04

36 2 0
                                    

Author pov

"Saya bersedia untuk mendonorkan darah saya" ucap seseorang di belakang zito dan ayahnya.

Mereka berbalik melihat siapa yang berbicara. Ternyata...

***

"Kalian kok disini?" Tanya zito bingung karena semua temannya dan teman zia berada disini.

Flashback on

"KAK ZIAA" teriak seseorang.

Zia yang merasa namanya dipanggil pun langsung menoleh ke sumber suara. Dan ternyata yang memanggilnya adalahh...

"FARELL" teriak zia setelah tau siapa yang meneriaki namanya. Zia langsung saja memeluk farel, zia sangat khawatir dengan keadaan farel.

"Kamu gapapa? Mana yang sakit? Ada yang lecet ga? Atau ada yang lebam?" Tanya zia bertubi tubi.

"Aku gapapa kok kak, nihh farel aja udah dibolehin pulang sama dokter" balas farel dengan senyum manisnya

"Alhamdulillah kamu gapapa" balas zia sambil memeluk farel.

"Ziaa" panggil seseorang dibelakang zia

Zia melepas pelukannya dengan farel dan melihat siapa yang memanggilnya.

"Lohh, kalian kok kesini?" Tanya zia bingung

"Kita khawatir sama lo jadi kita susulin lo kesini terus ketemu mereka" balas aurel

"Kita kesini mau jenguk bundanya zito, katanya kecelakaan. Lo tau bundanya zito dimana?" Tanya rio

"Bundanya kak zito masih ada di UGD kak, kalian mau kesana yaa. Zia ikut yaa" ucap zia

"kita juga ikut ya kak" sahut chika dan diangguki oleh luna dan aurel.

"Yaudah ayoo" balas sam.

"Zia mau jenguk bundanya kak zito ya bu. Ibu, farel sama manda pulang duluan aja nanti zia pulang sendiri" ucap zia ke ibu, farel, dan manda.

"Yaudah iya hati hati. Kalo gitu ibu pulang yaa. Ayo farel, manda" ucap ibu indah yang diangguki oleh farel dan manda.

Zia dan teman teman menyalimi ibu. Setelah ibu, farel, dan manda menghilang dari pandangan mereka langsung saja mereka berjalan ke UGD.

"Maaf ya buat kalian khawatir" ucap zia sambil menunduk.

"Santai aja kali zia. Lo kan sahabat kita ya ga?" Balas aurel yang dibalas anggukan dan senyuman yang tulus oleh luna dan chika.

Mereka mendengar ada tiga lelaki yang sedang berbicara serius tepat didepan mereka.

"Golongan darah saya B dok" ucap seorang pria yang kita yakini ayah zito.

"Golongan darah saya sama kayak ayah saya dok" ucap zito.

"Apakah ada anggota keluarga lainnya yang memiliki golongan darah sama seperti pasien" tanya dokter

"Tidak ada dok" ucap zito dengan lemas.

"Kalau begitu saya akan mencari ke rumah sakit lain" ucap dokter

"Saya juga akan mencari golongan darah AB positif dok" ucap zito dan langsung di setujui oleh ayahnya.

"Saya bersedia untuk mendonorkan darah saya" ucap zia.

Flashback off

"Ohh jadi gitu, zia lo beneran mau donorin darah lo buat bunda gue" tanya zito memastikan.

"Iya kak beneran, golongan darahku AB positif sama kayak bunda kakak" balas zia dengan senyum manisnya.

"Kalau begitu mari ikut saya" ucap dokter.

ZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang