14. Old Diary

7 7 1
                                    

AKU BENCI MEREKA!

Aku sudah pulang dari rumah sakit dan menghabiskan banyak waktu untuk beristirahat di kamar. Tiga hari yang lalu, aku hanya mendekam di kamar, tanpa keluar kamar sedikit pun. Selepas pulang dari rumah sakit aku jadi benci dengan semua orang. Seperti yang kukatakan, aku akan membenci mama, dokter Kelvin dan semua orang yang kukenal. Aku tak suka dijauhkan dengan Popo! Apapun alasannya!

Kini, aku duduk di kursi taman sambil mengayunkan kedua kakiku yang tak sampai ke tanah. Dengan sebuah buku harian berwana coklat di pangkuanku, kunikmati angin sore yang menyebabkan dedaunan melambai-lambai padaku. Masih bersama dengan Popo di sebelah kiriku, ia tergeletak begitu saja.

Kupandang awan yang bergerak secara teratur beriringan dengan gumpalan awan lainnya. Dihiasi dengan sekumpulan burung yang melintasi khatulistiwa. Sungguh cerah langit sore ini.

Aku mengalihkan pandanganku ke tempat pembunuhan beberapa hari lalu. Kuingat-ingat betapa menyenangkan membunuh seekor kucing malang itu. Ke mana ya pisau bekas yang sudah digunakan untuk menusuk kucing itu? Apa Popo masih menyimpannya? Sepertinya tidak, mama tidak memberitahukan kalau ia kehilangan sesuatu miliknya, biasanya ia akan cerita.

“Popo, apa kamu masih menyimpan pisau waktu itu?” tanyaku padanya.

“Tidak.”

Benar dugaanku, mungkin ia sudah mengembalikannya.

“Bukan mungkin, Jake! Aku sudah mengembalikannya! Itu hal yang sudah pasti! Bukan sebuah kemungkinan!” Popo menatapku tajam.

“Oke, oke, maaf,” ucapku. Aku tak ingin menatap matanya.

Aku melihat buku harian yang kugenggam. Sangat usang dan sedikit berdebu walau sudah kubersihkan. Sewaktu aku menghabiskan waktu istirahatku di kamar, aku menemukan buku ini di salah satu sela-sela kayu yang terlihat sengaja tidak dipaku.

Waktu itu aku penasaran dengan itu. Aku pun melihatnya dan ya, aku menemukan buku coklat ini. Bukunya hanya dilekatkan dengan kancing magnet. Buku yang amat menarik. Aku jadi semakin penasaran dan ingin cepat membukanya. Aku ingin tau apa isi dari buku tersebut.

"Popo, bagaimana menurutmu? Apa aku harus membuka buku harian ini, ya?" tanyaku pada Popo.

Kalau aku membaca buku ini apa yang bakal terjadi ya? Kalau aku tidak membaca aku akan pemasaran.

Aku melihat ke kanan dan kiri memastikan ada orang yang melihat atau tidak. Setelah kupastikan aman, aku mulai membuka kancing magnet buku tersebut. Aku mengelus bagian depan buku tersebut sambil berkata, "Apa aku akan baik-baik saja setelah membuka buku ini ya?"

"Hm, sudahlah tidak apa. Aku percaya tidak akan ada hal buruk yang terjadi padaku," ucapku pelan.

Aku mulai membuka bagian depan buku tersebut. Pada halaman pertama bertuliskan My Diary bertandatangankan seseorang. Hm, siapa pemilik diary ini ya? Apa orang itu telah tiada? Ia meninggalkan bukunya di tempat yang jarang orang lihat.

Aku melanjutkan membacanya ke halaman selanjutnya.

8 Januari 1986
Michael membeli boneka tua di sebuah toko loak. Katanya boneka itu unik dan ia akan membersihkannya, kemudian ia akan menjual lagi di toko barang tua miliknya. Padahal aku merasa tidak enak dengan boneka itu dan melarangnya untuk membelinya.

17 Maret 1990
Hari ini, Michael bilang bahwa dia akan menikahiku dalam tiga tahun mendatang. Aku senang dengan ucapannya. Tapi, aku masih mengkhawatirkan boneka tua yang ia beli dua bulan lalu.

20 Desember 1993
Sesuai dengan kata Michael, dia menikahiku di pagi hari pada tanggal 20 Desember 1993 bertempatan di Gereja terbesar di kota tempat tinggal kami. Saat itu adalah hari terbahagiaku. Banyak sanak saudara yang datang dan juga teman-temanku dan Michael serta rekan kerja kami.

Popo Doll [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang