seven

135 13 2
                                    

Sesampai nya kamu dirumah, kamu mengganti pakaian dan memasukkan kaosmu yang berlumuran darah kedalam mesin cuci bersama dengan pakaian kotor lainnya.

Kamu menyalakan ac kamar dan membaringkan tubuhmu diatas ranjang yang empuk.

"adem..." kamu memegang plester yang menempel di pipimu dan teringat saat Brett memasangkan plester padamu.

Saat kamu dapat melihat wajah Brett yang tampan dengan dekat walaupun ada lecet disekitarnya namun itu tidak mengurangi ketampanannya.

Kamu menampar dirimu. "mikir apasih aku ini!"

Kamu menghela napas. "apa iya aku suka dengannya?"

"udah ah! Mending aku latihan saja." kamu meraih violin case milikmu, membukanya, dan tuning your violin.

Sempat bingung ingin berlatih piece apa, akhirnya kamu memutuskan untuk memainkan La Mer nya Debussy.

baru sekitar 5 menit kamu bermain violinmu, ponselmu bergetar dan tertera nama Brett Yang di layar ponselmu. Kamu menaruh violin dan merogoh ponsel yang ada di dalam kantong celanamu.

Brett Yang

Hei! Sudah sampai dirumah?

[read] Hey! sudah kok

[read] kenapa emangnya?

Thank goodness.

Aku hanya ingin memastikan
kalau kamu sudah dirumah
dengan aman ^^

[read] don't worry Brett

kalau ada yang coba
macem-macem, tinggal
[read] aku tendang kepalanya

Ahahaha kamu benar juga ya

Whoops batreku lowbat, gtg

I'll chat you later!

Sure!

Chatmu yang terakhir tidak dibaca olehnya. "mungkin Brett langsung matikan ponselnya." kamu menaruh ponselmu di atas ranjang begitu saja dan mengambil violinmu untuk kembali berlatih La Mer.

belum genap 10 menit kamu bermain, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahmu.

Kamu menggerutu. "astaga apa lagi sih?! Ganggu aku latihan saja!" kamu menaruh violinmu kedalam case dan menguncinya lalu berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.

Dan ternyata yang datang adalag Sophie sambil membawa paper bag. "astaga! Badanmu penuh dengan plester!!" Ucapnya terkejut.

Sophie segera masuk kedalam rumahmu, menaruh paper bag nya diatas meja makan dan memegang tanganmu. "tidak kusangka kamu berantem separah ini!" ia kembali berseru.

"tau darimana kamu Soph?" tanyamu heran.

"Eddy cerita kepadaku kalau Brett dan kamu habis melawan pencuri." jawab Sophie.

"ya aku ga kaget sih kalau kamu bakal menang lawan pencuri itu soalnya kamu kan pemegang sabuk hitam taekwondo, tapi aku tidak menyangka luka-lukanya bakal separah ini."

kamu berooh panjang. "Eddy cerita toh kepadamu."

"Jadiii, aku membawakanmu macam-macam buah. Ada anggur, jeruk, pisang, serta apel hijau kesukaanmu." ucap Sophie menunjuk paperbag yang ia bawa tadi.

Kamu berseru senang. "waah, terima kasih ya."

"sama-sama. Oh iya kudengar Brett memasangkan plester padamu yaaa? Pasti di pipi?" tebaknya.

Kamu terkejut. "E-Eddy juga cerita padamu soal itu??!"

Sophie mengangguk. "Eddy juga bilang kalau wajahmu meraaaah banget dari Brett megang dagumu sampai dipasangin plester."

"EMANG MERAH BANGET APA WAJAHKU?!" serumu terkejut untuk yang kesekian kalinya.

sophie mengangguk kencang. Dia paling senang meledekmu saat kamu salah tingkah. "udah mengaku saja kalau kamu tuh suka lagi dengannya."

Kamu mendengus. "iyadeh aku mengaku."

"SERIUSAN KAMU SUKA SAMA BRETT?!" kini Sophie yang terkejut.

kamu mengangguk pelan, malu.

"ASIIK, ADA YANG CLBK NIH YEEEE." pekiknya sambil mengguncang bahumu.
Kamu melepaskan tangan Sophie yang memegang bahumu sambil meringis. "sakit."

"whoops maaf."

"apa itu clbk?" kamu bertanya pada Sophie.

"cblk tuh cinta lama bersemi kembali." kamu hanya merespon dengan ooh.

"Brett tau tidak kalau kamu suka padanya?"

Kamu menggeleng dengan cepat. "aku tidak mau mengatakan padanya."

Sophie ber yaah kecewa. "kenapa?"

"aku takut kalau aku mengatakan perasaanku kepada Brett nanti kejadian yang dulu terulang."

Sophie memegang tanganmu, kali ini sentuhannya terasa lembut. "apa kamu mau terus memendam perasaan ini? tidak mudah loh menyimpan sesuatu sendirian lama-lama."

"Pasti suatu saat kamu bakal mengutarakan perasaanmu karena tidak tahan." lanjutnya.

Kamu menggigit bibir bawahmu. "aku masih takut, Soph. Aku juga belum siap jika seandainya dia menolakku."

Sophie menghela napasnya. "yasudah, jangan terburu-buru kalau memang belum siap. Take your time."

again? || brett yangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang