Givin' It Up Pt. 2

639 101 22
                                    

“Gue dapet tawaran dari agensi yang bagus dan mungkin bisa bayar hutang ke elu … tapi kayaknya bakal hilang …

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Gue dapet tawaran dari agensi yang bagus dan mungkin bisa bayar hutang ke elu … tapi kayaknya bakal hilang ….”

“Apa lagi yang lu pengen dari industri hiburan, goblok!” Jisung berdecak, mulutnya begitu asam. Hyunjin tidak mengijinkan dia merokok di rumahnya jadi apa boleh buat. Hyunjin masih meringkuk di sofa sambil memandangi TV yang menyala. Pemberitaan tentang groupnya tidak ada habisnya. Dia juga tidak mau membuka SNS sama sekali daripada harus dibombardir oleh kata selamat tinggal fans yang membuatnya makin sedih. Dia pasti akan merindukan nama panggungnya.

“Lu bakal nyuruh gue ngebuang ini apa gimana?”

“Lu udah gila apa?” Jisung bangkit dari kursinya. Bahkan dia sempat berpikir pasti Hyunjin pernah berencana bunuh diri juga. Mengingat dia melihat tali menggulung di meja, yang langsung Jisung buang karna paranoid.

“Sekarang lu tahu alasan kenapa gue benci sama sponsor, ‘kan? Apalagi harus kompromi sama ngutang kayak gini.” Hyunjin menenggelamkan wajahnya di bantal. Jisung memang teman lamanya, tapi itu tidak mengubah kenyataan kalau dia hanya butiran  nasi di mata Pengusaha Muda itu. Level mereka sangat jauh, membuatnya tidak bisa mencari solusi yang tepat mengingat dia hanyalah pengangguran yang baru keluar dari agensi.

“Tapi akhirnya gue kejebak juga. Jadi pecundang yang kebawa arus padahal gue punya bakat. Niatnya ngindarin prostitusi, tapi pake prostitusi juga. Ya, gila emang gue, pantes mati. Besok kalau reinkarnasi gue mau jadi alpha atau beta aja biar hidup gue tentram, anjir.”

“Lu emang nggak ngerti, Hyun.”

“Gue ngerti semua!”

“Gue nggak mungkin seceroboh itu ya!”

“Jadi lu pikir gue bohong? Oh atau lu pikir gue kayak artis wanita bulan lalu yang dilaporin gara-gara memeras pengusaha—”

“Berhenti berimajinasi! Kapan gue bilang gitu?!” Jisung membentak Hyunjin, merasa sangat frustrasi karna dia bahkan tidak bisa menjelaskan apa pun, “ lu pikir gue sejahat itu apa?”

“Terus gimana? Gue nggak bisa nglanjutin karir kalau keadaan gue kayak gini! ” Astaga! Rasa-rasanya Jisung ingin sekali menampar Hyunjin walau apa daya hati tak sampai. Apa yang sebenarnya Hyunjin kejar? Padahal dia sudah tahu dunia entertaiment benar-benar kejam.

“Ini pertama kalinya gue berani nglakuin hal sejauh itu sama temen kencan gue.”

“Kalau bohong tuh sama orang lain! Lu lupa gue yang selalu nyariin lu temen kencan?” Hyunjin mencibir, bangkit dari tidurnya dengan kesal. Sungguh, dia lebih memilih mati.

“Gue cuma ngajak mereka ngobrol sama makan. Udah gue bilang 'kan teman idolmu ngebosenin. Lu pikir gue maniak yang suka tidur sama manusia random?” Jisung membanting bokongnya pada sofa dengan kasar, melirik Hyunjin yang menepis tangannya kasar. Marah! Ya, Hyunjin marah karna Jisung bersikeras malam itu, seakan-akan itu hal yang begitu sepele.

Hello, HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang