06

34 2 0
                                    



"ZIAA DICARIIN SAMA KAK ZITO NIH" teriak teman sekelas zia membuat tawa mereka berhenti tergatikan oleh wajah bingung mereka sambil melihat kearah zia.

***

Zia merasa tidak enak, dia menatap aurel dengan tatapan tidak enak.

"Gapapa zia, sana temuin siapa tau penting. Gue percaya sama lo zi" ucap aurel yakin.

"Tapi rel..." ucap zia tak enak.

"Gapapa udah sono" ucap aurel.

Dengan berat hati zia menghampiri kak zito.

"Kenapa kak?" Tanya zia.

"Bunda gue mau ketemu sama lo, lo bisa ga? Oh iya sama aurel, luna, chika sekalian" Ucap zito.

"Pulang sekolah zia bisa kak, nanti zia tanya sama yang lain dulu" balas zia.

"Yaudah kalo gitu gue balik kelas ya, byee" ucap zito sambil berlalu pergi. Dan tepat saat itu bel berbunyi dan guru pun datang.

Tringg

"Kantin skuy" ajak luna sambil menarik kita.

"Oh iya zi, tadi kak zito kenapa?" Tanya chika selama perjalanan ke kantin.

"Oh iya zia lupa bilang. Kak zito ngajak kita ke rumah sakit bundanya kak zito yang minta. Kalian bisa?" Balas zia.

"Kita bisa kok ya ga?" Ucap luna yang di balas anggukan oleh aurel dan chika.

Sesampainya di kantin.

"Kalian pesen apa?" Tanya chika.

"Gue bakso sama es jeruk" ucap aurel

"Gue sama kayak aurel" ucap luna

"Yuk, aku bantu chik" ucap zia sambil berdiri dan langsung ditarik oleh chika.

Chika dan zia jalan beriringan sambil membawa pesanan mereka. Tidak sengaja zia menabrak orang menyebabkan minuman itu tumpah mengenai rok orang itu.

"HEH MAKSUD LO APA HAH?!" ucap seorang perempuan yang tidak zia kenalin.

"Ma-maafin zi-zia ga sengaja" ucap zia ketakutan.

"Eh eh bel, itu kan anak beasiswa" ucap seseorang yang berada disebelah orang yang ketumpahan.

"Ohh jadi lo anak beasiswa berani banget lo sama gue" ucap perempuan yang ketumpahan.

"Zia beneran ga sengaja" ucap zia

"Lo itu cuman anak miskin yang beruntung bisa sekolah disini" ucapnya.

"Dan ini balesan buat lo" ucapnya sambil menyiram zia dari atas rambut dengan minumannya.

"HEHH BERANI BANGET SIH LO BUAT GITU SAMA SAHABAT GUE" ucap chika penuh emosi

"Udah chik aku gapapa kok" ucap zia sambil menenangkan chika.

"Ayo bantu aku beresihin ini" ucap zia sambil menarik chika.

"ZIA, CHIKA" teriak beberapa orang.

"Ya Allah, ziaa kok basah semua" ucap aurel khawatir.

"Kalian semua bantu bersihin zia aja" ucap zito

"Iya kak" ucap luna sambil berlalu bersama airel, zia, chika.

"Bubar" ucap vano dingin. Mereka semua menuruti vano karena takut dengan vano.

Disisi lain

"Zia rambut lo basah kuncirnya dilepas aja ya" ucap aurel sambil melepas kunciran zia.

"Wahhh lo tambah cantik ziaa" ucap luna semangat. Yang hanya dibalas senyuman oleh zia.

"Gue ambilin baju ganti dulu di loker" ucap chika

"Ehh gausah chika" ucap zia tak enak

"Udah gapapa bentar ya" ucap chika sambil berlalu.

Zia, chika, aurel, luna berjalan menyusuri koridor dengan banyak pasang mata yang melihat.

"Wih gila mereka cantik bener dah"

"Siapa tu yang satu cantik bener dah"

"Itu zia kan?"

"Ehh iya gila cantik banget kalo kayak gitu"

Zia yang mendengar hanya mampu menunduk

"Zia jangan nunduk, cantik lo ga keliatan" ucap chika

"I-iya"ucap zia dengan senyumannya.

Tringgg

"Udah siap?" Tanya zito

"Udah" jawab mereka serempak.

"Tapi ada satu yang harus naik kendaraan umum nih" ucap rio

"Zia aja kak" ucap zia mengusulkan diri.

"Jangan zi" ucap aurel.

"Gapapa lagian zia juga udah biasa kok" ucap zia yakin.

"Zia sama gue aja" ucap seseorang dibelakang mereka. Seketika semua menengok kebelakang.

"Nahh vano dateng. Gua sama luna" ucap sam sambil menarik luna.

"Gue sama aurel, yuk rel" ucap zito sambil menarik aurel kearah motornya.

"Kita juga byee" ucap rio sambil berlalu.

"Ayo" ucap vano dingin

-Rawat Inap

Ceklekk

"Assalamualaikum" salam mereka bersama.

"Waalaikumsalam" ucap ayah dan bunda zito.

Mereka satu satu bersalaman dengan ayah dan bunda zia.

"Zia" panggil bunda zito dengan setetes air matanya.

"Iya tante. Ehh tante kok nangis" ucap zia sambil mengusap air mata bunda zito.

"Sayang, kamu tinggal dimana?" Tanya bunda zito.

"Zia tinggal di panti asuhan tante" balas zia.

"Apa benda yang paling berharga buat kamu?" Tanya bunda zito

Zia mengeluatkan sebuat kotak berwarna pink. Lalu mengeluarkan isisnya

"Ini benda paling berharga buat zia, karena dengan benda ini rasa rindu zia kepada orangtua zia bisa terobati walau hanya sedikit. Kata bu indah ini kalung yang zia pakai waktu zia ditemuin di tepi sungai hiks.. hiks.." Jelas zia sambil terisak.

"Zia hiks.. anaknya..."

——————————

Hayooooo ziaa anak siapaaa ya anak orangtua nya lah wkwkwkwk

ZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang