05

37 3 0
                                    

"Balik bareng gue aja" ucap seseorang.

***

Semua yang berada di ruangan bunda zito langsung melihat kearah orang yang mengucapkan itu.

"Ehh, engga usah kak. Aku bisa pulang sendiri kok" ucap zia sambil tersenyum kepada vano. Ya orang yang mau mengantar zia pulang adalah vano.

"Ga ada penolakan" tegas vano.

"Kita pulang duluan. Assalamualaikum" ucap vano setelah itu belalu meninggalkan ruang rawat inap bunda zito sambil menarik lembut tangan zia.

"Ehh, kita pulang dulu. Assalamualaikum" ucap zia sambil berjalan mengimbangi langkah vano.

"Itu vano bukan sih" tanya rio masih tak percaya.

"Iya itu vano, temen lo ogeb" balas sam sambil menjitak kepala rio.

"Kalo gitu kita bertiga juga mau pulang udah sore soalnya" ucap luna mewakilkan chika dan aurel.

"Kalian pulang sama siapa?" tanya sam.

"Gue pulang naik ojek online kak" balas luna.

"Gue sama kayak luna" balas chika.

"Kalo gue dijemput supir" balas aurel.

"Lo balik sama gue aja" ucap sam ke luna.

"Ehh, ga us-" ucapan luna terpotong.

"Ga ada penolakan" potong sam.

"Serah kakak deh" ucap luna pasrah.

"Nah gitu dong, kalo gitu kita pulang duluan ya. Assalamualaikum" ucap sam.

"Kita duluan ya. Assalamualaikum" ucap luna.

"Gue ikut" ucap chika, aurel dan rio bersamaan.

"Assalamualaikum" salam mereka.

"Lo balik sama gue" ucap rio ke chika sambil menarik lembut tangan chika ke arah motornya berada.

"Ehh, duluan ya" ucap chika sambil melambaikan tangannya.

"Lo gimana rel?" tanya luna

"Gue gapapa bentar lagi supir gue dateng kok" alibi aurel.

"Kita duluan ya rel" ucap sam

"Iya. Hati hati ya" ucap aurel sambil tersenyum.

Sudah tiga puluh menit aurel menunggu kedatangan supirnya, tetapi sampai saat ini supir aurel belum datang juga.

Tiba tiba ada yang menepuk pundak aurel. Reflek, aurel langsung menengok kebelakang.

"Lo belum pulang rel?" Tanya seseorang yang berada dihadapan aurel.

"Belum kak, supir gue belum jemput. Kak zito mau kemana?" balas aurel. Ya orang yang sedang berbicara dengan aurel adalah zito, kakak kelasnya sekaligus ketua osis di SMA nya.

"Gue mau pulang disuruh bokap" balas zito.

Tingg

Ada chat masuk di HP aurel. Aurel langsung mengeluarkan benda pipih berlogo apel kegigit.

Maaf mbak aurel. Mobilnya mogok ditengah jalan jadi saya tidak bisa menjemput mbak aurel. Maaf mbakk

From: pak dadang (supir aurel).

Iya pak gapapa. Aurel pulang nak ojek online aja pak. Bapak pulang aja, biar saya minta tolong montir kesana. Bapak hati hati di jalan

From: aurel

"Kenapa rel?" tanya zito ke aurel karena melihat aurel membuka aplikasi ojek online.

"Supir gue gabisa jemput gue kak. Jadi mau pulang naik ojek online aja" balas aurel.

"Ayo gue anter pulang aja. Gak ada penolakan" tegas zito sambil menarik tangan aurel. Aurel yang diperlakukan seperti itu bingung tapi tidak menutupi hatinya benar benar senang karena lelaki yang dia suka sejak masih SMP mau mengantarkannya pulang.

Disisi lain

Zia merasa sangat canggung berada di boncengan mostwanted boy di SMA nya. Zia tak menyadari bahwa dia sudah sampai ke panti asuhannya karena masih asik dengan pikirannya.

"Lo gak turun?" Tanya vano.

Karena tidak ada sahutan dari zia, vano menolah ke arah zia dan dilihatnya zia sedang melamun.

"ZIAA" teriak vano membuat zia kaget.

"Hahh, ehh apa kak" jawab zia belum menyadari bahwa sudah sampai.

"Lo masih mau gue bonceng?" Tanya vano

"Hahh" zia bingung apa maksud vano

"Ck, turun udah sampe" ucap vano dengan kesal. Zia yang baru sadar pun langsung saja turun dari motor sport vano.

"Maaf kak, zia gatau" sesal zia sambil menunduk.

"Hmm" balas vano sekenanya.

"KAK ZIAA" teriak beberapa anak kecil yang berlari dan langsung memeluk zia.

"Kok kalian masih di luar, ini kan udah sore" tanya zia.

"Kita nunggu kak zia pulang" balas salah satu adeknya zia.

"Maaf ya, kalian nungguin kakak kelamaan" ucap zia. Interaksi zia dan adek adeknya tak luput dari penglihatan vano.

"Eh iya, aku lupa masih ada kak vano. Kak vano mau mampir dulu?" tanya zia.

"Gausah gue langsung balik aja" jawab vano dengan wajah datar nan dingin.

"Makasih ya kak" ucap zia dengan senyum manisnya. Vano hanya membalas dengan deheman dan langsung pergi dari hadapan zia dan adek adeknya.

"Yuk kita masuk" ucap zia dengan semangat.

"Ayooo" balas semua adeknya dengan semangat pula.

Keesokan harinya

Zia datang kesekolah dengan rambut yang selalu dia kuncir satu dan jangan lupa senyum manisnya yang tak pernah luntur.

"Pagi aurel, chika, luna" sapa zia dengan senyumnya.

"Pagi zia" balas mereka dengan senyum yang tak kalah manis dengan zia.

"Zi.. zi.. lo tau ga" tanya luna bersemangat

"Engga tau" jawab zia polos

"Ck, main motong aja sih lo. Jadi gue kemaren dianter pulang sama kak sam. Senangg banget gue dianterin pulang sama orang yang gue suka" ucap luna dengan semangat.

"Gue juga seneng banget kemaren gue pulang dianterin kak rio. Orang yang gue suka sejak SMP nganterin gue pulang kemaren" ucap chika dengan semangat.

"Cieee. Semoga doi peka terus kalian ditembak terus pacaran dehh" doa zia

"Aamiin" ucap mereka serempak.

"Lha, kamu pulang sama siapa rel?" tanya zia.

"Gu-gue balik sama kak zito" ucap aurel malu.

"Cieee" ucap mereka bertiga bareng. Seketika pipi aurel memerah.

"Aduhhh pipinya merah, cieee" ucap zia sambil menoel noel pipi aurel.

"Ishh kalian" ucap aurel sambil menutupi pipinya dengan tangan.

Mereka tertawa dengan bahagia.

"ZIAA DICARIIN SAMA KAK ZITO NIH" teriak teman sekelas zia membuat tawa mereka berhenti tergatikan oleh wajah bingung mereka sambil melihat kearah zia.

———————————————

Hayoooo gimana kelanjutannya

Tunggu lanjutannya yaa.

Maaf gaje banget ceritanya

Makasih udah baca ZIA yaa

ZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang