taru tertawa dan menggelengkan kepalanya, "Kalau saya seenaknya kamu apaan dong? Datang-datang marah-marah ke saya perkara anak baru."
Kamal menggeram menahan kesalnya. Pria di hadapannya itu memang paling pandai memutarbalikkan kenyataan. Dari semua orang yang pernah dia hadapi, Taru Bagus Darmawan adalah satu-satunya orang yang ia hormati sekaligus ia benci karena kemampuan pria itu dalam berargumen dalam tenang.
"Sekarang saya tanya, berapa kali kamu naikin berita tanpa izin saya? Berapa banyak berita politik yang menimbulkan keributan sampai-sampai saya harus turun tangan?" pertanyaan Taru yang satu ini pun membuat Kamal mati gaya.
Kamal memilih Taru sebagai atasannya bukan hanya sekadar karena dia menghormati pria itu, tapi juga karena hanya Taru-lah yang dapat menyelesaikan semua masalah yang timbul akibat ulahnya.
Kamal si biang onar sudah sangat terkenal di perusahaan media lain. Meskipun berbakat dalam menggali berita, pria berusia 31 ini terlalu sering menantang penguasa dengan berita-berita yang tajam dengan kritikan dan fakta gamblang. Tidak ada yang sanggup menjinakkannya, tak terkecuali Taru.
Tentu saja pemilik Tarun News itu selalu punya cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditimbulkan Kamal. Apalagi saat ini, setelah Tarundaya Group bersatu dengan Tama Corp dan membentuk TarunTama Group, dirinya menjadi semakin kuat karena memiliki banyak sokongan orang-orang hebat.
Arun, partner bisnisnya selama belasan tahun, kini membantunya sebagai direktur. Kemampuan pria itu dalam melobi dan bersosialisasi membuat perusahaan mereka berkembang pesat. Dia juga yang dapat membantu Taru dalam meredam ulah Kamal dengan kemampuannya bernegosiasi dengan pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Utami, CEO TarunTama Group, bekerja penuh dedikasi dalam menjalankan bisnis tiga perusahaan mereka; sebuah perusahaan TV-On-Demand, sebuah perusahaan konsultan media, dan sebuah perusahaan kanal media terintegrasi. Tarun News yang merupakan salah satu supplier berita untuk media terintegrasi mereka pun tak pernah lepas dari pengawasan si perempuan tangguh yang juga merupakan istri Arun itu.
Adhisty, Direktur TarunTama Group. Pewaris Tama Corp yang juga penakluk hati Taru ini membawa ribuan koneksi yang luar biasa ke dalam perusahaan itu. Kenalan Adhisty berada dalam level internasional, membuat perusahaan mereka semakin mengglobal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Provoactive [TERBIT]
RomanceKamal, pemimpin redaksi Tarun News, kedatangan anak baru yang tidak disukai karena keserampangan anak tersebut. Luna, mantan asisten atasan yang akhirnya mendapat posisi sebagai pembuat artikel gaya hidup dalam perusahaan news content supplier untuk...