lily of the valley

762 73 11
                                    

Local Alternative Universe 🌌

Local Alternative Universe 🌌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arjuna Dwija Mavendra (Han). Kanaka Dewani (Hyunjin)

LILY OF THE VALLEY








"Untuk mendapatkan bunga edelweis yang indah, maka semakin besar resiko yang dihadapi."

".... maka semakin besar resiko yang dihadapi... hmm lalu...."


Bunga edelweis (Leontopodium alpinum) yang sering disebut-sebut sebagai bunga abadi tumbuh di tempat terbuka dan lembab yang terdapat di puncak atau lereng gunung tertentu, seperti Gunung Gede, Malabar, Papandayan, Cikurai, Guntur.


"W--wait... jadi cuma buat nembak seseorang, aku harus pergi ke Papandayan gitu?" Arjuna melirik Kanaka yang dari tadi sibuk mengunyah donut kentang yang dia bawa dari apartemenya. Seraya memandangi laptopnya bergantian.

"Uhuk, aku nggak bilang kamu harus kesana kan? lagian kamu bodoh apa gimana? Itu bunga yang hampir punah, kamu mau dipenjara sebelum nembak dia? " Donut itu muncrat ke mana-mana, membuat Arjuna menatap jijik pada teman seperjuangannya. Mungkin lebih baik dia mengajaknya keluar daripada main di apartemen Kanaka yang sudah jelas berantakan.

"Lagian itu kan cuma filosofi, orang gila mana yang mau mati cuma buat cari bunga? " Kanaka mengunyah donutnya kembali, Arjuna memandang jengkel dan mengacak rambutnya frustasi.

"Kamu kan bukan paus atau hewan yang frekuensinya beda dengan manusia, bilang aja dia pasti dengar kok, paling kalo nggak dibilang 'so sweet', kamu bakal ditampar kanan kiri di depan kampus. Hahaha.... " Donutnya muncrat lagi ke mana-mana, membuat Arjuna melemparkan kotak tissue ke kepala Kanaka.

"Kamu bisa nggak meringankan otakku sedikit ha? Minimal cari kan aku bunga yang pas!" Kanaka terlihat berpikir, matanya menerawang ke langit-langit apartemennya, menyesap jus apel sambil mengetuk-ngetukan jarinya ke meja.

"Kasih saja mawar, selesai...."

"Aku mau yang beda. "

"Yaudah Jun, mati aja. " Kanaka melempar bungkus donut pada sang sahabat, sudah sejak pagi dia kesal karna acara tidur sehariannya diganggu, hari minggu sia-sia untuk menuruti kemauan gila Arjuna. Sudah duapuluh nama bunga disodorkan dan Arjuna hanya bilang 'Yang bener aja?' , tapi menolak memberikan mawar.

"Gini ya, ini bukan soal aku mau nembak dia atau enggak, cuma... halah kamu nggak akan ngerti."

"Ya nggak lah, aku kan nggak suka bunga." Kanaka mendengus. Mereka sedang duduk di bawah sofa, di atas karpet yang sudah penuh dengan remahan donat. Arjuna menyandarkan kepalanya pada sofa, lelah.

"Kamu kan sukanya lihat duit," keluh Arjuna, merasa mempunyai sahabat yang terlewat useless untuk diajak tukar pikiran. Dan tentu saja bantal langsung mendarat ke kepala ber-IQ entah berapa miliknya.

Hello, HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang