Menggemaskan

130K 768 46
                                    

"Mas ngapain tadi ngasih Aldi uang sebanyak itu?" Kataku sambil melepas dasi Mas Fatan

Mas Fatan terkekeh "Apa harus ada alasan untuk berbagi?

Aku berdecak. Benar juga.

"Selama aku gak dirumah kamu sama Aldi gak ngapa ngapain kan?" Mas Fatan  memajukan badannya. "Aku cemburu" bisiknya pelan

Aku membelalak. "Mas Fatan beneran cemburu?" Kataku pelan. Raut wajahku berubah sedih. Aku salah. Aku ingat kejadian kemarin malam. Bagaimana tubuhku yang hampir dijamah oleh lelaki lain selain suamiku. Dimana aku menerima ciuman itu tanpa memikirkan perasaan suamiku
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika malam itu Aldi tidak berhenti.

Aku tersentak saat Mas Fatan Tertawa sambil mengacak acak rambutku.

Apa ada yang lucu?

"Aku bercanda sayang" Kedua tangannya menangkup pipiku "Apa aku sebodoh itu untuk cemburu kepada Adik ipar ku sendiri?"

Aku masih menatapnya

"Hey, kenapa kau diam?Ah aku tau. Kau pasti merindukan ini" Katanya sambil menunjuk kebagian bawah. Bagian yang terlihat menonjol dibalik celana kerja yang membungkusnya

Seketika wajahku memanas.

"Kau tidak kasian kepadanya? Dia sangat menderita beberapa hari ini."

Aku menyeringai sambil menatapnya.
Kukalungkan lenganku kelehernya "Apa kau perlu meminta izin?"

Seakan mendapat persetujuan dariku,
Mas Fatan mulai melumat bibirku dengan rakus dan menggigitnya keras, "Aahhh..." Desahku nikmat

Lidah kami saling berpagutan, Mas Fatan menggeram saat sebelah tanganku mengelus kemaluannya dari luar. Dia semakin memperdalam ciumannya.

"Aaahh.. Masshh..." Desaku saat Mas Fatan menggigit leherku. Mengecup , menjilat dan sesekali menggigitnya dengan keras.

Kutatap mata Mas Fatan yang sedang berkabut gairah. Tangannya meremas kedua payudaraku dari luar.

Kasar. Tapi aku menyukainya

Aku menjerit saat dengan satu hentakan Mas Fatan merobek dasterku dan membuangnya asal. Dia menatapku dengan tatapan buas seakan aku adalah mangsa yang siap diterkamnya kapan saja

"Aahhh ... Shit!" Racauku saat Mas Fatan menjilat belahan dadaku dan bermain disekitar sana. Dia membuka Bra ku dan membuangnya asal

Tangannya meremas payudaraku dengan keras. Memilin, menggigit,dan  mengecup tanpa memainkan putingku "Mas.. Plisss" Kataku meminta yang lebih dalam lagi

Kutekan Kepala Mas Fatan kearah putingku. Dia melahapnya dengan sangat buas. Menggigit dan memelintirnya dengan keras. Tangannya yang lain meremas payudaraku sebelah kanan "Aahh.. Shit! ... Yaah disitu Mass.. Aaahhh.." Mas Fatan semakin dalam memainkan aksinya

Tanganku mulai mengelus dan meremas kemaluan Mas Fatan dari luar. Dia menggeram sambil memejamkan matanya.

Seakan tidak tahan, Tangannya  mulai membuka celana kerjanya dengan buru buru.

Ting Tong!

Ting Tong!

Nafsuku seketika hilang saat ada bel berbunyi. Siapa yang datang pagi pagi sekali?

"Mas , ada tamu"

Mas Fatan tetap melepas celananya tanpa mendengarkanku " Biarin."

Aku membelalak "Gimana kalau tamunya penting?

Dia memandangku dan menghela nafas keras. Lalu mengacak rambutnya  frustasi. "Ck. Sialan!" Katanya sambil kembali mamakai celananya

Aku hanya terkekeh. Kasian sekali suamiku ini?

"Akan kubunuh orang itu karena telah menggangguku" Ujarnya lalu pergi kebawah untuk membuka pintu

Aku mengehela nafas,lalu melirik dasterku yang yang tergeletak tak berdaya. Kenapa harus dirobek?kan sayang.

Kuambil pakaian didalam lemari lalu memakaianya. Rambutku yang sebelumnya berantakan hanya kucepol asal

Tanpa berkaca terlebih dahulu, Kulangkahkah kakiku keluar kamar mengikuti Mas Fatan dari belakang.

***

Bel terus berbunyi berkali kalj, aku yakin kepala Mas Fatan sudah hampir meledak sekarang

Dia membuka pintu dengan cepat "Siapa sih pagi pagi udah bertamu ke rumah or–" Aku melotot , sementara Mas Fatan membeku ditempat

Ibu mertuaku berdiri didepan pintu sambil berkacang pinggang. Tatapannya tajam menyorot kearah kami berdua.
"Apa? Gak seneng mama kesini?"

Aku yakin suamiku itu tengah menahan malu

Mas Fatan terlihat canggung. Dia menggaruk kepalanya "Emm.. Mama ngapain kesini?"

Ibu mertuaku memicingkan matanya.  "Wajah kamu kenapa merah begitu?" Kemudian mama menatapku. Dia melotot sambil menutup mulutnya "ASTAGA RISMA... LEHER KAMU KENAPA?"

leherku kenapa?

Seakan teringat suatu hal, aku segera melepas cepolanku hingga rambutku terurai. Aku yakin sekarang wajahku sudah memerah karena menahan malu. Aku berusaha menutupi leher dengan rambut panjangku. Sesekali melirik Mas Fatan yang saat ini tengah menatapku sambil menahan tawa. Pelakunya  nih.

Aku hanya bisa tersenyum canggung tanpa menjawab pertanyaan mama.

Ibu mertuaku menggeleng pelan " Kau sangat kasar Fatan. Leher istrimu sampai terlihat menjijikkan seperti itu"

Kupeluk Ibu mertuaku sambil mnyalaminya. Dia mengelus rambutku "Kau sangat manis. Tapi kenapa kau mau menikah dengan anakku yang bodoh itu? "

Mas Fatan melotot " Apa yang mama katakan?"

"Kau itu sangat ceroboh. Mama bahkan tidak menyangka kau bisa mendapatkan gadis secantik ini"

Perbedebatan dimulai

Mas Fatan terlihat tidak terima. Dia menghalangi mamanya yang akan menuju dapur " Bukankah anakmu ini tampan? Aku juga sangat kaya. Gadis mana yang tidak terpikat padaku?"

Aku hanya tekekeh pelan. Suami dan ibu mertuaku selalu mendebatkan hal yang tidak penting.

Ibu mertuaku mengabaikan Mas Fatan. Dia malah menatapku sambil mengelus pundakku. "Sayang, tolong siapkan alat untuk membuat kue ya. Mama sudah membeli bahannya. Hari ini kita bisa membuat kue bersama" Dia melirik Mas Fatan sekilas "Biarkan saja sibodoh itu sendirian."

Aku hanya bisa menahan senyum. Ibu mertuaku ini sangat lucu. "Ah, iya ma. Nanti Risma siapin semuanya."

"Ck." Mas Fatan berdecak "Yang anak mama itu siapa sih ?"

Aku tertawa. Benar juga. Dari kita pacaran, Ibu mertuaku ini sudah sangat menyayangiku lebih dari anaknya sendiri.

Ibu mertuaku memutar bola matanya malas.
"Lihat dirimu. Dua kancing kemeja terbuka. Dan kemana celanamu? Kenapa kau hanya memakai boxer seperti itu?" Mama berdecak " Kau sangat memalukan" Katanya sambil mengibaskan tangan. Kemudian  masuk kedalam dapur

Aku semakin tertawa mendengarnya.
"Kau menyedihkan sekali" Kataku sambil mencubit hidungnya

Mas Fatan menatapku tidak terima "Kau bahkan tidak membelaku."

Dia terlihat marah. Tapi bagiku itu sangat menggemaskan.

Cupp

Kucium pipinya dengan cepat. Lalu berlari meninggalkannya sendiri "CEPAT GANTI PAKAIANMU ATAU MAMA AKAN MEMECATMU JADI ANAK!"

***

Kalau ada typo bilang ya :-)


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Husband 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang