Sekarang kamu memiliki banyak sekali pertanyaan yang ada di pikiranmu.
Kenapa Sophie tidak bilang bahwa Eddy dan Brett juga akan ikut? Apakah Sophie sengaja merahasiakan ini agar kamu tetap ikut pergi?
Dan tidak sampai situ. Mobil Sophie hanya muat untuk empat orang dan itu pas untuk Sophie, Eddy, serta dua temanmu lainnya sehingga kamu dipindahkan ke mobil Brett.
Tentu saja atmosfer dalam mobil Brett saat ini sungguh senyap. Kamu tidak mecoba untuk mengobrol dengan Brett karena kamu takut mengganggu konsentrasi Brett yang sedang menyetir.
"glad to see you, deskie." tiba-tiba saja Brett membuka pembicaraan namun pandangannya tidak lepas dari setir mobil.
Mau tidak mau kamu harus membalasnya. "eh, iya. Glad to see you too."
"bagaimana tangan kirimu? Sudah sembuh?" tanya Brett.
Kamu bingung. "tangan kiri ku?"
"Waktu itu kamu jatuh dari motor, tangan kirimu mengalami patah tulang. Karena butuh istirahat total, kamu terpaksa keluar dari tim orchestra. Masa kamu lupa sih?"
Kamu berooh pelan. "aku sudah sedikit lupa dengan insiden itu. Tidak ku sangka kamu masih ingat."
Brett berdecak. "tentu saja aku ingat, semenjak kamu keluar dari orchestra aku menderita tau."
Kamu yang tadinya memalingkan muka dari Brett akhirnya menoleh kearahnya. "menderita?"
Brett mengangguk. "iyaaa."
"Biasanya kita suka bercanda ditengah latihan sampai ditegur conductor, pulang latihan selalu mampir ke kios bubble tea langganan kita. Aku bahkan sampai cerita ke Eddy kalau aku merindukan kamu. "
Kamu terdiam, tidak tau harus menjawab apa.
Dia rindu padaku?
Semakin kamu memikirkan kalimat itu, ritme jantungmu mulai sedikit tidak beraturan.
Kumohon jangan perasaan ini lagi.
"are you still playing the violin?" Brett kembali bertanya kepadamu.
Kamu mengangguk pelan. "kalau sedang menganggur."
KAMU SEDANG MEMBACA
again? || brett yang
Short StoryAku? Suka padanya? i thought i already moved on from him a brett yang x reader short fiction Brett's beautiful quality pic from twosaintviolin on ig