Kembali

119K 552 8
                                    

Sebenarnya ini masih terlalu pagi untuk sekedar bersih bersih rumah. Tapi mungkin ini adalah cara supaya aku bisa sedikit melupakan masalahku.

Masih pukul lima pagi dan aku sudah mengerjakan semua pekerjaan rumah. Mulai dari mencuci piring dan pakaian, memasak, mengepel, dan yang saat ini ku lakukan adalah menyapu lantai.

Mas Fatan sering menawariku untuk menyewa pembantu. Namun aku menolaknya.

Pikirkan saja, Jika dirumah ini ada pembantu, Entah rasa bosan apa yang akan menerpaku karena tidak melakukan apa apa.

Aku sedang menyapu lantai teras saat mendengar suara mobil yang berhenti didepan rumah.

Itu mobil Mas Fatan.
Mungkin Aldi yang meminjamnya.

Aku terpaku saat melihat siapa orang yang keluar dari mobil itu.

Aldi berusaha mengeluarkan koper dari bagasi mobil. Sementara Mas Fatan melambaikan tangannya kearahku sambil tersenyum

Ck, kenapa dia bisa sebahagia itu? sementara aku sudah seperti orang gila karena terus memikirkannya.

"Hey, kamu kenapa?"

Kutepis tangan Mas Fatan yang mencoba menyentuh pipiku.

"Masih ingat kalau punya istri?" Kataku lalu masuk kedalam rumah. Aku tahu Mas Fatan mengejarku. Tapi aku menghiraukannya.

Nggak boleh nangis!
Nggak boleh nangis!

Pertahanku roboh saat air mata berhasil keluar dari mataku. Kenapa  harus selemah ini?

Istri mana yang nggak sakit hati jika suaminya pergi keluar negeri tanpa kabar?
Chat nggak dibales, telfon gak diangkat. Aku ini siapa memangnya?

Mas Fatan berhasil meraih pergelangan tanganku. " Kamu kenapa sih Ris?"

Apa aku harus menjelaskan semuanya? Kenapa sih, laki laki selalu seperti ini?

Kuseka air mataku.Lalu memberanikan diri untuk menatap suamiku. Aku menggelengkan kepala lalu mengangkat poselku tepat didepan wajahnya. "Dua hari, Dua hari ini aku kemana mana selalu bawa ini. Berharap ada pesan balasan dari Mas Fatan. Berharap Mas Fatan menelfonku balik . Mengatakan kalau dirinya baik baik saja. Atau ... " Mas Fatan mencoba merengkuhku namun aku tetap menghindar.

Tangannya berhasil menyentuh pipiku, membelainya dengan lembut sambil menyeka air mataku.
"Hey, Aku baik baik saja." Tangannya mengelus rambutku " Maaf, kemarin aku sangat sibuk. Berangkat pagi pulang larut malam. Aku merindukanmu sayang. Aku berencana membuat kejutan dengan kedatanganku yang tiba tiba seperti ini. Aku yang meminta Aldi untuk menjemputku di bandara. Dan apa ini caramu untuk menyambut kedatang suamimu?" Katanya sambil mencubit hidungku dengan gemas.

Aku kalah. Aku luluh dengan semua kata manis dan sentuhannya. Aku tidak bisa marah terlalu lama kepadanya.

Kupeluk tubuh Mas Fatan dengan erat "Aku merindukanmu" Dia membalas pelukanku , mengelus rambutku dan sesekali mengecupnya.

Dia menarikku tubuhku. Menatapku sambil tersenyum "Aku juga merindukanmu sayang" Katanya lalu menciumku. Bibirnya melumat bibirku dengan lembut. Ah, aku sungguh merindukan ciuman ini.

"ANJIRR!!! MATA GUE YANG MASIH SUCI DAN BERSIH INI TERNODAI.."

Dasar perusak suasana!

Aldi menutup mata menggunakan tangannya namun beberapa ruas jarinya terbuka.

Ck. Dasar sok suci!

Mas Fatan hanya tersenyum sambil melingkarkan tangannya di pinggangku.

"Udah belom? Aldi mau ngomong penting nih"

"Ngomong apa Al?" Sahut Mas Fatan

Aldi membuka matanya. Dia menatapku sekilas lalu balik menatap Mas Fatan.
"Aldi balik ke Apartemen ya Mas. Temen Aldi udah otw kesini soalnya"

"Kenapa gak tinggal disini aja? Mas malah seneng kalau kamu bisa tinggal disini bareng kita."

Aldi melebarkan senyumnya lalu menatapku. Aku tahu apa yang ada dipikirannya.

"Nggak deh Mas, Mbak Risma terlalu manjain Aldi. Entar Aldi gak jadi mandiri kalau disini terus."

Aldi pasti meledekku. Jangan sampai dia bilang ke Mas Fatan kalau kemarin malam Kita berciuman sampai hampir.. Ah, aku malu sekali kalau mengingatnya

Mas Fatan tertawa sambil mengelus rambutku."Yaudah terserah kamu aja. Kalau butuh apa apa jangan sungkan buat bilang Mas atau Mbak Risma ya"

Mas Fatan mengeluarkan  dompetnya, lalu mengambil  beberapa lembar uang ratusan ribu. Dia menghampiri Aldi dan memberikan uang itu dengan alasan untuk tambahan uang jajan

Tentu saja Aldi menerimanya. Dia melihatku sambil memeletkan lidahnya.

Adik gatau diri memang !

****


Mas Fatan baik sekali❤️❤️

Aku menunggu vote dan comment dari kalian :-)

My Husband 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang