four

145 18 2
                                    

Sesampai di taman bermain, kamu dan kelima temanmu langsung menaiki bermacam-macam permainan. Mulai dari komidi putar, kereta hantu, ayunan berputar, bebek kayuh, bianglala, hingga roller coaster.

"dan kalian harus liat ekspresi Brett saat naik kereta hantu." ucap Eddy, tertawa sambil menepuk punggung temannya itu.

Salah satu temanmu, Gilbert mengangguk, mengiyakan pernyataan Eddy. "keluar dari rumah hantu mukanya pucet banget." lalu ikut tertawa.

"punya wajah deadpan tidak menjamin bahwa ia orang yang berani." temanmu yang lain, Chloe ikut menimpal.

Brett memutar matanya malas. "yang tidak kusangka dia tidak takut sama sekali selama naik kerera hantu." ucapnya takjub sambil memegang pundak kamu.

Kamu bisa merasakan wajahmu sedikit memanas. "kamu terlalu berlebihan, Brett."

Eddy kembali mengangguk. "kamu saja yang terlalu penakut, Brett." karena kesal, Brett mencubit pinggang Eddy yang sedari tadi terus meledaknya.

Eddy pun menjerit kesakitan. "AAAA SAKIT BRETT!!" Kalian semua tertawa bersama melihat kelakuan kedua orang tersebut.

"Hey bagaimana kalau kita berfoto dulu sebelum pulang?" tanya Gilbert sambil mengeluarkan kamera dari tasnya.

Kamu mengangguk. "boleh tuh."

Sophie meminta tolong kepada seorang wanita paruh baya untuk memfoto kalian berenam di depan bianglala.

Setelah berfoto bersama, tiba-tiba Sophie punya sebuah ide.

"Hey! Kenapa kamu tidak foto berdua dengan Brett?"

Kamu terkejut. "a-aku?" Gilbert mengangguk setuju.

"Iya! Kamu kan best deskie nya Brett, ayo sini aku fotoin."

Kamu mendengus kesal. "sengaja banget Sophie." gumammu. Lalu segera berdiri disamping Brett dengan jarak sekitar 10 senti.

"deketan lagi dong!" seru Gilbert. Kamu menghembuskan napas, mendekati Brett hingga lengan kirimu menyentuh lengan kanan Brett.

Gilbert menggerutu. "bergaya dong! Kaku banget kayak kanebo kering."

Tiba-tiba saja tangan kanan Brett merangkul dirimu dan tangan kirinya membentuk peace.

"ayo gaya dong!" bisiknya pelan. Lalu tersenyum kearah kamera.

Kamu sudah tidak bisa mengatur ritme detak jantungmu karena jantungmu berdebar sangat cepat, kupu-kupu di perut mu mulai bergejolak.

Tanpa berbicara, kamu hanya tersenyum menatap kamera Gilbert.

"sudah! Mari kita pulang." ajak Gilbert sambil memasukkan kameranya kedalam tas. Brett pun melepas rangkulan nya lalu berjalan mengikuti Gilbert dan yang lainnya.

Lalu Eddy menghampiri kamu. "apa kau senang sekarang?" tanyanya dengan nada yang pelan, takut Brett mendengarnya.

"kenapa?" tanyamu heran.

"Kamu kan suka padanya." ucap Eddy memasang smirk di wajahnya.

"T-tidak kok!" kamu mengelak sambil memalingkan wajahmu dari tatapan Eddy.

"Bohong! Tadi wajah kamu memerah tau saat Brett merangkul dirimu." ia mulai meledek kamu. "Saat naik bianglala saja kamu terus menatap wajah Brett, aku memperhatikan looooh."

Lagi-lagi kamu berbohong padanya. "perasaan kamu saja, Ed."

again? || brett yangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang