five

135 14 2
                                    

Kamu menyeruput bubble tea milikmu sambil memikirkan soal kemarin.

Saat Brett mengatakan bahwa ia merindukan kamu.

Saat Brett memujimu pemberani.

Dan tentu saja, saat Brett merangkul dirimu ketika foto bersamanya.

Kamu menyadari bahwa jantungmu selalu berdebar-debar ketika kamu berada di dekatnya.

"aah masa iya aku suka lagi dengannya?!"

"suka dengan siapa?"

Kamu terkejut kemunculan Brett yang tiba-tiba saja ada di belakangmu, sambil tersenyum ia segera duduk di kursi kosong yang ada di depanmu. "aku duduk sini ya." ucapnya.

Kamu masih terdiam dengan tangan kananmu menempel di dada sambil mengatur napasmu.

Brett sepertinya merasa bersalah kepadamu. "ah maaf, gara-gara aku ya?"

"sudah, tidak apa-apa kok." kamu melihat ia tidak membawa bubble tea di tangannya. "kamu tidak beli?"

"inginnya begitu, tapi yang choco hazelnut sudah habis." jawab Brett sambil membetulkan kacamatanya yang melorot.

Kamu pun menyodorkan bubble tea mu yang masih ada setengah gelas. "buat kamu saja, Brett."

Ia menerima bubble tea milikmu, dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "serius?"

Kamu mengangguk. "aku sudah kenyang." ia berseru senang seperti anak kecil yang mendapat hadiah.

"yeeeayyy makasiiii." lalu ia segera meminum bubble teanya sambil menatapmu.

"ada apa?" tanyamu, takut ada sesuatu di wajahmu.

"nothing, aku suka saja melihat wajahmu."

Kamu langsung salah tingkah mendengarnya, pipimu mulai memanas. "apaansih Brett?!" seru mu sambil menutup wajahmu dengan kedua telapak tangan.

Ia tertawa. "ih serius tau!"

"terserah lah." kamu bangkit dari kursi, menaruh tote bag mu di pundak lalu pergi meninggalkan Brett sendirian.

"eeeeh mau kemana??" tanyanya.

"jalan-jalan."

"ikut dong!" Brett segera bangkit dari kursi dan menyusulmu.

Kamu bertanya pada Brett. "kenapa kamu tidak ke apartemenmu?"

"tadi aku sedang jogging, pas sampai depan apartemen pintu nya dikunci terus ada pesan dari Eddy bahwa ia sedang pergi kerumah kakaknya sebentar."

Kamu berooh pelan. Itu menjelaskan mengapa Brett hari ini memakai celana pendek karena biasanya dia selalu pakai celana panjang.

"kamu tidak punya kunci apartemen?" kamu kembali bertanya.

"punya, tapi tadi pagi aku tinggalkan di celana yang satu lagi di kamarku."

"ooh."

"Ngomong-ngomong, kita udah lama ga jalan berdua begini." ucapnya sambil menaruh kedua tangannya di kepala bagian belakang. "kangen deh."

Jantung mu mulai berdebar-debar.

Oh tidak, jangan lagi. Katamu dalam batin.

Tiba-tiba saja, seorang pria berbadan besar memakai topi menjambret tasmu dan lari membawa tas milikmu.

"Hei!" seru mu.

"tunggu sini!" titah Brett dan segera berlari mengejar pencuri itu. Kamu tidak mau diam saja, kamu ikut berlari mengejar Brett yang sudah jauh di depanmu.

"sepertinya mereka mengarah ke jalan buntu." kamu mempercepat larimu menuju jalan buntu, khawatir terjadi apa-apa pada Brett.

Dan benar saja, sesampainya kamu disana, kamu melihat Brett sudah terkapar lemas dengan lebam di sekitar tangan dan kakinya.

Karena geram kamu berlari kearah pencuri sambil menendang dadanya dengan kencang. Pria itu pun terjatuh dan tas mu ikut lepas dari genggamannya.

Kamu mengambil tasmu, menaruhnya di dekat Brett, lalu berdiri di depannya untuk melindungi Brett.

"Brett, kamu tidak apa-apa?" tanyamu khawatir. Ia mengangguk.

"awas!" seru Brett.

Pria itu melayangkan pukulan kearahmu, dengan cepat kamu bisa menghindar dan menendang kaki kirinya sampai ia terjatuh lagi.

Tapi ia segera bangkit kembali dan kembali melayangkan beberapa pukulan padamu.

Ada pukulan yang bisa kamu hindar, ada juga yang mengenai wajah dan tanganmu.

Pukulan terakhir darinya mengenai hidungmu hingga darah segar mengalir dari dalam hidungmu.

Kamu menjerit kesakitan, namun kamu tidak menyerah. Kamu menendang kearah wajahnya, namun tidak kena.

"ha! Tendanganmu meleset." ledeknya.

Kamu tersenyum, lalu menghempaskan kakimu dan tumitmu mengenai tepat diatas kepalanya sehingga pria itu tersungkur diatas aspal.

"anda tidak tau tendangan cangkul? payah." ucapmu membalas ledekannya. Tak lama datang dua polisi dan segera memborgol pria itu.

Salah satu polisi bercerita bahwa ada sepasang suami istri yang melihat pria itu menjambret tasmu dan segera melapor pada polisi yang kebetulan sedang berpatroli di sekitar situ.

again? || brett yangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang