6

16 3 0
                                    


"Kenapa? Kenapa kau membayarnya? Apa kau memiliki motif?"

Semakin kuhimpit dia dan sangat terasa jalas hembusan nafasnya yg begitu terpacu serasa sehabis lomba lari maraton.

"Aku hanya merasa iba padamu dan juga kau sama denganku warga Korea" ujarku lembut, membuat mungkin siapa saja yg merasakannya bulukuduknya seakan berdiri.

"I...i..ba....??"gagapnya

"Iya, tapi itu bukan alasan yang tepat, alasanku adalah karena kau..." Kulihat terus matanya yang indah dengan berwarna kecoklatan dan penuh dengan ketulusan dan kasih sayang...

Deg

Perasaan macam apa ini?

Langsung kulangkahkan kaki ini mundur, dan menjauhinya. Terlihat dia sedang sesegeranya mencari udara.

"Lebih baik kau ikut aku" langsungku tarik tangannya dan ku bawa berlari

"Kau, ingin membawaku kamana?" sanggahnya di sela-sela kami berlari.

Tak ku jawab sanggahannya langsung ku ajak dia pergi.

Ku ajak dia ke dalam apertemenku.

"Apa yang ingin kau lakukan padaku eoh?" teriaknya dan langsung "Apa kau ingin melecehkanku" Sangat telek sekali dia berkata seperti itu.

"Apa??" Aku benar-benar terkejut mendengar pernyataannya, kau kira aku pria apa'an yang suka melecehkan wanita, jika itu semua terjadi mau di taruh dimana muka tampanku ini. "Sudah kau duduk di sini" Ku dudukkan dia di sofa apartemenku.

Ku langkahkan kaki ini menuju kesebuah ruangan yang hendak yg menyimpan sebuah kota yang aku cari, "Dapat"gumamku dalam hati

Langsung ku kembali menuju tempat dimana dia duduk.

"A...a...apa yang ingin kau lakukan padaku eoh?"

"Mengobatimu" jawabku santai.

Langsung ku ambil kapas dan sebuah obat luka untuk mengurangi rasa sakitnya. Kemudian ku coba mengoleskannya ke pelipisnya yang luka, namun, dia sedikit menghindar dan menolak, tapi aku mencoba meyakinkannya kalau aku bukan orang yang sejahat itu.

"Kau kira aku orang jahat? Jika aku orang jahat mungkin aku sekarang sudah membunuhmu" tapi dia tampak masih ketakutan "Kau tidak percaya... Aiss... sudahlah... aku ingin mengobatimu, mengerti!"

Lalu ku coba lagi menempelkan obat luka itu ke pelipisnya. Dengan penuh kehati-hatian. Akhirnya dia menurut, betapa senangnya diriku saat dia menurut apa yang aku inginkan.

Hening ini yang kami rasakan sekarang.

"Eumm..... siapa namamu?"ujarnya memecahkan suasana keheningan di apartemenku

"Kyuhyun, Cho Kyuhyun. Dan kau siapa namamu?"

"Lee Seo Young"

Kemudian kami saling menundukkan badan tanda hormat kami.

"Kau kenapa bisa ada di New York?"

"Aku kuliah" entengnya

"Apa? Kuliah? Kau bercanda?" Apa dia benar-benar kuliah... Tapi kalu dipikir-pikir selain kuliah jalan lain dia kesini ya...Cuma bekerja.

"Iya... Apa kau tidak percaya eoh? Memang dari tampangku tidak ada model anak kuliah. Tapi jujur aku memang anak kuliahan" Timpalnya

"Ah... Baiklah, kau di jurusan apa?"

"Jurusan seni, tepatnya seni rupa. Kalau kau?"

"Jurusan manajement bisnis, karena keluargaku berdarah pebisnis jadi aku memilih jurusan ini"

I'm Not HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang